Terkini Nasional
Santer Deretan Nama di Bursa Calon Kapolri Pengganti Idham Aziz, Pengamat: Tipenya Jokowi Begitu
Pengamat Hermawan Sulistyo menganalisis sederet nama yang termasuk dalam daftar calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Aziz.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kepala Puskamnas Universitas Bhayangkara Jaya Hermawan Sulistyo menganalisis sederet nama yang termasuk dalam daftar calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Aziz.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kompas Petang, Selasa (5/1/2021).
Diketahui masa jabatan pemimpin tertinggi Polri tersebut akan segera berakhir di awal tahun 2021.

Baca juga: 3 Kandidat Kuat Calon Kapolri Pengganti Idham Azis, Jago dalam Humas hingga Reserse, Ini Sosoknya
Muncul sederet nama yang diprediksi layak mengisi posisi tersebut, termasuk ada nama yang diyakini cukup kuat akan dipilih.
Menanggapi isu tersebut, Hermawan memprediksi sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai penentu keputusan.
"Kalau nama yang paling kuat biasanya malah enggak dipilih oleh presiden," komentar Hermawan Sulistyo.
"Tipenya Jokowi 'kan begitu," tambah dia.
Ia menilai ada 13 personel berbintang tiga yang memenuhi syarat untuk maju dalam bursa calon kapolri yang baru.
"Jadi saya melihat semua bintang tiga yang masih belum pensiun itu secara normatif eligible untuk dipilih," ungkap Hermawan.
"Bintang tiga itu ada 13 jumlahnya," katanya.
Selain itu, anggota Polri yang berpangkat bintang dua juga tetap memenuhi syarat untuk dipilih menjadi kapolri.
Ia menerangkan hal semacam ini pernah terjadi dalam masa kepemimpinan Kapolri Timur Pradopo pada 2010-2013.
Baca juga: Kapolri Idham Azis Larang Konten Medsos terkait FPI, Refly Harun: Tak Mengikat, Lebih pada Kepatuhan
"Lalu ada bintang dua pun eligible untuk dipilih karena secara normatif boleh jadi kapolri, seperti waktu zaman Pak Timur Pradopo, itu bintang tiganya hanya beberapa waktu saja, dilewatkan sebentar," singgung Hermawan.
Pengamat tersebut lalu mengomentari sejumlah nama yang muncul ke publik untuk menggantikan Idham Aziz.
Menurut dia, nama-nama itu muncul karena didukung kelompok tertentu di masyarakat.