Breaking News:

Terkini Nasional

Reaksi Munarman di Mata Najwa saat FPI Dikait-kaitkan dengan Kasus Kekerasan: Itu Tindakan Personal

Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman angkat bicara soal rekam jejak organisasinya yang terus dikaitkan dengan tindak kekerasan.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Channel YouTube Najwa Shihab
Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman mengklaim bahwa sang Pemimpin Habib Rizieq Shihab selalu diuntit sejak kepulangannya dari Arab Saudi pada awal November lalu. Hal itu diungkapkan Munarman saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa pada Kamis(17/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman angkat bicara soal rekam jejak organisasinya yang terus dikaitkan dengan tindak kekerasan.

Hal itu diungkapkan Munarman saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa yang membahas soal kematian enam laskar FPI pada Kamis(17/12/2020).

Pada kesempatan itu, mulanya Presenter Najwa Shihab membaca ada 37 tindakan kriminal yang dilakukan anggota FPI berdasarkan data dari Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional).

Rekontruksi FPI di rest area tol Jakarta-Cikampek Km 50, Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari tadi.
Rekontruksi FPI di rest area tol Jakarta-Cikampek Km 50, Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari tadi. (Wartakotalive.com/Joko Supriyanto)

Baca juga: Soal Penembakan 6 Anggota Laskar, Politikus PDIP Nilai Ada Kaitan dengan Rekam Jejak Kekerasan FPI

Menanggapi hal itu, Munarman menegaskan bahwa aksi-aksi itu merupakan masalah individu.

Lalu, ia membandingkan kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat.

Satu negara tidak bisa disalahkan begitu saja atas tindakan pejabatnya,

"Ya itu kan tindakan personal, kalau kita menghakimi itu, menganggap itu adalah kebijakan organisasi, bagaimana dengan tindakan korupsi yang dilakukan pejabat negara."

"Apakah bisa disebut pejabat negara itu disuruh untuk korupsi, bagaimana tindakan aparat-aparat lain yang melakukan tindakan hukum."

"Apakah ada doktrin untuk itu itu kan tidak bisa," jelas Munarman.

Munarman meminta agar kesalahan yang dilakukan anggotanya janga serta merta disalahkan semua organisasinya.

Apalagi tanggung jawab dalam hukum itu bersifat individu.

"Bagaimana misalnya ada satu organisasi yang kemudian ada oknum-oknum tindak atas nama sendiri, tidak terkait sama sekali dan dia sudah lepas organisasi apakah itu dibebankan ke organisasi, ya tidak."

"Kalau hukum itu dia tanggung jawabnya personal tidak bisa dibebankan kepada organisasi," ujar dia.

Munarman menegaskan, FPI selama ini juga tidak pernah menyuruh anggotanya untuk bertindak kekerasan dan anarki.

"Dan kita di organisasi sudah melarang, karena itu kita di dalam kartu setiap anggota FPI menggunakan kekerasan seperti itu," pungkasnya.

Lihat menit 8.30:

Politikus PDIP Sebut Penembakan Laskar FPI Pengaruh dari Rekam Jejaknya

Di acara Mata Najwa pada Rabu (17/12/2020), Politisi PDIP Anton Charliyan merasa bahwa kasus ini juga pengaruh dari rekam jejak FPI selama ini.

Menurutnya tindakan-tindakan polisi juga merupakan sebab akibat tindakan FPI.

Anton menilai, selama ini FPI sudah bertindak banyak melakukan kekerasan.

"Ya saya kira ada sebab dan akibat karena memang ada rekam jejak dari rekan-rekan FPI ini melakukan aksi-aksi kekerasan dan intoleran."

"Dan juga cukup disesalkan dan kadang-kadang juga agak menantang bahkan terkesan meremehkan, ya meremehkan petugas," ujar Anton.

Selain itu, Anton menilai bahwa FPI selama ini juga sudah meremehkan aparat.

"Kenapa ini tidak diungkap kasusnya, kan kemarin sudah diingatkan tapi malah ada hal-hal yang mungkin kata-kata kurang pantas kepada TNI maupun kepada Polri," kata dia.

Kini dirinya berharap agar kasus seperti ini tak terjadi di kemudian hari.

Lalu, Anton menyinggung lagi bahwa FPI memiliki banyak rekam jejak yang kurang baik.

"Dengan kejadian ini jangan sampai ada silang versi tapi harus saling menghormarti menghargai."

"Ya memang rekam jejak itu ada, kalau saya bacakan banyak sekali," pungkasnya.

Komnas HAM: Orang Bikin YouTube, Bikin Analisisnya Sendiri

Pada kesempatan lain, Ahmad meminta kepada publik agar tidak buru-buru menyimpulkan sendiri soal kasus penembakan 6 anggota laskar FPI.

Ahmad menyoroti banyaknya opini-opini yang beredar di masyarakat terkait kasus penembakan 6 laskar FPI.

Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (15/12/2020), Taufan menjelaskan, tim dari Komnas HAM sudah melakukan pemeriksaan lapangan.

"Kami berharap sebaiknya sebelum ini dikumpulkan semua, dianalisis, dikroscek sana-sini, kita tidak akan bicara tentang substansinya. Tapi tahapan itu sudah kita lakukan. Kita sudah tiga hari tiga malam ada di lapangan. Mengkroscek semua bahan dan informasi-informasi," kata Taufan.

Baca juga: Keanehan Adegan 4 Laskar Coba Rebut Senjata Aparat Jadi Sorotan, Polri, IPW hingga FPI Buka Suara

Taufan menjelaskan, Komnas HAM masih belum mau membuka substansi hasil penyelidikan yang dilakukan.

"Ya semuanya kan sebetulnya menjadi baru. Karena masyarakat kan masih melihat katanya katanya."

"Kalau nanti kemudian kita ungkap kan akhirnya jadi baru di masyarakat. Kenapa? Karena sampai hari ini masyarakat sebetulnya hanya mendengar opini."

"Lihat saja beredar di masyarakat kita beredar opini, orang bikin youtubenya sendiri, orang bikin analisisnya sendiri, tapi dia tidak pernah melihat fakta itu langsung," kata Taufan.

(TribunWow.com/Mariah Gipty/ Anung)

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "8 Fakta Rekonstruksi Kasus Penembakan 6 Anggota FPI di Tol Jakarta-Cikampek ", Tribunnews.com dengan judul 23 CCTV Tidak Bisa Mengirim Data Saat Kejadian Tewasnya 6 Anggota FPI dan Komnas HAM Imbau Masyarakat Tidak Cepat Ambil Kesimpulan Terkait Tewasnya 6 Laskar FPI

Tags:
MunarmanLaskar FPIFPIMata Najwa
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved