Breaking News:

Terkini Nasional

Refly Harun Berharap Jokowi Merangkul FPI dan Rizieq Shihab, sebagai Seorang Presiden dan Bapak

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menduga adanya 'bisikan' ornag-orang di sekitar Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

YouTube Refly Harun
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun dalam kanal YouTube-nya, Selasa (29/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menduga ada bisikan orang-orang di sekitar Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait status tersangka pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.

Refly Harun juga mengkritik sikap Jokowi terkait kasus ini.

Seperti yang diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Minggu (3/1/2021).

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan memasuki tahun baru 2021, Kamis (31/12/2020).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan memasuki tahun baru 2021, Kamis (31/12/2020). (YouTube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Soal FPI, Refly Harun Sayangkan Jokowi Tak Ajak Dialog Rizieq Shihab: Harusnya Presiden Percaya Diri

Baca juga: Bahas Penghentian FPI, Refly Harun Ungkit Kasus Penistaan Agama oleh Ahok: Bisa Jadi Mesin Pendorong

Mulanya, Refly menyinggung soal kemampuan Jokowi berkomunikasi dengan kelompok masyarakat.

Sebagai presiden, Jokowi disebutnya harus bisa berkomunikasi dengan seluruh rakyat, tanpa terkecuali.

"Sementara Presiden Jokowi tidak memiliki formula, tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan kelompok-kelompok," ujar Refly.

"Yang harusnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dia harusnya memiliki kemampuan itu."

"Kemampuan untuk merangkul semua golongan, bukan kemampuan untuk memukul," tambahnya.

Refly menambahkan, seorang presiden seharusnya bisa merangkul semua kelompok.

Termasuk, merangkul kelompok yang berbeda pendapat dengan pemerintah.

"Sebagai bapak, dia seharusnya berpikir bagaimana merangkul kelompok-kelompok di masyarakat," jelas Refly.

"Baik yang pro maupun yang kontra pemerintahan, terutama yang kontra."

Baca juga: Anggap FPI Kekanak-kanakan karena Pilih Ganti Nama seusai Dilarang, Pengamat: Seolah-olah Menentang

Baca juga: FPI Dilarang Beraktivitas, Keponakan Prabowo Subianto: Kita Tak Butuh Pihak yang Memecah Belah

Terkait hal itu, ia lantas menyinggung nama pimpinan FPI, Rizieq Shihab.

Menurut Refly, Jokowi seharusnya berdialoh dengan Rizieq Shihab sebelum FPI dihentikan.

"Sebagai contoh, Habib Rizieq 'meminta', kadang-kadang menantang dialog dengan Presiden Jokowi," ujar Refly.

"Harusnya presiden dengan percaya diri mengajak dialog tersebut."

"Sebagai bapak mendengarkan apa yang diinginkan Habib Rizieq."

Refly lantas menyinggung soal bisikan orang-orang di sekitar Jokowi.

Ia menduga, orang-orang di sekitar Jokowi lah yang mendorong FPI dihentikan hingga Rizieq Shihab dibui.

"Tetapi barangkali nasihat orang-orang di sekitarnya mengatakan 'Tak perlu berdialog, cukup tangkap dan tahan saja'," kata Refly.

"Padahal menurut saya ada peluang kita untuk merangkul FPI ke dalam sistem bernegara yang lebih baik."

"Apalagi terahir ini mereka bicara tentang bagaimana mempertahankan pancasila, bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai pancasila," tukasnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-6.52:

Duga Adanya Motif Politik

Sebelumnya, Refly Harun menyinggung motif politik di balik penghentian kegiatan Front Pembela Islam (FPI).

Ia mengatakan, pemerintah tak boleh menganggap pihak yang tak memberi dukungan seperti musuh.

"Seperti kata George Bush 'Kalau Anda tidak mendukung saya maka Anda musuh saya'," jelas Refly Harun.

"Tidak demikian karena ada banyak alternatif pemimpin."

Baca juga: Kritik Penghentian FPI, Feri Amsari: Tidak Ujuk-ujuk Pemerintah Bisa Tunjuk Itu Bubar, Ini Jalan

Baca juga: Anggap FPI Kekanak-kanakan karena Pilih Ganti Nama seusai Dilarang, Pengamat: Seolah-olah Menentang

Refly pun berharap nasib FPI kini tak terjadi pada ormas lain di masa depan.

Pasalnya, ia menilai penghentian FPI dipengaruhi oleh faktor politik.

"Dan di masa depan tidak perlu melakukan pembubaran organisasi semacam FPI," kata Refly.

"Yang sesungguhnya lebih didasarkan pada motif politik ketimbang untuk menjaga ketentraman, kenyamanan dan keamanan masyarakat."

Refly menambahkan, FPI bukan lagi ormas kecil seperti saat pertama kali berdiri 1998 silam.

Menurut Refly, FPI kini justru sudah terlibat dalam politik sejak 2016 lalu.

Baca juga: FPI Dilarang Beraktivitas, Keponakan Prabowo Subianto: Kita Tak Butuh Pihak yang Memecah Belah

"Karena FPI yang sekarang sejak 2016 berbeda dengan FPI sebelumnya," ungkapnya.

"FPI sekarang adalah kelompok politik besar, diperhitungkan, dengan sebuah performa politik yang jauh lebih intelektual."

"Jauh lebih soft dibandingkan kelompok-kelompok sebelumnya sebagai kelompok yang masih kecil."

"Yang masih katakanlah 'Masih nakal'," lanjutnya.

Setelah 2016 lalu, ia menilai FPI sudah memiliki kemampuan politik tingkat tinggi.

Selain itu, banyak tokoh kritis yang muncul dari FPI.

"Tapi sekarang mereka memiliki pemimpin yang levelnya sudah tingkat nasional dan mampu mengumpulkan tokoh-tokoh kritis juga," jelas Refly.

"Dan mampu berdialog level intelektual, level tingkat tinggi."

Setelah dihentikan, kini FPI berganti nama menjadi Front Persatuan Islam.

Di balik nama baru FPI, Refly berharap ormas tersebut bisa menjalani politik yang lebih santun.

"Jadi kita lihat saja, yang jelas FPI sudah berubah menjadi Front Persatuan Indonesia," ujar Refly.

"Dan saya mau meng-underline bahwa Front Persatuan Islam harus menampilkan politik yang elegan, politik yang santun, politik yang mematuhi hukum." (TribunWow.com)

Tags:
Refly HarunJokowiHabib Rizieq ShihabFront Pembela Islam (FPI)YouTube
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved