Breaking News:

Terkini Daerah

Dipanggil Keluar Rumah, Ketua RT Saksikan Warganya yang Terduga Teroris Ditembak: Sudah Terkapar

Ketua RT Iwan mengungkapkan kesaksiannya atas kejadian penembakan teroris di Perumahan Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
Istimewa/ Kompas.com
Polisi saat melakukan olah TKP di lokasi penembakan dua teroris di Makassar, Rabu (6/1/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Ketua RT Iwan mengungkapkan kesaksiannya atas kejadian penembakan teroris di Jalan Boulevard, Perumahan Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan TvOne, Rabu (6/1/2021).

Diketahui tim gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror bersama Polda Sulsel mengamankan 20 orang terduga teroris.

Ketua RT Iwan mengungkapkan kejadian penggerebekan teroris di Jalan Boulevard, Perumahan Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (6/1/2021).
Ketua RT Iwan mengungkapkan kejadian penggerebekan teroris di Jalan Boulevard, Perumahan Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (6/1/2021). (Capture YouTube TvOne)

Baca juga: Terpidana Kasus Terorisme Abu Bakar Baasyir Segera Bebas, Keamanan di Solo Disiagakan

Dua di antaranya tewas ditembak, yakni berinisial MR dan AS yang diduga masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Iwan menyebut hubungan kedua orang tersebut adalah mertua dan menantu.

Ia lalu menuturkan kronologi peristiwa yang terjadi di RT-nya tersebut.

"Kalau mengenai penggerebekan kita tidak lihat, karena saat kejadian tadi ini (terdengar) bunyi tembakan beberapa kali," ungkap Iwan.

Saat itu datang tim gabungan Densus 88 yang meminta warga masuk ke rumah masing-masing.

Iwan mengaku tidak menyaksikan langsung penembakan tersebut, hanya mendengar suara tembakan.

Ia dan warga menuruti perintah tim gabungan yang hendak mengamankan terduga teroris itu.

"Mau keluar, tiba-tiba datang anggota Densus, dilarang keluar, disuruh masuk kembali," kata Iwan.

"Baru setengah jam kita keluar, (rumah terduga teroris) sudah dikuasai sama Densus," lanjut dia.

"Begitu bunyi tembakan pertama, sudah tidak bisa keluar dari pintu. Jadi saya masuk kembali," ungkapnya.

Ia menyebut setelah itu petugas memanggil dirinya sebagai ketua RT setempat.

Iwan menyaksikan MR dan AS sudah terkapar di rumah mereka.

Baca juga: Proses Latihan Teroris JI, Belajar Ilmu Penguatan Raga di Indonesia hingga Latihan Militer di Suriah

"Kira-kira 15 menit kemudian saya keluar, saya dipanggil ke sana (rumah terduga teroris) untuk menyaksikan si korban, itu sudah terkapar," kata Iwan.

"Saya datang di TKP-nya sudah terkapar itu. Cuma tinggal menyaksikan ada warga yang (ditembak)," tuturnya.

Menurut Iwan, rumahnya hanya berjarak 30 meter dari tempat kejadian perkara (TKP), tetapi berbeda gang.

Iwan menyebut dirinya sudah menduga peristiwa itu terjadi di gang belakang rumahnya.

Pasalnya sudah beberapa hari ini rumah MR dan AS itu diintai.

"Ini pasti kejadian di belakang, karena beberapa hari sudah diintai," kata Iwan.

Ia mengaku tidak tahu-menahu tentang sikap mencurigakan kedua terduga teroris.

Namun sebelumnya Iwan mengakui MR dan AS kerap mengadakan kajian seminggu sekali.

Kajian itu diikuti orang-orang yang berasal dari luar kawasan Perumahan Villa Mutiara Biru.

Sejak mengadakan kajian itu mulai empat tahun lalu, hubungan keduanya dengan warga setempat mulai renggang.

Selain itu, Iwan mengaku hanya mengenal MR dan AS sebagai penjual bensin serta makanan dalam kehidupan sehari-hari.

"Masalah mencurigakannya saya enggak tahu. Cuma saya tahunya dia sering adakan kajian tiap hari Minggu sore. Mengenai di luar dari itu saya enggak tahu," ungkapnya.

Lihat videonya mulai menit 7.30:

Diduga Terlibat Pengeboman Gereja di Filipina

Dikutip dari Kompas.com, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam jaringan JAD diduga terlibat pengeboman gereja di Jolo, Filipina pada Januari 2019.

MR dan SA berperan sebagai pengirim dana bagi pelaku bom bunuh diri di gereja tersebut.

JAD juga diduga merupakan bagian dari pendukung khilafah yang terafiliasi dengan organisasi militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Pasalnya anggota JAD diketahui pernah berangkat ke Suriah pada 2016 lalu.

Namun keberangkatan itu digagalkan saat mereka ada di Bandara Soekarno-Hatta.

Merdisyam menyebutkan kelompok JAD juga membuat kajian khusus di Makassar.

Baca juga: Diperintahkan Langsung Pendiri JI, Pengakuan Teroris Zulkarnaen Buat Tim Generasi Baru: Saya Diklat

"Kemudian juga melakukan kajian khusus pendukung Daulah (JAD) di Villa Mutiara yayasan Ar Ridho," ungkap Merdisyam.

Ia mengungkapkan dugaan kegiatan jaringan kelompok JAD dipusatkan di perumahan tersebut.

"Adapun keterlibatan dari dua orang meninggal yang melakukan perlawanan tersebut bahwa kedua tersangka dan jaringannya yang terpusat di Villa Mutiara merupakan jaringan JAD," kata Irjen Pol Merdisyam.

MR dan SA yang ditembak mati diketahui mengadakan latihan rutin menembak dan naik gunung bersama kelompoknya sejak Oktober 2020.

Polisi menyita sejumlah senjata tajam jenis parang, busur, anak panah, dan senapan angin PCP.

"Sampai saat ini sementara didatakan tapi bahan peledak tidak ada," kata Merdisyam. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
TerorisDensus 88MakassarBiringkanaya
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved