Terkini Nasional
Bahas Kasus Natalius Pigai, Refly Harun Harap Tak Ada Lagi Relawan Mengatasnamakan Jokowi-Maruf Amin
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan bahasan terkait kasus dugaan rasisme terhadap mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan bahasan terkait kasus dugaan rasisme terhadap mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Diketahui, terduga pelaku adalah Ketua Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin), Ambroncius Nababan yang menyandingkan foto Natalius Pigai dengan foto gorila.
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun mulanya menyinggung soal keberadaan relawan-relawan yang masih mengatasnamakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Baca juga: Diduga Lakukan Rasisme ke Natalius Pigai, Relawan Pro Jokowi-Maruf: Bukan Hina Masyarakat Papua
Baca juga: Natalius Pigai Jadi Korban Rasisme, Refly Harun Soroti Latar Belakangnya: Wajar Prihatin soal HAM
Melalui kanal YouTube pribadinya, Refly Harun, Senin (25/1/2021), dirinya menyebut bahwa tidak berhak lagi para relawan maupun swasta untuk mengatasnamakan Jokowi dan Ma'ruf Amin.
"Seharusnya pasca-Pilpres 2019 kemarin harusnya tidak ada lagi relawan-relawan yang mengatasnamakan Jokowi dan Maruf Amien," ujar Refly Harun.
"Karena Jokowi dan Maruf Amien itu sekarang sudah Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia sehingga tidak boleh lagi namanya digunakan oleh kelompok-kelompok swasta di luar negara," jelasnya.
Refly Harun mengaku tidak mempermasalahkan adanya para relawan.
Hanya saja jika memiliki tujuan untuk membantu mensukseskan program pemerintah, Refly Harun tidak membenarkannya.
Karena menurutnya, kedudukan dari relawan tidak masuk sebagai struktur resmi pemerintahan.
"Dan juga aneh kalau memang masih ada relawan-relawan seperti itu, karena kalau misalnya adalah mensukseskan program pemerintahan maka harus dilakukan oleh struktur resmi pemerintahan," kata Refly Harun.
"Kementerian maupun lembaga, kemudian gubernur, bupati/wali kota dan instansi di daerah yang memang memiliki legitimasi dan kewenangan untuk melakukan itu," imbuhnya.
Baca juga: Viral Rasisme pada Natalius Pigai, Refly Harun Kritik Jokowi: Belum Mampu Jadi Presiden Seutuhnya
Sementara itu terkait persoalannya yang justru menyerang dan bahkan diduga melakukan rasisme terhadap Natalius Pigai, menurut Refly Harun sudah di luar batas.
Dirinya menambahkan, terlebih yang dipersoalkan atau diperdebatkan adalah terkait vaksin Covid-19 yang sebenarnya merupakan hak bukan kewajiban.
"Katakanlah alasan dari Ambroncius karena dia merasa marah Natalius Pigai menolak vaksin Sinovac, lah apa urusannya dengan yang bersangkutan," ungkapnya.
"Bukankah vaksinasi itu adalah sebuah program pemerintah, kalau masyarakat merasa was-was yang bisa saja memberikan kritik."
"Masayarat yang tidak mendukung itu, itu urusan negara untuk mempersuasinya. Jadi tidak boleh bentrok horisontal," jelasnya menutup.
Simak videonya mulai menit ke-12.48:
Relawan Pro Jokowi-Maruf: Bukan Hina Masyarakat Papua
Ketua Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin), Ambroncius Nababan berurusan dengan pihak kepolisian Bareskrim Polri atas dugaan ujaran rasisme, Senin (25/1/2021).
Dugaan rasisme tersebut ditujukkan kepada mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Melalui akun Facebooknya, Ambroncius Nababan mengunggah foto dengan menyandingkan Natalius Pigai dengan foto gorila.

Baca juga: Natalius Pigai Jadi Korban Rasisme, Refly Harun Soroti Latar Belakangnya: Wajar Prihatin soal HAM
Baca juga: Dugaan Rasisme ke Pigai, Refly Harun: Yang Dihina Pendukung Jokowi Barangkalai Langsung Ditangkap
Kemudian dalam keterangannya dituliskan bahwa vaksin Sinovac dibuat untuk manusia bukan untuk gorila.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com.com, Senin (25/1/2021), Ambroncius mengaku bahwa unggahannya tresebut bukan bermaksud menghina masyarakat Papua secara umum.
Namun dikatakannya hanya ditujukkan secara perorangan, yakni khusus kepada Natalius Pigai.
"Jadi berkembang isunya sebenarnya itu hanya untuk untuk pribadi. Jadi saya dengan pribadi Natalius Pigai."
"Jadi sekarang sudah mulai berkembang saya melakukan perbuatan rasis. Sebenernya saya bukan rasis. Saya juga diangkat warga Papua. Saya juga sebagai anak Papua. Jadi gak akan mungkin saya melakukan rasis kepada suku Papua apalagi ke NP," ujar Ambroncius di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (25/1/2021).
Secara pribadi, dirinya mengaku geram dengan Natalius Pigai.
Alasannya menurutnya karena Natalius Pigai ini sering memberikan kritik terhadap pemerintah, termasuk yang terbaru terkait vaksinasi Covid-19.
"Sebenarnya sudah banyak saya baca tentang Natalius yang selalu menyerang pemerintah, kami Pro Jamin ini adalah profesional jaringan mitra negara. Jadi kami sebagai mitra negara yang resmi diakui oleh Kemenkuham RI."
"Kami berkewajiban juga untuk sebagai pembantu memantau juga mengawas juga mengawal," kata Ambroncius.
Baca juga: Viral Rasisme pada Natalius Pigai, Refly Harun Kritik Jokowi: Belum Mampu Jadi Presiden Seutuhnya
Menurut Ambroncius sikap kritis yang dilakukan Natalius Pigai, khususnya soal vaksin sudah berlebihan.
Ia menyebut sikap Natalius Pigai bukan lagi sebagai bentuk kritis melainkan sudah termasuk provokasi.
"Artinya orang menolak itu wajar karena namanya hak asasi. Tapi jangan diekspose keluar sehingga menimbulkan provokasi seakan-akan vaksin ini tidak baik vaksin ini berbahaya sehingga kawan-kawan yang dari daerah ini turun ini melaporkan kepada saya 'pak ketum, tadi di daerah itu mendapatkan hambatan masalah vaksin karena ada statemen dari beberapa tokoh di Jakarta," jelasnya.
"Di situlah saya geram gitu ya, marah gitu ya. Kok ada orang yang mengatakan vaksin Sinovac itu tidak baik. Sehingga di daerah kendalanya ya itu tadi, banyak yang gak percaya dan ini dampaknya bagi kita, ya pandemi ini akan lama lagi karena banyak orang indonesia yang gak percaya vaksin," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)