Kabar Tokoh
Blusukan Mensos Risma di Jakarta Tuai Kritik, Pengamat: Kalau di DKI Itu Tugas Gubernur Lah
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menanggapi aksi blusukan yang dilakukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Agus memberi contoh pengalaman yang terjadi di tempat tinggalnya saat pembagian bantuan sosial (bansos) tahun lalu.
"Saya ambil contoh, di RW saya ini kemarin tahun lalu waktu bansos, kita bekerja untuk mendata ulang. Datanya jadi, kita kirim ke Mensos, dan bantuannya sesuai dengan jumlah orang miskin di wilayah RW saya," kata Agus.
"Tapi hari ini terima dari kantor pos bahwa data orang miskinnya kembali ke data 2015. Yang awalnya kemarin data itu 380 sekian, sekarang kembali ke 85," ungkapnya.
Lihat videonya mulai dari awal:
Mensos Risma Dituduh Pencitraan Gara-gara Blusukan
Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menanggapi aksi blusukan yang dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau akrab dikenal Risma.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Rabu (6/1/2021).
Diketahui Risma kerap melakukan aksi blusukan ke berbagai wilayah di DKI Jakarta sejak dilantik sebagai Menteri Sosial.
Baca juga: 3 Fakta Aksi Blusukan Risma, dari Tawaran Mensos Ditolak Warga hingga Tabiat Penghuni Kolong Flyover
Meskipun begitu, sejumlah kritik dilontarkan terhadap aksi Risma, termasuk tuduhan pencitraan.
Menanggapi hal itu, Hendri memahami kemungkinan apa yang dilakukan Risma adalah untuk memperkenalkan diri di Jakarta, sesuai kedudukannya yang berkantor di ibu kota saat ini.
"Pertanyaannya Risma perlu enggak (blusukan)? Ya, mungkin perlu, orang dia di Jakarta. Dia Wali Kota Surabaya, itu (blusukan) harus dilakukan untuk memperkenalkan diri," komentar Hendri Satrio.
"Apalagi kalau ditanya ke Bu Risma, 'Kantorku di Jakarta, ya blusukan-nya di Jakarta dulu'. Jadi enggak ada yang salah dengan itu," terangnya.
Hendri menilai tidak perlu buru-buru mengecap aksi Risma sebagai pencitraan.

Pasalnya aksi blusukan telah populer sejak pertama kali dilakukan Joko Widodo (Jokowi), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, serta kepala daerah lainnya.