Isu Kudeta Partai Demokrat
NasDem Disebut Dukung Moeldoko Jadi Capres 2024, Zulfan Lindan Justru Sarankan Bentuk Partai Baru
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Zulfan Lindan tanggapi tudingan pihaknya mendukung KSP Moeldoko untuk maju di Pilpres 2024.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Zulfan Lindan tanggapi tudingan pihaknya mendukung Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko untuk maju di Pilpres 2024.
Dilansir TribunWow.com, Zulfan membantah bahwa NasDem merestui Moeldoko, termasuk kaitannya dengan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.
Hal itu disampaikannya dalam acara Sapa Indonesia Malam, Minggu (7/2/2021).

Baca juga: Yakin Moeldoko Dalangi Kudeta Demokrat, Herzaky Mahendra: Kalau Bukan Kepala KSP, Keliling Laku Gak?
Baca juga: Bahas Isu Kudeta Demokrat, Eks Staf KSP Singgung 3 Jenderal Pernah Gagal Rebut Partai, Siapa Saja?
Menurutnya tidak mungkin partai sekelas NasDem mendukung calon yang tidak memiliki elektabilitas.
"Kita kan tahu hasil survei untuk sementara ini, itu kan memang nama Moeldoko tidak muncul," ujar Zulfan Lindan.
"Tentu kalau tidak muncul kok tiba-tiba Partai NasDem, kita ini kan punya 9 persen lebih suara di parlemen, tentu tidak sembarangan mencalonkan orang untuk menjadi calon presiden," jelasnya.
Meski begitu, melihat kondisi politik yang begitu dinamis, Zulfan Lindan mengakui siapapun termasuk Moeldoko memiliki peluang untuk maju di Pilpres 2024.
"Kita akan lihat dari berbagai segi figur untuk kita dukung," katanya.
"Soal kuda hitam itu kan boleh saja, situasi itu bisa terjadi."
Dirinya lalu mencontohkan nasib Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"SBY dulu tidak ada yang menyangka akan menjadi presiden, tiba-tiba ada satu peristiwa politik kemudian dia bisa muncul menjadi seorang presiden," ungkapnya.
Baca juga: Survei Elektabilitas Partai Politik: Demokrat Melesat, PDIP Anjlok, Pengaruh Isu Kudeta?
Lebih lanjut, dalam persoalan Moeldoko, ia menyarankan supaya yang bersangkutan lebih baik membentuk partai baru.
"Ketika mereka memang tidak bisa mendapatkan kepemimpinan secara formal melalui mekanisme partai, mereka membentuk baru," harap Zulfan Lindan.
"Saya kira Pak SBY juga seperti itu."
"Kita menyarankan kepada Pak Moeldoko, kalau memang ingin maju sebagai seorang calon presiden, kalau tidak memungkinkan mengambil partai yang ada, bentuk partai baru saja, enggak mahal kok," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 6.13:
Herzaky Mahendra: Kalau Bukan Kepala KSP, Keliling Laku Gak?
Di sisi lain, politisi Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyoroti posisi Moeldoko sebagai kepala Kantor Staf Presiden (KSP).
Herzaky yakin betul bahwa Moeldoko mewakili pemerintah pusat dalam melakukan kudeta Partai Demokrat.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Kompas TV, Senin (8/2/2021).
"Ini ada gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa," ujar Herzaky.
"Dan ini dilakukan oleh faktor eksternal."
Baca juga: Soal Isu Kudeta, Deddy Sitorus Tak Terima Demokrat Seret Jokowi: Ketemu Moeldoko Sana, Tanya
Herzaky menyebut Demokrat tak asal menuduh Moeldoko terlibat dalam isu kudeta.
Menurutnya, ada sejumlah saksi yang melapor keterlibatan orang terdekat pemerintah dalam rencana kudeta Demokrat.
"Faktor eksternal ini menurut para saksi yang melaporkan ke kami bahwa salah satunya adalah orang dekat kekuasaan," kata Herzaky.
"Ini jadi masalah besar menurut kami."
Herzaky menambahkan, Demokrat tak ambil pusing soal sejumlah kader senior yang ikut membela Moeldoko.
Ia mengatakan, Demokrat sangat memaklumi hal itu.
Baca juga: Kader Demokrat di Daerah Disebut Ingin Mengganti Kepemimpinan AHY, Herzaky Bela AHY: Tuai Apresiasi
Baca juga: Tak Cuma AHY, Pengamat Sebut Moeldoko pun Diuntungkan dalam Isu Kudeta Demokrat: Presiden Kena Getah
"Kalau sekedar ada satu, dua kader senior yang cuap-cuap di media ya itu dinamika," ucap dia.
"Dari kami juga tidak menjadi hal yang besar, biasa saja, mungkin ada yang cari perhatian atau cari makan, sah-sah aja."
"Tapi yang menjadi masalah besar karena ada orang dekat kekuasaan ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Herzaky mengatakan, posisi Moeldoko di KSP memungkinkan melakukan kudeta terhadap Demokrat.
Selain itu, ia juga menyinggung soal banyaknya dukungan staf KSP lain pada Moeldoko dalam isu ini.
"Sekarang kalau Pak Moeldoko sebagai individu, bolehlah Pak Moeldoko mulai besok enggak jadi kepala KSP."
"Kira-kira kalau Beliau keliling laku enggak nama dia ke kader kami atau partai lain?"
"Yang kedua, katanya bukan KSP, tapi yang kami bingung kemudian mendadak ada staf ahli KSP yang komentar membela Pak Moeldoko," ucap Herzaky menyudahi. (TribunWow/Elfan/Jayanti)