Vaksin Covid
Akui Ada Pihak yang Tak Pecaya dan Tolak Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Ungkap 3 Faktor Penyebabnya
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengakui ada dua pihak berbeda dalam merespons hadirnya vaksin Covid-19.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengakui ada dua pihak berbeda dalam merespons hadirnya vaksin Covid-19.
Menurutnya, dua pihak tersebut adalah yang merespons secara rasional dan emosional.
Dilansir TribunWow.com, pihak yang merespons secara rasional adalah mereka yang percaya manfaat dari vaksin.

Baca juga: Istana Sebut Jokowi akan Disuntik Vaksin Covid-19 oleh Dokter Kepresidenan dan Dinkes DKI
Baca juga: LIVE STREAMING Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19 Hari Ini Pukul 10.00 WIB, Keluarga Tak Ikut
Sedangkan yang merespons secara emosional adalah mereka yang cenderung tidak percaya dan bahkan menolak diberikan vaksin.
Hal itu dijelaskan Ridwan Kamil melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Rabu (13/1/2021).
Ridwan Kamil lantas menjelaskan alasan munculnya pihak-pihak yang tidak mempercayai adanya vaksin Covid-19.
Disebutnya setidaknya ada tiga hal yang membuat mereka berpikir buruk terhadap vaksin Covid-19 tersebut.
Yang terparah menurutnya adalah termakan kabar bohong atau hoax.
"Biasanya mereka yang tidak percaya dan tidak mau karena tiga hal," ujar Ridwan Kamil.
"Bertanya bukan pada ahlinya, ada yang tanya ke musisi, ada yang tanya ke profesi arsitek, hal-hal yang sebenarnya bukan bidanya."
"Ada juga yang terprovokasi di WA-WA, di media sosial dan juga ada yang korban hoax," jelasnya.
Sedangkan orang-orang yang memiliki pikiran rasional tidak dipungkiri juga sempat merasa bingung saat pertama kali munculnya vaksin Covid-19.
Meski begitu, Ridwan Kamil menilai mereka bertanya atau berkonsultasi dengan pihak yang tepat dan memiliki kompetensi di bidang tersebut,
Baca juga: Suntik Perdana Vaksin Covid-19 Dilakukan Hari Ini, Satgas Tegaskan Sinovac Aman, Hahal, Berkhasiat
"Mereka biasanya tetap bertanya, tapi bertanya kepada mereka yang menjadi referensi," kata Ridwan Kamil.
"Bertanya kepada ahli vaksin, dokter juga banyak, tapi tidak semua dokter paham virologi atau vaksin."