Terkini Daerah
Sosok Pengusaha Travel Haji Terduga Teroris di Mojokerto, Biasa Ikut Pengajian hingga Simpan Senjata
Ketua RT menceritakan sosok pengusaha biro travel umroh dan haji yang ditangkap atas dugaan terlibat dalam kegiatan terorisme.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
Pihak kepolisian masih mendalami latar belakang HA sebagai terduga teroris.
"Untuk yang kemarin (Penangkapan terduga terorisme,Red) masih dalam penanganan yang sampai hari ini masih proses," ungkap Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo, Kamis (24/12/2020).
Baca juga: Kesaksian Ali Imron soal Sosok Teroris Zulkarnaen: Ajarkan Ilmu Militer hingga Siapkan Bahan Peledak
Kesaksian Pakar Pernah Interogasi Langsung Teroris
Sementara itu, Kepala Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme Benny Mamoto mengungkapkan pengalamannya pernah menginterogasi teroris secara langsung.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (20/12/2020).
Diketahui Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror baru-baru ini menangkap tersangka teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI) Zulkarnaen alias Arif Sunarso dan Taufik Baulaga alias Upik Lawanga di Lampung.
Menurut Benny, tersangka teroris yang ditangkap sudah terlatih mengantisipasi pemeriksaan.
"Berdasarkan pengalaman kami menangani itu dan berdasarkan pengalaman mereka ketika ditangani itu sama, mereka selalu siap menghadapi kondisi apapun," kata Benny Mamoto.
"Jadi saya beri contoh, dengan tertangkapnya amir (pemimpin) mereka, itu sudah ada otomatis penggantinya siapa, itu sudah ditetapkan urutan berikutnya siapa," ungkapnya.
Dengan demikian kegiatan organisasi tetap dapat berjalan sesuai pergantian pemimpin.
Menurut Benny, umumnya seorang tersangka teroris ditangkap, organisasinya akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu.
Mereka tidak akan melakukan gerakan apapun alias tiarap.
Benny juga menyinggung kelompok JI ini terafiliasi dengan kelompok di Afghanistan yang dananya bersumber dari narkoba.
Tidak hanya itu, beberapa anggotanya merupakan alumni dari kelompok teroris di Suriah.
"Mereka selalu berubah ketika satu modus sudah ketemu oleh aparat. Sebagai contoh pelajaran yang kita ambil dari mereka, dulu kami temukan buku bagaimana cara menghindari pelacakan oleh aparat," ungkap Benny.