Breaking News:

Terkini Nasional

Pandangan M Qodari soal Isu Reshuffle terhadap Moeldoko dan Mentan Syahrul Yasin Limpo

Isu reshuffle atau pergantian kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali muncul.

Youtube/Apa Kabar Indonesa tvOne
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menyampaikan pandangannya terkait munculnya isu reshuffle terhadap Kepala Staf Presiden dan Menteri Pertanian Yasin Limpo. 

TRIBUNWOW.COM - Isu reshuffle atau pergantian kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali muncul.

Dilansir TribunWow.com, nama Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan Menteri Pertnian (Mentan) disebut masuk dalam isu reshuffle tersebut.

Menanggapi hal itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menyampaikan pandangannya.

Gestur santai Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko yang tersenyum saat menanggapi tudingan keterlibatan kudeta Partai Demokrat, Rabu (3/2/2021).
Gestur santai Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko yang tersenyum saat menanggapi tudingan keterlibatan kudeta Partai Demokrat, Rabu (3/2/2021). (Capture KOMPASTV)

Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Diisukan Bakal Direshuffle, Sahroni: Tidak Menarik kalau Ada yang Memaksa

Baca juga: Viral Uang Redenominasi Bergambar Presiden Jokowi, BI: Kelihatannya Ini Anak-anak Iseng di TikTok

M Qodari menyebut Jokowi setidaknya membutuhkan dua pertimbangan untuk mengganti menteri ataupun pejabatnya.

Dirinya mencontohkan kasus pergantian menteri di Kementerian Agama, yakni dari Fachrul Razi menjadi Yaqut Cholil Qoumas.

"Sebetulnya dari Presiden sendiri juga sering kali ada kebutuhan objektif untuk melakukan akomodasi politik," ujar M Qodari, dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Senin (8/2/2021).

"Misalnya seperti Menteri Agama, di satu sisi memang ada sekian kontroversi dari Pak Fachrul Razi, tapi saya kira memang akhirnya Presiden melihat bahwa suara-suara dari Nahdlatul Ulama (NU) itu memang kencang," jelasnya.

"Dan akhirnya itu diakomodasi."

Selain memiliki variabel merupakan bagian dari NU, variabel lain dari seorang Yaqut menurut M Qodari adalah memiliki kelebihan yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi dan kondisi kemasyarakatan, khususnya berkaitan dengan isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

"Tetapi biasanya itu tidak berdiri sendiri harus ada minimal dua variable yang juga relevan pada saat bersamaan."

"Di satu sisi Yaqut Cholil Qoumas ditarik sebagai Nahdlatul Ulama."

"Tetapi di sisi lain ada sitasi kondisi kemasyarakatan yang membutuhkan figur yang dirasa berani, kuat, tegas seperti Yaqut untuk menghadapi situasi dan kondisi yang sangat dinamis," terangnya.

Baca juga: Akibat Isu Kudeta Demokrat, Refly Harun Sebut Moeldoko Bisa Maju di Pilpres 2024: Siapa Nomor Satu?

Sementara itu terkait kasus Moeldoko dan Syahrul Yasin Limpo, M Qodari juga menyakini setidaknya harus ada dua alasan untuk mengganti keduanya.

"Jadi soal reshuffle sekarang ini, misalnya Pak Moeldoko, ada satu teriakan dari Partai Demokrat. Satu (variabel), apalagi?" kata M Qodari.

"Mentan, oke sekarang lagi ada ribu-ribut soal harga pupuk, tapi dari Mentan ke Mentan harga pupuk selalu jadi isu."

Halaman
12
Tags:
M QodariSyahrul Yasin LimpoMoeldokoreshuffleReshuffle Kabinet
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved