Terkini Nasional
Angka Kematian Kasus Covid-19 DKI Tinggi, Anies Siapkan 17 Ribu Petak Makam: Berharap Tak Digunakan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku sudah menyiapkan 17 ribu petak makam untuk jenazah pasien Covid-19.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sudah menyiapkan 17 ribu petak makam untuk jenazah pasien Covid-19.
Menurutnya, langkah tersebut diambil mengingat tingginya kasus kematian akibat Covid-19, khususnya di Ibu Kota.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kabar Petang, Kamis (28/1/2021), Anies menyebut ada dua kriteria jenazah yang dimakamkan di pemakaman khusus Covid-19.

Baca juga: Soal Rumah Sakit Covid-19 Penuh, Anies Baswedan Punya Gambaran Lain: Padahal Bukan Penuh
Baca juga: Lebih Peka ke Warga seusai Positif Covid-19, Anies Baswedan: Allah Lengkapkan Pengalaman Itu
Yakni mereka yang memang meninggal karena Covid-19 dan mereka yang masih diduga terpapar Covid-19.
Menurutnya, untuk kriteria yang kedua terjadi lantaran hasil tes Covid-19 pasien belum keluar saat meninggal.
Anies mengatakan keduanya harus dimakamkan dengan protokol Covid-19.
"Dalam catatan kita yang sudah dilayani dengan prosedur Covid-19 ini ada 13.586 pelayanan pemakanan," ujar Anies.
"Ini selama bulan Maret 2020 sampai dengan Januari 2021."
Meski sudah menyiapkan sebanyak 17 ribu petak makam, Anies berharap lahan tersebut tidak digunakan.
"Jadi saat ini kita sudah menambahkan untuk bisa melayani 17 ribu petak makam," kata dia.
"Ini tersebar dalam enam tempat pemakaman umum (TPU). Jadi kita siapkan tempatnya, sekaligus kita berharap tidak harus digunakan," harapnya.
Dirinya menambahkan bahwa pembangunan 17 ribu petak makam tersebut tidak bisa dilakukan secara otomatis, melainkan akan dikerjakan bertahap.
Baca juga: Penjelasan Anies Baswedan soal Isu Serahkan Penanganan Covid-19 ke Pusat: Tidak Sedikitpun Bergeming
Lebih lanjut, Anies kembali menyinggung soal kriteria pemakaman dengan protokol kesehatan.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kemudian memberikan catatan terkait kriteria pemakaman Covid-19.
Dikatakannya jika pemakaman pasien Covid-19 dilakukan dengan mengacu pada kriteria dari Kementerian Kesehatan, maka tidak perlu menyiapkan 17 ribu tempat.
"Karena (berdasarkan kriteria Kemenkes) sekitar 3.500 yang dimakamkan selama ini, tapi kalau menurut pengalaman kita (pemakanan dengan protokol kesehatan) ada 13 ribu," jelas Anies.
"Selisihnya banyak antara yang diakui sebagai Covid-19 dan mereka yang oleh rumah sakit ditemukan atau didiagnosis kemungkinan besar Covid-19."
"Untuk aman kita gunakan data pemakanan yang menggunakan protokol Covid-19," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 18.17:
Pandangan Anies soal RS Penuh: Padahal Bukan Penuh
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tanggapi soal kabar rumah sakit Covid-19 disebut banyak yang penuh.
Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan mengaku mempunyai gambaran lain.
Dirinya menyebut bukan rumah sakitnya yang penuh melainkan karena kapasitas untuk pasien Covid-19 terbilang sangat kecil.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Kamis (27/1/2021).

Baca juga: Pamer Logo Baru PKS, Mardani Ali Sera Salah Sebut Jabatan Anies: Gubernur Indonesia, Eh Salah
Dalam kesempatan itu, Anies mulanya menyinggung soal kapasitas rumah sakit Covid-19 di Ibu Kota.
Dikatakannya bahwa keterpakaian rumah sakit di DKI Jakarta sendiri sudah melebihi batas rekomendasi dari WHO, yakni sudah terisi 86 persen.
Hanya saja menurut Anies, 24 sampai 30 persen merupakan pasien dari luar DKI.
Melihat kondisi tersebut, Anies lantas mendorong kepada semua pemerintah daerah untuk bisa mengoptimalkan rumah sakit yang ada di daerahnya.
"Beberapa waktu lalu kita mendorong agar pemerintah-pemerintah di berbagai wilayah bekerja lebih intensif dengan pemerintah pusat, untuk didukung karena pemerintah sangat membantu," ujar Anies.
Anies kemudian mencontohkan langkah yang dilakukan di Jakarta.
Ia mengaku dengan bantuan pemerintah pusat melalui gugus tugas dan Kementerian Kesehatan bisa merubah rumah sakit umum menjadi rumah sakit Covid-19.
Selain itu, juga termasuk menambah kapasitas di beberapa rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19.
Anies mengaku saat ini untuk setiap rumah sakit, terdapat 63 persen dari kapasitasnya untuk penanganan Covid-19.
Baca juga: Pengamat Prediksi Anies Baswedan Bakal Rugi jika Tantang Risma di 2024: Lemah Tak Punya Jabatan
"Jadi rumah sakit yang menangani Covid-19 bisa menambah tempat tidur untuk pasien Covid-19 dengan dukungan pemerintah pusat," kata Anies.
"Bila daerah-daerah memanfaatkan seperti Jakarta memanfaatkan pemerintah pusat, insyaallah warganya bila terpapar Covid-19 bisa dirawat di daerahnya."
Terkait sebutan banyak rumah sakit yang penuh, Anies mengungkapkan pandangan lainnya.
Menurutnya kondisi yang tepat untuk menggambarkan kondisi rumah sakit saat ini adalah bukan penuh, melainkan kapasitas untuk pasien Covid-19 memang cukup kecil.
"Saya berikan ilustasi, ada rumah sakit di sebuah wilayah, kapasitasnya 200 tempat tidur misalnya, lalu mereka 10 persen dipakai untuk Covid-19, jadi 20 tempat tidur untuk pasien Covid-19," jelas Anies.
"Ketika 20 tempat tidur ini penuh, lalu mereka ada pasien Covid-19, tidak bisa ditangani di tempat itu, terpaksa dikirim ke Jakarta, pasti menyebutnya rumah sakitnya penuh, padahal bukan penuh, tapi jatah untuk pasien Covid-nya penuh."
"Bila kapasitasnya ditingkatkan, jadi 20-30 persen, maka orang dari daerah itu bisa dirawat di daerahnya, tidak perlu dikirim ke Jakarta," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)