Breaking News:

Virus Corona

Lebih Peka ke Warga seusai Positif Covid-19, Anies Baswedan: Allah Lengkapkan Pengalaman Itu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku kini lebih bisa bersimpati kepada pasien Covid-19 seusai merasakan rasanya positif Covid-19.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
instagram/@aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kunjungi RSUD Kramat Jati, Kamis (28/1/2021). Terbaru, Anies Baswedan mengaku menjadi lebih bersemangat menangani Covid-19 setelah merasakan sendiri jadi pasien Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku kini lebih bisa bersimpati terhadap para pasien Covid-19.

Hal itu dikarenakan dirinya sudah pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang terpapar Covid-19.

Berkaca dari pengalamannya sebagai penyintas Covid-19, Anies menyoroti pentingnya kecepatan dalam penanganan pasien Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjawab soal adanya isu yang menyebut meminta pemerintah pusat mengambil penanganan Covid-19 di Ibu Kota.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjawab soal adanya isu yang menyebut meminta pemerintah pusat mengambil penanganan Covid-19 di Ibu Kota. (Youtube/metrotvnews)

Baca juga: Pengamat Prediksi Anies Baswedan Bakal Rugi jika Tantang Risma di 2024: Lemah Tak Punya Jabatan

Hal itu diungkapkannya dalam PRIME TALK, metrotvnews, Rabu (27/1/2021).

"Saya sebagai survivor Covid ini," kata Anies.

"Saya pernah merasakan betapa tidak sederhananya terkena Covid itu."

Anies bercerita kala itu dirinya mulai merasakan gejala Covid-19 pada hari ketiga seusai positif Covid-19.

"Saya statusnya sedang, jadi ada yang tanpa gejala, rendah, sedang, berat," terangnya.

"Dalam situasi begitu perlu pelayanan cepat."

Anies mengatakan, kini dirinya makin serius menangani masalah Covid-19.

"Saya sesudah terkena Covid ini malah jadi makin serius, makin all out, makin bisa bersimpati," ujar dia.

"Allah lengkapkan pengalaman itu," sambungnya.

"Dari policy making (membuat kebijakan), (hingga) jadi pengalaman pasien."

Ia lalu menyoroti masalah yang kini dialami sejumlah daerah di Indonesia.

Anies mengatakan penting bagi daerah-daerah lain untuk mengkonversikan rumah sakit mereka supaya bisa digunakan untuk menangani pasien Covid-19.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu merasa kasihan apabila warga dari luar Jakarta harus datang ke Ibu Kota hanya karena di wilayah sekitar mereka tidak tersedia rumah sakit yang mampu menangani pasien Covid-19, sehingga harus dirujuk ke Jakarta.

"Yang perlu dilakukan adalah mengubah agar bisa untuk Covid," ujarnya.

Anies meminta kepada daerah-daerah lain untuk berkoordinasi bersama pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19, dalam hal ini adalah Gugus Tugas Covid-19 yang dikepalai oleh Letjen TNI Doni Monardo.

"Lalu tenaganya (nakes) ditambah, dari gugus tugas nasional dipimpin Pak Doni luar biasa membantu," kata Anies.

"Tinggal kita kontak mereka, tolong bantu, pasti dibantu," ujarnya.

Baca juga: Pamer Logo Baru PKS, Mardani Ali Sera Salah Sebut Jabatan Anies: Gubernur Indonesia, Eh Salah

Simak video selengkapnya mulai menit ke-16.58:

Sebut 24 Persen Pasien Luar Daerah Isi RS di Jakarta

Pada segmen sebelumnya, Anies menanggapi soal kabar yang menyebut dirinya mengeluh dan menyerahkan penanganan Covid-19 di Jabodetabek kepada pemerintah pusat.

Dilansir TribunWow.com, Anies mengatakan bahwa yang dimaksud bukan Jabodetabek, melainkan hanya Debotabek.

Sehingga dikatakannya untuk DKI Jakarta sendiri tetap menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

"Ja-nya dihilangkan dalam pernyataan itu, yang dibicarakan adalah Debotabek," ujar Anies, dalam acara Prime Talk 'MetroTV', Rabu (27/1/2021).

Anies mengatakan bahwa penyebab tingginya tingkat keterisian rumah sakit atau fasilitas kesehatan di Jakarta karena juga menampung pasien dari luar Ibu Kota.

Dirinya menyebut dari tingkat keterisian rumah sakit yang mencapai 84 persen, 24 persennya berasal dari luar Jakarta.

"Apa yang terjadi? Ketika kapasitas rumah sakit terus meningkat, maka kami ini menghandel 24 sampai 30 persen pasien di Jakarta adalah dari luar Jakarta," kata Anies.

"Jadi kalau tadi disebutkan angka keterisian rumah sakit 84 sampai 86 persen, kalau itu hanya warga DKI maka itu 60 persen," jelasnya.

"Karena yang 24 persen itu dari luar Jakarta."

Baca juga: Bantah DKI Kewalahan, Anies Ungkit Wanti-wantinya Dulu soal Covid-19: Banyak yang Bilang Menakuti

Menurut Anies persoalan tersebut terjadi lantaran kapasitas rumah sakit di daerah luar Jakarta tidak sebanyak yang ada di Ibu Kota.

Termasuk juga dari jumlah tenaga kesehatannya.

Maka dari itu, Anies mengatakan persoalan itulah yang diharapkan bisa dikoordinasikan dengan pemerintah pusat untuk peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan.

"Nah itulah yang perlu didukung. Ini di luar wilayah DKI, jadi kalau itu adalah wilayah DKI pasti bagian dari persiapan kita," ungkap Anies.

"Bayangkan dari 8 rumah sakit, lalu menjadi 30-an rumah sakit, lalu menjadi 80-an rumah sakit dan sekarang 101 rumah sakit. Itu tidak bisa mendadak."

"Karena itu kaitannya dengan wilayah sekitar Jakarta adalah perlunya dukungan agar ada percepatan kapasitas testing, kemudian penambahan kapasitas tracing," jelasnya.

Lebih lanjut, Anies menyebut bahwa kondisi tersebut secara langsung dapat mempengaruhi penanganan Covid-19 di Jakarta.

"Saat ini kenyataannya banyak yang harus ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan sehingga warga Jakarta yang harus mendapatkan perawatan juga mengalami tantangan," kata Anies.

"Itu sebabnya kita ingin agar dukungan dan koordinasi antara pusat dengan Jakarta itu bisa dilakukan di kota-kota lain sehingga kesiapannya serupa dengan di Jakarta," pungkasnya. (TribunWow.com/Anung/Elfan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Anies BaswedanVirus CoronaCovid-19DKI JakartaAnies Baswedan Positif Covid
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved