Terkini Nasional
Dicoret dari Penerima Bansos Kemensos, Nenek Darwati Menangis, Baru Tahu saat Mau Ambil Jatah Beras
Kebijakan pemangkasan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program BPNT oleh Kementerian Sosial ternyata dikeluhkan warga.
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Kebijakan pemangkasan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) oleh Kementerian Sosial ternyata dikeluhkan warga.
Hal ini lantaran data KPM yang dipangkas tersebut diduga dilakukan secara serampangan.
Sebab, sebagian data KPM BPNT yang dipangkas saat ini justru kondisi kehidupannya ada yang masih layak menerima bantuan sosial pangan dari pemerintah.
Baca juga: Cara Mengecek Dapat Bantuan Tunai Sebesar Rp 300 Ribu, Silakan Login di dtks.kemensos.go.id
Baca juga: Soal Aksi Blusukan, Pejabat Kemensos Sebut Risma Sangat Peduli Warga Miskin: Kami Sangat Terpanggil
Salah satu KPM BPNT yang datanya ikut terpangkas adalah Nenek Darwati (58), warga Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang sehari-hari menjual kangkung keliling.
Darwati mengetahui namanya dicoret dari daftar KPM BPNT tahun 2021, saat hendak mengambil jatah beras di salah satu e-warung atau agen penyalur bantuan bersama para KPM lainnya.
Dia pun tidak tahu harus mengadu kepada siapa saat tahu namanya sudah tidak terdaftar sebagai KPM BPNT tahun 2021 tersebut.
Darwati akhirnya mendatangi rumah tenaga pendamping bantuan sosial pangan kecamatan, setelah pihak e-warung atau agen penyalur maupun sejumlah tetangga menyarankan agar dirinya menanyakannya langsung ke pihak pendamping.
Darwati mengaku bantuan sembako yang diterimanya selama ini sangat dibutuhkan, apalagi beberapa bulan terakhir kondisi suaminya yang sudah beranjak tua juga sakit-sakitan dan tidak bisa mencari kangkung lagi.
Baca juga: Tuai Sorotan, Risma Bantah Dirinya Blusukan: Saya sebagai Manusia, Jangan Dilihat sebagai Mensos
Andalkan Hidup Cari Kangkung
Untuk menopang kebutuhan sehari-hari, Darwati yang tinggal berdua di rumah bersama suaminya terkadang harus bekerja sebagai buruh tani atau kerja serabutan lainnya.
"Suami kerjanya mencari kangkung di sawah, tapi sekarang dia sakit, makanya kalau saya tidak dapat bantuan beras bagaimana mas," kata Darwati sembari menangis tersedu saat menemui tenaga pendamping bantuan sosial pangan, Jum'at (8/1/2021).
Menurutnya penghasilan menjual kangkung dalam sehari paling banyak Rp 40.000, terkadang juga kurang.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup selama ini juga masih kurang.
"Kalau dulu pas masih dapat bantuan beras sangat membantu, tapi sekarang ya berat," keluhnya.
Akui Data Terpangkas, Desa Harus Aktif Input Data