Isu Kudeta Partai Demokrat
Sesalkan Sikap Moeldoko soal Kudeta Demokrat, Herzaky: Jangan Dibenturkan AHY Versus Jokowi
Kepala Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengaku menyesalkan sikap dari pejabat pemerintah, dalam hal ini KSP Moeldoko.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengaku menyesalkan sikap dari pejabat pemerintah, dalam hal ini adalah Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Dirinya menyesalkan seorang Moeldoko justru memiliki maksud buruk untuk mengudeta Demokrat.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Indonesia Bicara 'Official iNews', Kamis (4/2/2021).
Baca juga: Merasa Difitnah Terlibat Kudeta AHY, Marzuki Alie Peringatkan soal Perpecahan: Bahaya bagi Partai
Baca juga: Andi Mallarangeng Terbahak saat Luhut Ngaku Lupa Pernah Minta Jabatan ke SBY: Lupa Kan Bisa Benar
Meski begitu, ia meminta untuk tidak mengaitkan atau bahkan membenturkan hal itu dengan pemerintah ataupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait alasan Ketua Umum Agus Harimuti Yudhoyono (AHY) mengirimkan surat ke Jokowi, menurut Herzaky bukan mengadu atau curhat, melaikan untuk meminta klarifikasi atas keterlibatan pejabatnya dalam rencana mengambil alih Demokrat.
"Tidak, ini jangan dibenturkan katakanlah antara AHY versus Jokowi atau versus istana atau biru versus merah," ujar Herzaky.
Begitupun dengan Moeldoko, Herzaky membantah memiliki konflik dengan mantan Panglima TNI tersebut.
Ia mengaku hanya menyayangkan dan menyesalkan langkah yang diambil Moeldoko kaitannya dengan keinginan maju di Pilpres 2024.
"Kalau kami tidak melihatnya seperti itu, kami tidak merasa punya konflik dengan beliau (Moeldoko)," kata Herzaky.
"Hanya yang kami sayangkan kok seperti ini berlakunya, ada pejabat yang dekat dengan presiden, kemudian malah berbicara mengenai agenda pilpres dan mengambil alih kekuasaan dari kepemimpinan yang sah di Demokrat," ungkapnya.
"Itu tidak etis gitu lho," pungkasnya.
Baca juga: Herzaky Pertanyakan Peran Senior Demokrat, Marzuki Alie Tak Terima: Jangan Dianggap Tidak Bekerja
Dalam kesempatan itu, Herzaky juga mengaku tidak ingin partainya bernasib seperti partai-partai lain yang mengalami perpecahan.
Ia mencontohkan PAN dan PKS.
"Bukan curhat, karena ada praktek-praktek yang terjadi di partai-partai sebelumnya."
"Ini bukan hanya bicara mengenai Demokrat, tetapi mengenai praktik demokrasi di Indonesia. Kalau kita diam-diam saja, bisa kejadian seperti Berkarya, atau seperti Golkar dan bahkan pecah kayak PAN dan PKS," jelasnya menutup.
Simak videonya mulai menit ke- 5.07
Marzuki Alie Peringatkan soal Perpecahan: Bahaya bagi Partai
Mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie ikut disebut terlibat dalam gerakan mengudeta pimpinan partai.
Menanggapi tudingan itu, ia memberikan bantahan dan merasa bahwa dirinya difitnah.
Marzuki Alie lantas memberikan peringatan kepada Demokrat soal kemungkinan adanya perpecahan partai.
Hal itu disampaikannya dalam acara Prime Talk 'MetroTV', Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Herzaky Pertanyakan Peran Senior Demokrat, Marzuki Alie Tak Terima: Jangan Dianggap Tidak Bekerja
Baca juga: Minta Demokrat Anggap Santai soal Manuver Moeldoko, Max Sopacua: Kalau Mau Maju 2024 Biarkan Saja
Dalam kesempatan itu, dirinya mengaku enggan untuk memberikan penilaian terhadap kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia menambahkan lebih memilih memberikan pengamatan dan melihat hasilnya pada Pilpres 2024 mendatang.
"Saya tidak berada di dalam kepengurusan, jadi saya tidak mau menilai," ujar Marzuki Alie.
"Nanti 2024 itu yang akan membuktikan keberhasilan seorang pimpinan partai," imbuhnya.
"Sepanjang dia tidak melanggar aturan partai, melanggaran anggaran dasar dan rumah tangga, kita tidak ikut dalam urusan-urusan internal kepengurusan partai," jelasnya.
Marzuki Alie kemudian sedikit menyoroti kepemimpinan AHY selama kurang lebih satu tahun.
Menurutnya, AHY dinilai kurang dalam mengendalikan para anggotanya, khususnya dalam berbicara di media sosial.
"Biarkan mereka bekerja, supaya bisa bekerja dengan baik karena memimpin partai ini tidak mudah, banyak sekali intrik," kata Marzuki Alie.
"Kemampuan pemimpin mengendalikan anggota-anggota ini penting. Ini yang saya lihat kurang," ungkapnya.
"Bicara di media sosial, bahasa yang tidak menggambarkan karakter partai Demokrat yang bersih, cerdas, dan santun."
Baca juga: Selain Moeldoko, Ruhut Sitompul Beberkan Pertemuan Kader Demokrat dengan Luhut, Bicarakan Apa?
Lebih lanjut, Marzuki Alie menyebut kondisi di Demokrat sudah memburuk lantaran banyak fitnah yang muncul.
Ia lantas mengingatkan kemungkinan adanya perpecahan di tubuh Demokrat.
"Apalagi sekarang dipenuhi dengan isu dan fitnah. Ini bahaya bagi partai ini, kalau fitnah ini terus dikembangkan dan tidak ada sanksi hukum maka partai ini akan pecah pasti," kata Marzuki Ali.
Marzuki Alie mencontohkan kasusnya sendiri yang sedang dihadapi saat ini, yakni terkait gerakan kudeta Demokrat.
"Bagaimana seorang Sarif Hasan, dia anggota mejlis tinggi memfitnah saya, menyebut nama saya bagian dari rencana kudeta," terangnya.
"Kedua Rachland Nashidik menyampaikan juga, satu di antara lima itu Marzuki Alie, terakhir Herman Heron."
Tidak tinggal diam atas fitnah yang didapat, Marzuki Alie mengaku akan meminta pertanggungjawaban atas tudingan tanpa bukti tersebut.
"Sekarang saya minta mereka buktikan, kalau tidak bisa buktikan dan Pak SBY tidak memberikan sanksi secara organisasi, maka pasi saya akan melakukan langkah hukum," harapnya.
"Supaya partai ini jadi benar, jangan partai ini dibiarkan penuh dengan fitnah," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 24.47
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)