Breaking News:

Listyo Sigit Prabowo Calon Kapolri

IPW Soroti Penunjukkan Komjen Listyo Sigit Jadi Calon Tunggal Kapolri: Melompati 3 Angkatan

IPW tampak menyoroti penunjukkan Komjen Listyo Sigit Prabowo oleh Presiden Jokowi menjadi calon tunggal kapolri.

Dok. Divisi Humas Polri
Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo saat konferensi pers di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Kamis (17/9/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane memberikan analisa terhadap penunjukkan Komjen Listyo Sigit Prabowo oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon tunggal kapolri.

Neta, mempertanyakan parameter dan pertimbangan apa yang digunakan oleh Jokowi dalam menetapkan Komjen Listyo Sigit.

Terlebih, penunjukkan Komjen Listyo Sigit menjadi calon kapolri hal itu berarti telah 'melangkahi' sejumlah jenderal lain yang leboh senior.

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat menjalani Fit and Proper Test di Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Presiden Jokowi menunjuk calon tunggal Kapolri Listyo Sigit.
Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo saat menjalani Fit and Proper Test di Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Presiden Jokowi menunjuk calon tunggal Kapolri Listyo Sigit. (YouTube DPR RI)

Baca juga: 5 Catatan Penting ICJR untuk Calon Kapolri Listyo Sigit, Termasuk Lindungi Korban Kekerasan Seksual

Dalam hal ini, IPW melihat ada dualisme sikap Jokowi dalam menetapkan seorang kapolri.

"Dualisme ini bisa membuat bingung kalangan internal kepolisian. Pertama, saat Jokowi mengangkat Idham Azis menjadi Kapolri, padahal masa dinas Idham Azis tinggal setahun tiga bulan lagi. Tapi tetap diangkat Jokowi menjadi Kapolri. Kedua, saat akan mengangkat Sigit menjadi Kapolri, dengan masa pensiun hingga 2027," ujar Neta S Pane di Jakarta, Selasa (19/1/2021)

Meskipun pengangkatan seorang kapolri adalah hak prerogatif Presiden, kata Neta, sebaiknya harus ada tolak ukur yang jelas.

"Jika tidak, kasihan institusi polri. Orang-orang di lingkungan kepolisian bisa makin bingung. Dengan diangkatnya Sigit menjadi Kapolri, IPW berharap mantan Kabareskrim itu bisa menata sistem kaderisasi polri agar tidak jomplang dan para senior tidak merasa terbuang," ujarnya.

Pengaturan sistem kaderisasi ini katanya diperlukan agar ada keseimbangan dan untuk menghindari gejolak atau apatisme di jajaran kepolisian.

"Jika tidak ditata dan dibuat keseimbangan, para senior akan merasa tersisih dan terbuang, mengingat Sigit melompati tiga angkatan sekaligus dengan masa pensiun yang sangat panjang," ujarnya.

Yakni Sigit melompati Akpol 88B, Akpol 89, dan Akpol 90.

Baca juga: Jalani Fit and Proper Test, Komjen Listyo Sigit Sebut Dirinya Didampingi Para Senior: Polri Solid

Di sisi lain, teman satu angkatan Sigit di Akpol 91 sudah banyak pula yang menjadi jenderal bintang dua dan memegang posisi strategis di polri.

"Melihat kiprah Sigit selama ini, IPW berkeyakinan mantan ajudan Jokowi itu punya kemampuan untuk menata organisasi polri dan mau mendengar masukan banyak pihak untuk membawa polri lebih promoter," katanya.

Publik menurut Neta, memang harus bersabar menunggu polri paradigma baru ditangan kapolri Sigit.

Harapan ini penting disandarkan mengingat begitu banyaknya persoalan di eksternal kepolisian yang akan dihadapi Sigit ke depan.

"Jangan sampai konsentrasi Sigit dalam menghadapi berbagai persoalan di masyarakat, menjadi buyar gegara rumit dan njelimetnya persoal di internal kepolisian," ujar dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Listyo SigitNeta S PaneIndonesia Police Watch (IPW)JokowiIdham Azis
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved