Terkini Nasional
Komnas HAM Sebut Banyak Hoaks Beredar soal Penembakan 6 Laskar FPI: Ada yang Berupaya Mencampur Aduk
Komnas HAM meminta masyarakat berhati-hati memilah-milah informasi terkait kasus penembakan laskar FPI karena banykanya hoaks yang beredar.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Penyelidikan masih terus dilakukan terkait kasus baku tembak antara anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) dan polisi, di sekitar jalan tol Jakarta-Cikampek, Karawang pada Senin (7/12/2020).
Baik Polri maupun Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih terus mendalami kasus ini.
Komnas HAM menyebut, selama pihaknya melakukan pendalaman, di luar banyak beredar informasi bohong yang mengutak atik keterangan dari Komnas HAM dan dikaitkan dengan informasi-informasi lainnya.

Baca juga: Disebut Temukan Rumah Penyiksaan 6 Laskar FPI sebelum Ditembak Mati, Begini Reaksi Komnas HAM
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Komnas HAM, Senin (28/12/2020) siang, Komisioner Komnas HAM Amiruddin meminta masyarakat agar berhati-hati dalam menyikapi beredarnya hoaks seputar kasus penembakan laskar.
"Selama proses penyidikan Komnas HAM mendapatkan beberapa fakta terutama karena tersebarnya informasi yang disebarkan oleh banyak orang, sebagian besar adalah hoaks," ujar Amiruddin.
"Ada yang berupaya mencampur aduk berita atau keterangan yang disampaikan oleh Komnas HAM, dicampur aduk dengan keterangan yang lain," sambungnya, dikutip dari YouTube Kompastv, Senin (28/12/2020).
"Atau keterangan Komnas HAM untuk peristiwa yang lain, dicampur aduk dengan peristiwa yang lain lagi."
Amiruddin dalam konpers itu menegaskan bahwa Komnas HAM masih dalam proses terus melakukan pendalaman.
"Kami mengharapkan masyarakat supaya berhati-hati dengan hoaks seperti ini," tegasnya.
"Sampai hari ini Komnas HAM masih dalam proses terus menguji semua keterangan dan bukti ini."
Ia juga menyinggung adanya penyerangan kepada personal Komnas HAM yang beredar di media sosial (medsos).
Terkait adanya hoaks, Amiruddin meminta seluruh pihak agar berhenti menyebar berita bohong supaya tidak menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.
Komnas HAM: Bikin YouTube, Bikin Analisis Sendiri
Sebelumnya diberitakan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta kepada publik agar tidak buru-buru menyimpulkan sendiri soal kasus penembakan 6 anggota laskar Front Pembela Islam (FPI).
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyoroti banyaknya opini-opini yang beredar di masyarakat terkait kasus penembakan 6 laskar FPI.
Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (15/12/2020), Taufan menjelaskan, tim dari Komnas HAM sudah melakukan pemeriksaan lapangan.
"Kami berharap sebaiknya sebelum ini dikumpulkan semua, dianalisis, dikroscek sana-sini, kita tidak akan bicara tentang substansinya. Tapi tahapan itu sudah kita lakukan. Kita sudah tiga hari tiga malam ada di lapangan. Mengkroscek semua bahan dan informasi-informasi," kata Taufan.
Taufan menjelaskan, Komnas HAM masih belum mau membuka substansi hasil penyelidikan yang dilakukan.
"Ya semuanya kan sebetulnya menjadi baru. Karena masyarakat kan masih melihat katanya katanya."
"Kalau nanti kemudian kita ungkap kan akhirnya jadi baru di masyarakat. Kenapa? Karena sampai hari ini masyarakat sebetulnya hanya mendengar opini."
"Lihat saja beredar di masyarakat kita beredar opini, orang bikin youtubenya sendiri, orang bikin analisisnya sendiri, tapi dia tidak pernah melihat fakta itu langsung," kata Taufan.
Baca juga: Penembakan 6 Laskar FPI, Komnas HAM Temukan Proyektil dan Selongsong Peluru: Didapatkan di Lapangan
Simak video selengkapnya mulai menit awal:
Belum Bisa Ambil Kesimpulan
Di sisi lain, Ketua Tim Penyelidikan Komnas HAM, M. Choirul Anam memastikan pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan soal penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI).
Dalam konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTube Kompas TV, Senin (28/12/2020), Choirul menyebut pihaknya masih perlu melakukan sejumlah hal.
Satu di antaranya, meminta bantuan para ahli terkait temuan tim penyelidik Komnas HAM.
Setelah melakukan penyelidikan, Komnas HAM menemukan sejumlah bukti.
Meski Choirul pun tak yakin semua bukti yang diamankan berhubungan dengan penembakan laskar FPI.
"Karena sifat kehati-hatian kami di awal, apa pun kami ambil," jelas Choirul.
"Entah ini ada hubungannya atau tidak, ini earphone."
"Belum tentu ada hubungannya, dan ada barang lain yang belum ada hubungannya."
Ia menyebut, tim penyelidik hanya mengamankan barang yang ditemui di lokasi kejadian.
Termasuk, serpihan mobil yang ditemukan di Tol Jakarta-Cikampek KM 50.
"Tapi tetap kami ambil karena titik itu, menurut kami ketika itu masih ada peristiwanya yang bisa kami bayangkan," jelasnya.
"Ini kami ambil sebelum ada informasi dan lain sebagainya di publik."
"Jadi kami menyusuri apa pun yang kita dapat."
"Ada mobil ketembak macam-macam, kayak gini ya kami ambil," tambahnya.
Baca juga: Hasil Temuan Komnas HAM soal Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI: Proyektil, Rekaman CCTV, dan Percakapan
Ia menegaskan Komnas HAM sangat berhati-hati menyelidiki kasus ini.
Karena itu, pihaknya mengamankan semua barang yang dijumpai di lokasi kejadian.
"Ini di awal, banyak proses di sini yang mungkin belum tentu nyambung," kata dia.
"Kita ambil sebelum ada informasi di publik."
"Ini aspek kehati-hatian, bisa jadi semua barang ini belum tentu nyambung dengan peristiwanya."
"Tapi dipastikan ada sekian barang yang juga nyambung dengan peristiwanya."
Lebih lanjut, Choiril menyebut pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan atas kasus penembakan 6 laskar FPI.
Karena itu, ia mengimbau semua pihak untuk tak mudah percaya dengan isu yang beredar.
"Penting untuk kami utarakan di sini, karena kami belum pernah ambil kesimpulan apa pun."
"Jadi kalau ada berita macam-macam yang sudah ambil dan sebagainya, kami pastikan itu hoaks," tandasnya. (TribunWow.com/Anung/Tami)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Komnas HAM Imbau Masyarakat Tidak Cepat Ambil Kesimpulan Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI