Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Beberapa Kisah Mengharukan dan Gelagat Tak Biasa Para Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menyisakan duka mendalam dan keharuan.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
"Tidak boleh berangkat. Anaknya nangis terus," imbuhnya.
Melihat anaknya yang terus menangis, Riyanto pun tidak bisa langsung meninggalkannya.
Oleh sebab itu, Riyanto menyempatkan diri untuk menghibur anaknya dengan tujuan supaya tertidur.
"Setelah tertidur, bapak baru berangkat," kata Ernawati.
Ernawati mengaku masih teringat dengan pesan dari suaminya untuk sang buah hati.
"Bila (anaknya) kangen. Lihat baju bapaknya saja," ungkapnya.
Menurutnya, sang suami berangkat bersama kakaknya, Suyanto menuju Jakarta menggunakan bus dari Terminal Pilangsari, Sragen.
Sesuai dengan persyaratan perjalanan, Ernawati menjelaskan suaminya beserta kakak iparnya langsung menjalani uji swab PCR di sebuah rumah skit di Jakarta.
Swab PCR Keduanya menunjukkan hasil yang negatif sehingga diperbolehkan untuk melakukan perjalanan menggunakan Sriwijaya Air Sj 182.
Ernawati mengaku juga masih sempat berkomunikasi melalui video call pada pukul 13.00 WIB.
Menurutnya saat itu masih bisa tersambung.
"Kemudian si anak juga minta lagi untuk video call sekira pukul 15.00 WIB," katanya.
3. Pilot Sriwijaya Air saat Pamiti Keluarga dan Minta Maaf
Keluarga penumpang masih terus menunggu kabar baik serta mukjizat atas peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Termasuk yang dilakukan oleh keluarga pilot Pesawat Sriwijaya Air Captain Afwan.