Terkini Daerah
Terkuak Asal Usul Perumahan yang Longsor di Sumedang, Ahli Geologi: Ini Bekas Tambang Batu
Tim FTG Unpad telah melakukan survei ke lokasi longsor di Desa Cihanjuang yang memakan 15 korban jiwa.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Puluhan orang menjadi korban akibat bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021) lalu.
Tercatat hingga Selasa (12/1/2021), jumlah korban jiwa mencapai 15 orang, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
Menyusul bencana tersebut, Tim Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (FTG Unpad) telah melakukan survei geologi di lokasi kejadian, pada Senin (11/1/2021) kemarin.

Baca juga: Kisah Ukar, Kakek 80 Tahun Selamat dari Longsor di Sumedang, Sekujur Tubuh Tertimbun Tanah 5 Jam
Dikutip dari TribunJabar.id, perumahan tempat terjadinya longsor tersebut diketahui memiliki kontur lahan yang curam.
Hal itu diungkapkan oleh Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad Dicky Muslim.
Data itu diperoleh berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad.
Dicky juga menjelaskan asal usul perumahan di lokasi longsor yang ternyata merupakan tambang.
“Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan. Lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan,” ujar Dicky melalui keterangan pers Unpad yang dihimpun Tribun, Selasa (12/1/2021).
Ia mengatakan, struktur tanah dan batuan di wilayah perumahan yang berada di Desa Cihanjuang tergolong dalam batuan vulkanik qyu.
Dicky menjelaskan, batuan vulkanik qyu tergolong sebagai produk batuan vulkanik muda yang rentan longsor.
Hal tersebut dikarenakan batuan vulkanik qyu terdiri dari campuran lapisan keras dan halus.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansah mengatakan, ada 25 orang yang berhasil selamat dari bencana tersebut.
"Informasi terbaru, korban dalam pencarian 24 orang, karena kemarin ketika didata ulang ada dobel nama. Tapi bisa berkembang dan berubah sewaktu-waktu, tergantung laporan dari masyarakat atau keluarga korban," ujar Deden melalui pesan singkat, Selasa (12/1/2021).
Kini pencarian korban hilang difokuskan di tiga titik, yakni rumah keluarga hajatan, Masjid An-Nur, dan lapangan voli.
"Total kekuatan personel SAR yang terdaftar di posko sebanyak 1.108 orang," kata Deden.
Baca juga: Selamat dari Longsor, Kapolres Sumedang Sebut Sudah Siap Mati di Masjid: Sempat Dengar Ada Azan
Pemkab: Tidak Pernah Kami Mengeluarkan Izin
Lokasi perumahan tempat terjadinya longsor kini menjadi sorotan publik.
Dikutip dari TribunJabar.id, Pemerintah Kabupaten Sumedang membantah mengeluarkan izin pembangunan perumahan di lokasi longsor.
Hal itu dinyatakan oleh Wakil Bupati Sumedang, Erwan Setiawan.
Berdasarkan penjelasannya, izin pembangunan perumahan di kawasan Cimanggung telah keluar pada era pemerintahan sebelumnya.
"Berdasarkan informasi sudah ada izin dari pemerintah sebelumnya. Kalau era kepimpinan saya dan Pak Bupati tidak pernah kami mengeluarkan izin," ujarnya saat ditemui di lokasi longsor, Senin (11/1/2021).
Erwan mengatakan, selama di bawah pemerintahannya, tidak ada perumahan di kawasan Cimanggung yang memeroleh izin mendirikan bangunan (IMB) dari Bupati Dony Ahmad Munir.
"Dulu memang ada semacam kebijakan boleh cut and fill, tapi sekarang tidak boleh. Kita harus tetap hijaukan bukit-bukit ini, harus dipelihara jangan sampai ada lagi kejadian seperti ini," kata Erwan.
Kini Erwan bersama Bupati Sumedang berencana untuk melakukan evaluasi terkait perizinan perumahan yang sudah dikeluarkan.
Ia juga akan segera mencabut perizinan di kawasan Cimanggung apabila terbukti melanggar peraturan yang ada.
"Ya, pasti kita cabut kalau ada yang dilanggar dan berpotensi menyebabkan bencana," ucapnya.
Potensi Longsor Masih Ada
Dikutip dari Kompas.com, sampai saat ini potensi longsor susulan masih mungkin terjadi di Sumedang.
Hal itu diungkapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.
Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Agus Budianto mengatakan, potensi longsor mungkin terjadi karena material longsoran sebelumnya masih ada di lokasi.
Selain itu lokasi tersebut secara alami termasuk dalam jalur air.
"Artinya semua aktivitas perlu dievakuasi, memperhatikan hujan, dan ini jalur air, ini bisa kebawa ke bawah (tanah longsoran)," kata Agus di lokasi longsor seperti dikutip dari Antara, Minggu (10/1/2021).
Baca juga: Temui Warga di Lokasi Longsor Sumedang dan Beri Santunan, Risma Minta Evakuasi Dipercepat
Agus meminta kepada warga di sekitar lokasi longsor untuk meningkatkan kewaspadaan.
Ia juga menyoroti bahaya hujan yang dapat menambah potensi terjadinya tanah longsor.
Agus mengatakan, potensi tanah longsor paling rawan akan terjadi di pemukiman ynag terletak pada lahan miring.
"Nanti ini bisa terjadi di wilayah dengan pola yang sama, apalagi dengan kontur seperti itu," kata Agus.
Hingga Minggu (10/1/2021), tim SAR berhasil menyelamatkan 25 orang.
Sebanyak 21 orang berhasil menyelamatkan diri. Kemudian 3 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Aksinya Pecahkan Jendela Selamatkan 4 Nyawa", "Longsor Susulan di Sumedang Masih Berpotensi Terjadi", "2 Ditemukan, Korban Hilang akibat Longsor Sumedang Tinggal 24 Orang" dan tribunjabar.id dengan judul Bangunan TK Dirobohkan untuk Mempermudah Pencarian Korban Longsor di Cimanggung,dan Tanah Longsor di Cimanggung Sumedang Sebenarnya Sudah Bisa Diprediksi, Ini Fakta Temuan Tim Unpad