Terkini Nasional
Dugaan Rasisme ke Pigai, Refly Harun: Yang Dihina Pendukung Jokowi Barangkalai Langsung Ditangkap
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menanggapi soal dugaan rasisme yang ditujukan kepada Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menanggapi soal dugaan rasisme yang ditujukan kepada Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Dilansir TribunWow.com, beredar di media sosial soal unggahan dari akun Ambroncius Nababan yang menyandingkan foto Pigai dengan foto gorila.
Dalam keterangannya, Ambroncius mengatakan bahwa vaksin Sinovac dibuat untuk manusia bukan untuk gorila.
Baca juga: Tolak Disuntik Vaksin Pemerintah, Natalius Pigai Pilih Beli di Luar Negeri: Mau 10 Juta, 20 Juta
Baca juga: Eks Komnas HAM Natalius Pigai soal Tewasnya Laskar FPI: Mereka Itu Ditembak, Bukan Tertembak
Refly Harun menilai apa yang dilakukan oleh Ambroncius sudah sangat menghina terhadap Pigai.
"Ini kan sangat-sangat menghina sekali," ujar Refly Harun.
Oleh karena itu, dirinya mempertanyakan sikap dari pemerintah ataupun langkah yang diambil oleh aparat penegah hukum.
Refly Harun lantas membandingkan jika kondisi itu dialami oleh pendukung pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Karena diakui bahwa memang Pigai dikenal kerap memberikan kritik pedas kepada pemerintah, terbaru adalah kaitannya dengan vaksin Covid-19.
"Pertanyaannya adalah bagaimana menyelesaikan persoalan ini," tanyanya.
"Ada spekulasi begini, seandainya di balik yang dihina adalah pendukung Jokowi barangkalai orang tersebut langsung ditangkap," kata Refly Harun.
"Tapi karena yang dihina ini pengkritik Presiden Jokowi dan yang menghina adalah pendukung Jokowi kita tidak tahu apa yang dilakukan aparat keamanan," imbuhnya.
Baca juga: Buka Suara soal Aturan Jilbab bagi Siswi Non-Islam, Eks Walkot Padang: Dari Dulu Tak Ada yang Protes
Meski begitu, Refly Harun secara pribadi mengaku bukan yang setuju dengan lapor-melapor dan saling memenjarakan.
Menurutnya, di dalam sebuah negara demokrasi saling kritik dan menyuarakan pendapat merupakan hal yang wajar.
Namun terkait yang dialami oleh Pigai, Refly Harun menyebut bukan lagi menjadi sebuah kewajaran.
"Tapi masalahnya adalah apa yang dilakukan Ambroncius Nababan itu sangat keterlaluan," tegasnya.
Oleh karenanya, Refly Harun berharap ada kesadaran dari aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus dugaan ujaran rasisme tersebut.
"Mudah-mudahan aparat penegak hukum memahami dan kemudian ada sense of justice di sana," harapnya.
"Yang saya inginkan bahwa kalau memang penegak hukum baik inisiatif menganggap ini sebuah pelanggaran hukum maka penegak hukum itu sendiri yang memiliki kesadaran tanpa perlu didorong-dorong."
"Tetapi kalau Natalius Pigai sendiri yang merasa terhina sebaiknya Natalius sendiri yang mengadukan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 15.42
Tolak Vaksin Pemerintah, Natalius Pigai Pilih Beli di Luar Negeri
Di sisi lain, sebelumnya, Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, secara terang-terangan tidak ingin disuntik vaksin Covid-19 yang diumumkan pemerintah saat ini.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Minggu (17/1/2021).
Dilansir TribunWow.com, Pigai mulanya membahas soal pertanyaan apakah vaksinasi itu menjadi hak atau kewajiban bagi setiap warga negara.
Baca juga: Khawatirkan Diskriminasi Vaksin Covid-19, Haris Azhar: Menteri Dikasih yang Bagus, Dilapisi Emas
Baca juga: Muncul Wacana Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Perjalanan, Benarkah? Ini Kata Kemenkes
Dirinya menyebut bahwa vaksinasi merupakan sebuah hak yang oleh bisa ditentukan masing-masing pribadi.
Dalam kesempatan itu, Pigai juga mengaku tidak menolak untuk disuntikkan vaksin.
Dirinya juga menghargai langkah dari pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan bagi warga negaranya.
"Artinya saya tidak menolak dan kita respek adanya keinginan baik pemerintah di dalam pelayanan kesehatan," ujar Natalius Pigai.
"Tapi jangan salah langkah, jangan memaksa," imbuhnya.
Setelah itu, wartawan senior Karni Ilyas menanyakan soal pilihan vaksin apa yang akan sebenarnya diinginkan.
"Seandainya divaksin, Bung Pigai itu pilih vaksin yang mana?," tanya Karni Ilyas.
Menjawab hal itu, Pigai dengan tegas mengatakan tidak ingin divaksinasi dengan vaksin yang diumumkan oleh pemerintah saat ini.
Sedangkan diketahui, pemerintah sendiri mengumumkan akan menggunakan tujuh jenis vaksin, di antaranya adalah AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNTech, Sinovac hingga vaksin buatan sendiri yang diproduksi PT Bio Farma.
Baca juga: Netizen Malaysia Iri, Bandingkan Kecepatan Vaksin Covid-19 di Indonesia dan Singapura
"Yang jelas saya tidak pilih vaksin yang diumumkan pemerintah hari ini," jawab Pigai.
"Karena mereka sudah terlanjur menciptakan vaksin itu di dalam pro dan kontra," jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya justru mengaku lebih memilih untuk mencari vaksin dari luar negeri.
"Saya pergi cari saya bisa beli sendiri, mau 10 juta, 20 juta yang penting saya bisa hidup, tapi saya kasih vaksin itu ke dokter Indonesia karena kita juga ikuti nasionalisme," kata Pigai.
"Tapi menyangkut hak hidup saya, saya sehat atau tidak, ditentukan oleh diri saya sendiri," tegasnya menutup.
Simak videonya mulai menit ke-20.20:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/eks-komisioner-komnas-ham-natalius-pigai-menanggapi-insiden-penembakan.jpg)