Isu Kudeta Partai Demokrat
Herzaky Klaim Ada Aliran Uang di Pertemuan Kader Demokrat dengan Moeldoko, Segini Besarannya
Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengonfirmasi isu adanya aliran dana dalam upaya penggulingan partainya.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Komunikasi dan Strategi (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengonfirmasi isu adanya aliran dana dalam upaya penggulingan partainya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan kepada Dosen Sosiologi Politi Universitas Indonesia (UI) Arief Munandar dalam kanal YouTube Bang Arief, Jumat (5/2/2021).
Diketahui pihak Demokrat menuding Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menemui sejumlah kadernya untuk membicarakan upaya perbuatan makar.

Baca juga: Tak Terima Moeldoko Disasar Demokrat karena Orang Dekat Jokowi, Ruhut Sitompul: Lihat Gaya Mereka
Moeldoko sendiri mengakui adanya pertemuan tersebut, tetapi ia membantah adanya pembicaraan kudeta.
Selain itu, beredar isu ada sejumlah uang yang dijanjikan jika para kader Demokrat mendukung makar.
"Yang ingin saya klarifikasi juga, ini disebut melibatkan sejumlah uang tertentu," singgung Arief Munandar, atau yang akrab disapa Bang Arief.
Ia menyebut ada dugaan dana tersebut sudah diserahkan sebagian melalui down payment (DP).
Rencananya jika mereka menerima uang tersebut maka harus mendukung penunjukan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
Untuk diketahui, KLB hanya dapat dilakukan jika disetujui anggota partai.
Sementara itu Moeldoko tidak tercatat sebagai kader Demokrat.
"Ada tawaran-tawaran uang kalau bersedia mendukung, bahkan ada DP-nya. Saat tanda tangan mendukung (kudeta), nanti akan dikasih selebihnya ketika Pak Moeldoko sudah terpilih jadi ketua umum lewat KLB," kata Arief.
"Apakah ini benar? Ada dasar yang kuat untuk dugaan ini?" tanya dia.
Baca juga: Beredar Isu Moeldoko Minta Jabatan ke SBY Jadi Ketum Demokrat, Marzuki Alie Ngaku Namanya Terseret
Herzaky menyebut isu itu sudah dikonfirmasi.
Ia mengaku pihaknya mendapat informasi dari pengakuan kader Demokrat sendiri.
"Iya, benar. Itu disampaikan kepada mereka ada penuturan dan ada barang buktinya juga, bahwa sudah ada DP juga yang sudah diserahkan," ungkap Herzaky Mahendra.
Ia menyebut besaran dana yang ditawarkan paling kecil Rp100 juta untuk Ketua DPC Demokrat di berbagai daerah.
Namun untuk Ketua DPD Demokrat jumlahnya lebih besar lagi.
"Sempat disebutkan jumlahnya adalah untuk yang Ketua DPC adalah Rp100 juta, yang di-DP adalah Rp30 juta," kata Herzaky.
"Ketua DPD beda lagi karena levelnya provinsi, lebih tinggi," lanjut dia.
Selain itu ada pula biaya akomodasi menuju tempat pertemuan.
"Ini di luar uang lain-lain. Maksudnya di luar tiket, pesawat, di luar penginapan, makan, dan macam-macam," terangnya.
"Kami dapat informasi," tambah Herzaky.
Lihat videonya mulai menit 11.00:
Moeldoko Klarifikasi soal Pertemuan di Hotel Aston Rasuna
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko kembali buka suara soal isu mengambil alih kekuasaan Partai Demokrat secara paksa.
Awalnya ia mengaku ada sejumlah eks kader Demokrat yang bertamu ke rumahnya.
Namun pihak Demokrat mengatakan lokasi pertemuan sebenarnya terjadi di Hotel Aston Rasuna, Jakarta.
Baca juga: Sebut Demokrat Fitnah Banyak Orang termasuk Dirinya, Moeldoko: Saya Ingatkan, Hati-hati
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Moeldoko mengakui memang ada pertemuan di hotel-hotel.
Hal itu diakui Moeldoko saat konferensi pers di kediamannya, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (3/2/2021).
"Beberapa kali loh masanya. Ya ada di hotel ada di mana-mana. Engga terlalu penting lah," kata Moeldoko.

Moeldoko menegaskan pada pertemuan-pertemuan itu dirinya bukanlah pihak yang mengundang.
"Intinya aku datang diajak ketemu wong saya biasa di kantor saya itu setiap hari menerima orang, menerima berbagai kelompok di kantor saya," katanya.
Mantan Panglima TNI itu merasa tidak ada yang aneh soal adanya pertemuan di hotel.
"Jadi apa yang salah? apa mau pertemuan di mana hak saya. ngapain ikut campur? gitu," katanya.
Terkait sejumlah nama yang diungkit oleh pihak Demokrat seperti Johny Allen hingga Nazarudin, Moeldoko mengaku tidak tahu.
"Saya enggak peduli itu siapa, wong saya itu hanya datang, ngobrol saja," katanya.
Baca juga: Minta AHY Tak Bebani Jokowi soal Urusan Partai Demokrat, Ruhut Sitompul: Beliau Sedang Kerja Keras
Sebelumnya diberitakan Partai Demokrat mengaku memiliki bukti yang cukup bahwa Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko hendak mengambil alih kekuasaan Demokrat secara paksa.
Namun rencana tersebut disebut Demokrat bocor lantaran para kader yang dikumpulkan untuk mengambil alih paksa ternyata masih loyal kepada Ketua Umum Demokrat saat ini, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam satu pekan terakhir, disebut ada sejumlah orang datang silih berganti ke Jakarta dalam rangka merancang pengambil alihan kekuasaan Partai Demokrat secara paksa.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron dalam acara SAPA INDONESIA MALAM, Selasa (2/2/2021).
Pertemuan untuk merencanakan pengambil alihan secara paksa itu diketahui diadakan di Hotel Aston Rasuna Jakarta.
Herman menyebut, dinamika internal partai sebenarnya sudah biasa, namun kali ini menjadi tidak biasa karena melibatkan eksternal partai.
"Ini lain karena ada eksternal partai yang ingin mengambil alih kepemimpinan secara paksa melalui KLB," ujar dia. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)