Terkini Nasional
Refly Harun Anggap Prabowo-Sandi Lukai Hati Pendukung setelah Jadi Menteri: Kekuasaan Selalu Nikmat
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyinggung kekecewaan pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat Pilpres 2019 lalu.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyinggung kekecewaan pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat Pilpres 2019 lalu.
Refly Harun menyebut keputusan Prabowo-Sandiaga masuk kabinet telah melukai banyak orang.
Termasuk, para pendukung yang sudah rela berkorban banyak hal di Pilpres 2019.

Baca juga: Refly Harun Soroti Nasib Pendukung Prabowo-Sandi saat Pilpres 2019: Banyak Dipersekusi
Baca juga: Isu Rumah Penyiksaan, Refly Harun Bahas Jasad 6 Laskar FPI yang Dibunuh: Tak Sepatutnya Saya Tertawa
Seperti yang diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Senin (28/12/2020).
"Sebenarnya pilihan masuk dalam pemerintahan adalah pilihan etik Prabowo-Sandi," jelas Refly Harun.
"Pilihan politis dan tidak ada kaitannya dengan pelanggaran hukum apa pun."
Ia lantas menyinggung rasa sakit hati pendukung Prabowo-Sasndi.
Setelah menuai banyak dukungan, Prabowo-Sandi disebutnya membuat kecewa pendukung setelah masuk kabinet.
"Hanya memang secara etik tentu melukai banyak orang," kata dia.
"Terutama emak-emak yang sudah sangat antusias, bahkan mengeluarkan biaya sendiri untuk mendukung Prabowo-Sandi."
"Tapi faktanya yang didukung berlari ke tempat yang justru nikmat."
"Karena kekuasaan itu selalu nikmat."
Baca juga: Sudah Perkirakan Alasan Prabowo-Sandi Tak Bela Rizieq Shihab, Refly Harun: Jangan Lupakan PR
Baca juga: Ditemui Sandiaga Uno di Malam Hari, Wishnutama Sebut Ada Diskusi Santai: Senang Sekali
Meskipun begitu, Refly memaklumi pilihan Prabowo-Sandi duduk di kursi menteri.
Ia pun membahas soal nikmatnya menjadi seorang penguasa.
"Dengan alasan apa pun kekuasaan selalu nikmat karena Anda mendapatkan fasilitas dari negara," terang Refly.
"Mulai dari transportasi, akomodasi, gaji dan lain sebagainya."
"Mungkin orang seperti Prabowo dan Sandi tidak memerlukan pendapatan tambahan."
Menurut Refly, uang bukanlah tujuan utama Prabowo-Sandi menjadi menteri.
"Tapi menjadi pejabat publik tentu lebih mengenakkan ketimbang menjadi the leader of opposition di jalanan atau di luar parlemen," jelasnya.
"Hidup ini soal a matter of choice dan pilihan itu akan diingat manusia."
Di balik pilihan Prabowo-Sandi, Refly mengingatkan soal tanggungjawab yang harus diemban kedua mantan capres dan cawapres tersebut.
"Kalau manusia itu tidak mengingat maka Sang Pencipta yang akan mengingatkan kenapa seseorang memilih A dan meninggalkan B."
"Itu semua akan dipertanggungjawabkan," ucapnya menyudahi.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-8.24:
Beda Nasib Prabowo-Sandi dengan Pendukung
Dalam kesempatan itu, sebelumnya Refly Harun menyoroti beda nasib Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dengan para pendukung di Pilpres 2019 lalu.
Setelah kini Prabowo-Sandi jadi menteri, menurut Refly, para pendukung saat ini banyak yang menderita.
Ia pun menyinggung Rizieq Shihab hingga Haikal Hassan yang dulu sangat mendukung Prabowo-Sandi.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Senin (28/12/2020).
Baca juga: Didatangi Sandiaga Uno, Sambil Terbahak Prabowo Beri Selamat Atas Jabatan Menteri: Selamat Cie
Baca juga: Sudah Perkirakan Alasan Prabowo-Sandi Tak Bela Rizieq Shihab, Refly Harun: Jangan Lupakan PR
Mulanya, Refly Harun membaca sebuah berita soal jerit hati Haikal Hassan.
"Itu jerit hati pendukung Prabowo-Sandi ya," ujar Refly Harun.
"Memang teman saya, Zainal Arifin Mochtar, membuat satire."
Melihat kondisi politik kini, Refly Harun lantas membeberkan sindiran dari Pakar Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar.
Menurut dia, tak seharusnya Pilpres 2019 digelar sengit jika kini kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden duduk di pemerintahan.
"Harusnya pemilihan presiden jangan pemilihan presiden dan wapres saja," jelas Refly Harun.
"Tapi pemilihan presiden wapres dan menteri."
"Yang menang jadi presiden, yang kalah jadi menteri jadi enggak perlu gontok-gontokan katanya."
"Tentu ini gaya satire yang bersangkutan untuk menyampaikan pesan ya aneh sebenarnya," lanjutnya.
Baca juga: Prabowo hingga Sandiaga Jadi Menteri, Pengamat Politik Singgung 2024: Ujungnya yang Nikmati Jokowi
Baca juga: Refly Harun Sebut Prabowo-Sandi Punya Tanggung Jawab Bela Laskar FPI dan Habib Rizieq Shihab
Terkait hal itu, Refly Harun menyinggung pemerintahan Presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln.
Kala itu, sang presiden juga melakukan hal yang kini dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Yakni, menempatkan mantan rival sebagai tim pembantu.
"Tapi semua ada alasannya, seperti yang disampaikan Fadli Zon misalnya," jelas Refly Harun.
"Abraham Lincoln pernah membuat tim yang dikatakannya sebagai tim rival, team of rival."
"Jadi tim di antara mereka yang berkompetisi atau menjadi rival dalam politik."
"Tapi itu long time ago zaman Abraham Lincoln," sambungnya.
Lebih lanjut, Refly Harun pun menangih komitmen Prabowo-Sandi.
Menurut dia, Prabowo-Sandi seharusnya menjamin kepentingan para pendukung.
Tak seperti sekarang saat sejumlah pendukungnya justru dijerat hukum.
"Yang jadi masalah bukan Prabowo-Sandi yang masuk ke kabinet sesungguhnya," kata Refly Harun.
"Tapi bagaimana mereka memiliki komitmen untuk melindungi, mengupayakan kepentingan para pendukungnya."
"Yang banyak dipersekusi, yang mudah sekali dilaporkan, yang mudah sekali ditangkap," tandasnya. (TribunWow.com)