Terkii Daerah
Respons Edy Rahmayadi soal Penjagalan Kucing di Medan, Akui Belum Paham soal Aturan Hukumnya
Penjagalan kucing yang terjadi di Medan, Sumatera Utara (Sumut) cukup menghebohkan hingga viral.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Penjagalan kucing yang terjadi di Medan, Sumatera Utara (Sumut) cukup menghebohkan hingga viral.
Bagaimana tidak, kucing yang qodratnya sebagai hewan peliharaan justru dipotong-potong, baik dijual dagingnya maupun dikonsumi sendiri oleh orang yang bersangkutan.
Hal itu lantas mendapatkan tanggapan dari Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Baca juga: Kasus Jagal Kucing di Medan Akhirnya Ditangani Polisi, sang Pemilik: Semoga Diadili Seadil-adilnya
Baca juga: Belum Selesai Kasus Jagal Kucing, Kini Muncul Video Pria Diduga Curi Anjing dengan Cara Memukulnya
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kompas Pagi, Sabtu (30/1/2021), Edy mengakui kejadian penjagalan kucing itu sebagai perbuatan yang tidak lazim.
Menurutnya, kucing merupakan hewan peliharaan yang harusnya diperlakukan dengan baik.
Ditambah lagi dikatakannya bahwa kucing memang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.
"Kucing itu kan bukan konsumsi orang, kucing itu adalah binatang peliharaan," ujar Edy Rahmayadi.
"Ya tak boleh (dikonsumsi), pasti tak boleh," tegasnya.
Meski begitu, Edy Rahmayadi mengaku masih bingung soal aturan hukum terkait kasus tersebut.
Dirinya hanya memastikan penjagalan kucing melanggar etika dan estetika.
"Walaupun saya belum mengerti arturan hukumnya bagaimana. Tapi estetika dan etika itu sangat buruk," jelasya menutup.
Sementara itu menurut Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi mengaku sudah menerima laporan dari pelapor, Sonia yakni pemilik kucing yang diduga ikut dipotong oleh terduga pelaku.
Setelah itu, ia menyebut akan menindaklanjuti laporan dari Sonia dengan memanggil beberapa saksi dan mengumpulkan bukti-bukti yang ada.
"Sudah memintai keterangan dari pelapor itu sendiri, kemudian saudaranya yang tinggal satu rumah," kata Hadi.
"Dan rencananya hari ini memanggil dua orang lagi untuk dimintai keterangan.
Baca juga: Terduduk Lemas, Tangis Sonia Pecah Temukan Kucing Peliharaannya Tak Bernyawa di Dalam Karung
Baca juga: Suami Siram Istri yang Hamil 9 Bulan dengan Air Keras, Seorang Anaknya Juga Kena
Terbongkar dari Sonia yang Kehilangan Tayo Seharga Rp 12 Juta
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (29/1/2021), kasus tersebut terbongkar oleh salah seorang pemilik kucing bernama Sonia yang kehilangan kucing peliharaannya.
Setelah dilakukan pencarian, kucing jenis persia yang diberi nama Tayo itu mengarah pada seorang warga yang dikenal hobi makan daging kucing maupun anjing.
Informasi tersebut didapat oleh seorang tetangganya yang mengetahui kabar tersebut.
Atas dasar itu, Sonia bersama saudaranya mencari Tayo di sebuah alamat yang didapat.
"Pertama saya tanya ke tetangga saya, katanya ada 2 anak-anak yang melihat kucingnya dimasukkan ke dalam goni."
"Memang orang sini semua pada tahu kalau misalnya bapak yang ini suka motongin kucing dan anjing untuk dikonsumsi, biasanya untuk sekalian minum tuak gitu, biasanya," kata Sonia kepada wartawan, Kamis (28/1/2021).
Sesampainya di alamat tujuan, Sonia mengaku tidak menemukan orang yang bersangkutan.
Hanya saja dirinya melihat sebuah karung goni penuh cairan merah yang diduga berupa darah berada di depan rumah tersebut.
Benar saja, ketika dibuka, isi dari karung tersebut adalah potongan kepala kucing yang jumlahnya tidak hanya satu.
"Terus saya tanya, apa ini, Pak. Itu anjing kak, bukan kucing, kata keluarganya. Karena kami penasaran, kami buka aja kan ternyata di situ banyak kepala kucing," kata Sonia.
"Kemarin saya pas buka ada sekitar 4 atau 5 kepala kucing terus saya juga merasa salah satu kucing saya ada di situ," jelasnya.
Baca juga: Pengakuan Warga soal Tempat Jagal Kucing di Medan, Tunjukkan Bagian Tubuh Hewan Mengambang di Parit
Menyusul hal itu, Sonia mengaku sudah memberikan laporan kepada pihak kepolisian.
Dalam laporannya, disebutkan bahwa Sonia (28) kehilangan satu ekor kucingnya yang merupakan kucing Persia Big Bone warna hitam putih.
Sonia juga menyebutkan mengalami kerugian atas kehilangan kucing persianya sebesar Rp 12 juta.
Sementara itu menurut seorang warga, Henroy Panggabean menyebut bahwa ditempat tersebut memang kerap dilakukan pemotongan kucing.
"Sering di sini. Tiap hari. Motongnya di sini. Kucing kecil tak mau diambilnya. Jadi kepalanya dan isinya dibuang," ujar Henroy Panggabean ketika ditemui di lokasi pada Kamis (28/1/2021) siang.
Menurutnya karena hanya daging kucingnya yang diambil, sehingga isi perut berupa usus dibuang.
Dirinya menunjukkan tempat pembungan usus yang berada di parit. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)