Terkini Nasional
Blusukan Risma di DKI Tuai Kritik, Pengamat Singgung Jokowi hingga Ahok: Enggak Salah, Bosen Aja
Pengamat Politik, Hendri Satrio buka suara soal pro kontra aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Hendri Satrio buka suara soal pro kontra aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Sebelumnya, Risma blusukan di wilayah DKI Jakarta seusai dilantik sebagai menteri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Aksi Risma ini menjadi sorotan.
Terkait hal itu, Hendri Satrio menyebut tak ada yang salah dari blusukan Risma.

Baca juga: Sebut Blusukan Risma Ada Pesan yang Disampaikan, Pengamat Politik: Sangat Keras, Menyindir Anies
Baca juga: Sebut Blusukan Risma sebagai Manuver Politik, Pengamat: Bisa Didukung Menjadi Gubernur DKI di 2022
Sebagai menteri sosial, Risma disebutnya sah-sah saja melakukan blusukan di mana pun.
"Mungkin perlu di Jakarta, orang dia jadi wali kota Surabaya," kata Hendri, dikutip dari kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Rabu (6/1/2021).
"Ya itu harus dilakukan untuk memerkenalkan diri mungkin."
"Apalagi kalau ditanya ke Bu Risma pasti dia bilang 'Kantorku di Jakarta ya blusukannya di Jakarta dulu'."
"Jadi enggak ada yang salah dengan itu," lanjutnya.
Lantas, Hendri membahas sejumlah tuduhan yang menimpa Risma seusai blusukan di DKI Jakarta.
Ia mengatakan, blusukan tak hanya dilakukan oleh Risma.
Baca juga: Mensos Risma Dituduh Pencitraan Gara-gara Blusukan, Pengamat: Enggak Salah, Mereka Cuma Bosan Saja
Baca juga: Gelandangan Banyak Muncul setelah Risma Rajin Blusukan ke Jakarta, bahkan Berasal dari Luar Ibu Kota
Sebelumnya, Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah melakukan hal yang sama.
"Kenapa kemudian langsung ada tuduhan 'Wah ini pencitraan?'," ujar Hendri.
"Soalnya Bu Risma enggak mengubah model blusukan."
"Cara begini kan sudah dilakukan Pak Jokowi, Pak Ahok, banyak pemimpin daerah juga melakukan ini."
"Makanya begitu dilakukan lagi 'Wah nyontek, pencitraan pasti'," sambungnya.
Hendri justru berharap Risma bisa melakukan hal lain selain blusukan selama menjabat menteri.
Ia pun menyebut penutupan Gang Dolly di Surabaya.
"Jadi kalau mau ada hal yang berbeda ya lakukan yang berbeda," kata dia.
"Bu Risma momen terbaik di Surabaya kan waktu itu penutupan Dolly."
"Ya coba dilakukan di daerah lain, menteri sosial kan bisa begitu."
"Terus momentumnya sudah diset sama Pak Jokowi tentang bansos, ya udah take care bansos," tuturnya.
Meskipun begitu, Hendri melihat tak ada yang salah dari aksi blusukan Risma.
Hanya saja, menurutnya, aksi blusukan sudah sering dilakukan hingga publik menjadi bosan.
"Ada yang salah enggak dengan apa yang dilakukan Bu Risma?"
"Enggak ada, cuma mereka bosen aja, begitu lagi mestinya gantilah," tutupnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-7.56:
Blusukan Risma Manuver Politik?
Dalam kesempatan itu, sebelumnya Pengamat Politik, Ujang Komarudin buka suara menanggapi aksi blusukan dari Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Dilansir TribunWow.com, Ujang Komarudin menyebut bahwa aksi yang dilakukan Risma merupakan bagian dari manuver politik.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis (7/1/2021).
Baca juga: Blusukan Risma Disebut Pencintraan dan Cari Popularitas, Aria Bima: Apakah Bu Risma Masih Butuh Itu?
Baca juga: Mensos Risma Dituduh Pencitraan Gara-gara Blusukan, Pengamat: Enggak Salah, Mereka Cuma Bosan Saja
Menurutnya sudah menjadi kebutuhan seorang politisi untuk melakukan manuver politik dalam menjalankan tugasnya.
"Kalau apa yang dilakukan oleh politisi tentu manuver politik," ujar Ujang Komarudin.
Ujang lantas menyinggung kondisi politik di DKI Jakarta saat ini yang dipimpin oleh Anies Baswedan yang notabene bukan merupakan orang PDIP.
"Pasca kekalahan Ahok di Pilkada 2017 lalu, PDIP ingin merebut posisi gubernur dari tangan partai lain itu," katanya.
Dirinya mengatakan bahwa persaiangan untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Ibu Kota sudah terjadi sejak Risma masih menjadi wali kota Surabaya.
Menurutnya hanya Risma lah sebagai kepala daerah dari kader PDIP yang bisa dibandingkan dengan kapasitas Anies.
"Kita lihat saja kronologinya bagaimana dulu ketika Risma menjadi wali kota itu dibanding-bandingkan dengan Anies," ungkapnya.
"Jadi indikator itu sudah ada sejak Risma menjadi wali kota Surabaya, ketika menjadi mensos itu tambah menjadi-jadi."
Baca juga: Gelandangan Banyak Muncul setelah Risma Rajin Blusukan ke Jakarta, bahkan Berasal dari Luar Ibu Kota
Oleh karenanya, ia berkeyakinan bahwa ada tujuan lain baik dari Risma maupun dari PDIP di Pilkada DKI Jakarta mendatang.
"Saya punya keyakinan Risma ini bisa didukung untuk didorong menjadi gubernur nanti di tahun 2022 ketika Pilkadanya dimajukan atau 2024 nanti," jelas Ujang.
"Pasca kekalahan Ahok itu tidak ada tokoh yang bisa dibandingkan dengan Anies," pungkasnya. (TribunWow.com/Tami/Elfan)