Breaking News:

Kabar Tokoh

Sindir Balik Sosok Pengkritik Risma Blusukan, Gilbert Simanjuntak: Tak Usah Sebut Nama, Kita Tahulah

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menyindir balik sosok yang mengkritik Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Kemensos.go.id
Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta (29/12/2020). Terbaru, Mensos Risma memberikan sambutan di awal tahun 2021, Senin (1/1/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menyindir balik sosok yang mengkritik Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Jumat (8/1/2021).

Diketahui Risma banyak melakukan aksi blusukan di sejumlah kawasan di DKI Jakarta, tidak lama setelah dilantik sebagai Menteri Sosial.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menanggapi banyaknya kritik dan sindiran yang dilontarkan kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma, Jumat (8/1/2021).
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menanggapi banyaknya kritik dan sindiran yang dilontarkan kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma, Jumat (8/1/2021). (Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne)

Baca juga: Risma Banyak Disindir karena Blusukan, Gilbert Simanjuntak: Ada yang Merasa Mainannya Diambil

Risma menyambangi sejumlah pengemis dan gelandangan untuk diberi pelatihan agar dapat hidup layak.

Namun tidak lama setelah aksi tersebut, Risma justru mendapat banyak kritik dan sindiran.

Menanggapi hal itu, Gilbert menyindir pejabat publik yang tidak melakukan aksi langsung turun ke lapangan seperti Risma.

"Kenapa mesti di belakang meja terima laporan, muncul di TV. Turun saja ke lapangan," kata Gilbert Simanjuntak.

"Kalau tidak berani turun ke lapangan, ya jangan salahkan orang yang turun ke lapangan," sindir Gilbert.

Meskipun demikian, Gilbert enggan mengungkapkan siapa sosok pejabat publik yang disindirnya.

Ia meyakini sudah banyak yang mengetaui sikap pejabat publik ini.

"Kita enggak usah sampai nama, lah, tapi Anda tahu, lah, maksudnya," ungkit Gilbert.

Selain itu, Risma mendapat sejumlah tuduhan bahwa aksi blusukan-nya bertujuan mencari popularitas dan pencitraan.

"Artinya kalau melihat ini mau digiring opini seakan-akan pencitraan, segala macam, saya melihat ini spontanitas," komentar Gilbert.

Baca juga: Blusukan Mensos Risma di Jakarta Tuai Kritik, Pengamat: Kalau di DKI Itu Tugas Gubernur Lah

"Kedua, kalau kemudian ini dianggap pencitraan, ya pencitraan yang baik," tambahnya.

Selain itu, ia menilai Risma melakukan aksi turun ke lapangan tanpa ada niat mencari pencitraan.

"Tapi sama sekali tidak ada niat, kalau ada niat bukan spontanitas," tegas anggota DPRD Fraksi PDIP ini.

Gilbert menambahkan, aksi Risma blusukan di sejumlah kawasan DKI Jakarta bukan berarti dirinya melupakan tanggung jawab secara nasional.

Ia meyakini hal tersebut.

Pasalnya sebelum ini Risma juga sudah menyinggung tugasnya memperbaiki data secara nasional dan mengatur anggaran.

"Bagaimana Anda mengatakan dengan dia blusukan, dia melupakan nasional? 'Kan kemudian terlalu prejudice," komentar Gilbert.

"Saya tahu Bu Risma tahu skala prioritas karena beliau pernah jadi wali kota," tegasnya.

"Ini 'kan hanya kejadian kecil waktu beliau melihat sekeliling kantornya," tambah Gilbert.

Lihat videonya mulai menit 2.40:

Pemulung Mengaku Tak Betah Dipindah Risma ke Balai Rehab

Aksi Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan blusukan ke sejumlah daerah di Jakarta menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.

Risma menyambangi orang-orang pinggiran seperti pemulung lalu memindahkan mereka ke tempat yang lebih layak, satu di antaranya adalah balai rehabilitasi yang dimiliki Kementerian Sosial (Kemensos).

Namun seorang pemulung yang dipindahkan oleh Risma ke balai rehabilitasi justru mengaku tidak betah, bahkan merasa dikurung.

Baca juga: Ridwan Saidi Tak Percaya Risma Temukan Tunawisma di Sudirman-Tamrin: Pakai Rasio Dong

Dikutip dari Kompas.com, pengakuan itu diceritakan oleh seorang pemulung bernama Katsubi (69).

Katsubi yang ditemui Risma, kini telah menempati Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur Bekasi.

Ia merasa tak betah tinggal di balai rehabilitasi karena sudah terbiasa beraktivitas di luar ruangan.

Selama tinggal di dalam balai rehabilitasi, Katsubi mengaku jadi jarang beraktivitas.

Kastubi (69) saat ditemui di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur Bekasi, Kamis (7/1/2021).
Kastubi (69) saat ditemui di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis Pangudi Luhur Bekasi, Kamis (7/1/2021). (Walda Marison via Kompas.com)

"Ya kalau pesan saya kalau tugas, tugas lah yang bagus. Kalau orang dikurung-kurung begini kurang bebas, kemerdekaan itu hilang. Biasa dijalan sih ya," kata Kastubi, Kamis (7/1/2021).

Katsubi mengatakan, ia telah bertahun-tahun menjalani profesi memulung di Ibu Kota.

Sehari-hari ia biasa beraktivitas di sekitar kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

"Kalau kita lagi bawa karung gini datang orang-orang dermawan bawa mobil ngasih Rp 20.000, kadang Rp 50.000," jelas Kastubi.

Katsubi yang tinggal sendirian di Jakarta mengaku bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Sebelum dipindahkan oleh Risma ke balai rehabilitasi, Katsubi mengaku saat itu ia sedang tidur saat didatangi oleh sang Menteri Sosial.

"Dia (Risma) bilang 'sudah Pak tinggal di rumah saya saja'. Ternyata rumahnya di sini (balai)," kata Kastubi.

Katsubi dan beberapa penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) kini menempati balai rehabilitasi.

Sementara itu, Pengamat politik Ujang Komarudin menilai bahwa apa yang dilakukan Risma merupakan bagian dari manuver politik.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (7/1/2021).

Menurutnya tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan dari seorang politisi tentunya adalah melakukan manuver politik dalam menjalankan tugasnya.

"Kalau apa yang dilakukan oleh politisi tentu manuver politik," ujar Ujang Komarudin.

Ujang kemudian menyinggung kondisi politik di DKI Jakarta yang saat ini dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan.

Ia menilai kondisi tersebut tentunya tidak mengenakkan bagi PDIP lantaran Anies sendiri bukan merupakan orang dari partai belogo kepala banteng.

Oleh karenanya, menurut Ujang, ada keinginan dari PDIP untuk kembali merebut posisi orang nomor satu di Ibu Kota.

"Pasca kekalahan Ahok di Pilkada 2017 lalu, PDIP ingin merebut posisi gubernur dari tangan partai lain itu," katanya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)

Tags:
Tri RismahariniGilbert SimanjuntakBlusukanPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)Menteri SosialDKI Jakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved