Breaking News:

Isu Kudeta Partai Demokrat

Alasan Demokrat Surati Jokowi terkait Kelakuan Moeldoko, Andi Mallarangeng: Prosedur dari Pak Lurah?

Politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng menjelaskan alasan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengirim surat kepada Presiden Jokowi.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne
Politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng menjelaskan alasan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengirim surat kepada Presiden Jokowi, Selasa (2/2/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng menjelaskan alasan ketua umum partainya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Apa Kabar Indonesia di TvOne, Selasa (2/2/2021).

Diketahui sebelumnya AHY menyebut ada percobaan kudeta dari dalam dan luar Partai Demokrat.

Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko, Kamis (12/11/2020).
Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko, Kamis (12/11/2020). (Channel YouTube Kompas TV)

Baca juga: Seret Nama Jokowi, Eks Waketum Partai Demokrat Sentil AHY dan Para Kader: Selesaikan secara Elegan

Pernyataan itu turut menyeret pejabat tinggi yang kini berada di pemerintahan Jokowi, yakni Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Menurut Andi Mallarangeng, Moeldoko sempat bertemu dengan sejumlah tokoh yang diduga hendak merencanakan makar terhadap Partai Demokrat.

"Kalau dia bilang itu (kapasitasnya sebagai) Moeldoko sendiri, coba lihat bajunya pakai lencana apa dia sekarang itu?" tanya Andi Mallarangeng, menyinggung saat itu Moeldoko memakai lencana KSP.

"Waktu dia bilang konferensi pers itu pakai lencana pejabat tinggi negara. Selalu dia bilang dirinya ini Moeldoko," katanya.

"Posisinya adalah KSP, lingkaran dalam Istana," tambah mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga ini.

Ia menilai Moeldoko secara sukarela dan aktif terlibat dalam pertemuan yang dilakukan di sebuah hotel di Kuningan, Jakarta Selatan pada 27 Januari 2021.

Tidak hanya itu, Andi menyebut Moeldoko sudah melakukan manuver politik.

"Kalau dia melakukan gerakan politik sementara posisinya sudah posisi politik," ucap Andi.

"Pertanyaannya, bagaimana kita bedakan ini? Pribadi Moeldoko atau posisinya sebagai KSP?" lanjutnya.

Baca juga: Moeldoko Disebut Ingin Manfaatkan Demokrat untuk Jadi Capres 2024, Herman: Sudah Menyebut Nama

Berbekal alasan itu, Partai Demokrat menyurati Jokowi untuk memberi klarifikasi.

Ia juga menyinggung kemungkinan keterlibatan Jokowi dalam tindakan Moeldoko.

"Makanya kita mikir surat, Ketua Umum AHY mengirimkan surat menanyakan kepada Pak Presiden Jokowi. Menanyakan, mencari klarifikasi apa benar ada prosedur dari Pak Lurah (Jokowi)?" tanya Andi.

"Mudah-mudahan enggak benar. Artinya kalau begitu cuma Pak Moeldoko saja, nih," jelas dia.

Tidak hanya itu, ia menilai tindakan makar semacam ini layaknya manuver politik yang umum terjadi di Orde Baru.

"Tapi ini 'kan perilaku kekuasaan model Orde Baru," komentar Andi.

Andi menambahkan, ia menyoroti Moeldoko berperan aktif dengan datang langsung ke lokasi pertemuan.

Diketahui pertemuan itu dihardiri kader aktif Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun, Moeldoko, para Ketua DPC Partai Demokrat Kalimantan Selatan, dan eks kader Muhammad Nazaruddin.

Lihat videonya mulai dari awal:

Moeldoko Minta Nama Jokowi Tak Dibawa-bawa

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, menjawab tudingan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sebelumnya, AHY menyebut pejabat di sekitar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah bekerja sama dengan sejumlah oknum untuk mengambilalih Partai Demokrat.

Terkait hal itu, Moeldoko menyampaikan bantahannya.

Pasalnya, nama Moeldoko disebut-sebut sebagai pejabat Jokowi yang berperan di balik gerakan pengambilalihan Partai Demokrat.

Baca juga: Tanggapan Moeldoko soal Isu Keterlibatan dalam Gerakan Kudeta Demokrat: Jangan Mudah Baper

Baca juga: Jawab Tudingan Demokrat, Moeldoko: Jangan Sedikit-sedikit Ganggu Pak Jokowi dalam Hal Ini

Melalui konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021), Moeldoko menyebut Jokowi bahkan tak tahu apa pun soal isu gerakan ini.

Karena itu, ia meminta semua pihak untuk tak menyangkutpautkan isu ini dengan Jokowi.

"Beliau (Jokowi) dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini bukan selaku KSP," ujar Moeldoko, dikutip dari Kompas.com, Senin (1/2/2021)

Tak hanya itu, Moeldoko juga meminta Partai Demokrat berhenti menuding istana.

Ia juga memperingatkan Partai Demokrat agar tak mengusik Jokowi.

"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan, sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini," terang Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu lantas menceritakan awal mula tuduhan itu dilayangkan kepadanya.

Baca juga: Singgung Sikap PKS dan PAN, Refly Harun: Mengapa Kemudian Demokrat Harus Diambil Alih?

Baca juga: Sehari Sebelum AHY Umumkan Gerakan Kudeta Demokrat, SBY: Banyak Cara Berpolitik yang Bermoral

Moeldoko mengaku ada sejumlah orang datang padanya secara bergantian.

Ia berupaya menyambut tamu itu tanpa mengetahui maksud kedatangan mereka.

"Berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa saya juga enggak mengerti," ungkap Moeldoko.

"Dari obrolan-obrolan itu biasanya saya awali dari pertanian karena memang saya suka pertanian."

"Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi. Ya saya dengarkan saja."

Ia mengaku turut prihatin mendengar curhatan para tamu tersebut.

Setelah pertemuan itulah, muncul sejumlah isu soal Partai Demokrat.

Menurutnya, sejak saat itulah namanya terus digunjingkan.

"Saya sih sebetulnya prihatin ya dengan situasi itu. Sebab saya juga bagian yang mencintai Demokrat," jelas Moeldoko.

"Ya Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan itu ya silakan saja. Saya tidak keberatan." (TribunWow.com/Brigitta/Tami)

Tags:
Andi MallarangengPartai DemokratJokowiMoeldokoAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved