Kabar Tokoh
ILC Cuti Panjang, Sujiwo Tejo Berseloroh Bakal Buat yang Baru, Refly Harun: Klub Indonesia Pembohong
Budayawan Sujiwo Tejo dan pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi berakhirnya tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Meski begitu, Sujiwo Tedjo menilai ada sebabnya para pemimpin memiliki atau menjadi tamak.
Yaitu menurutnya, tidak terlepas dari sikap rakyatnya itu sendiri yang rakus.
Dirinya menyinggung soal proses pemilihan umum dengan banyak terjadinya money politic.
"Kita mau menyalahkan pemimpin atau menyalahkan rakyat. Kenapa ada pemimpin tamak, karena rakyatnya rakus. Itu jodoh," ujar Sujiwo Tedjo.

"Sehingga waktu proses pemilihan dan sebagainya mudah disogok dan lain-lain sehingga lahirnya pemimpin-pemimpin yang rakus," jelasnya.
Lebih lanjut, Sujiwo Tedjo menyinggung soal pernyataan dari pimpinan KPK, Nurul Ghufron yang menyatakan siap menangkap para koruptor sejak dini.
Hal itu lantas dikaitkan dengan iklan-iklan komersial yang dinilai justru mempengaruhi orang untuk bersifat tamak dan rakus.
"Kenapa rakyat rakus, nah ini pekerjaan KPK, kenapa kita bangsa ini selalu tidak esensial di dalam melihat masalah. Tadi korupsi Pak Gufron tadi bilang kalau bisa pada tingkat benur sudah ditangkap, jangan sampai sudah jadi lobster," kata Sujiwo Tedjo.
Baca juga: Di ILC, Karni Ilyas Tanyakan Apakah Diam-diam Bagasi Ngabalin Berisi Barang Mewah? Lihat Reaksinya
Oleh karenanya, budayawan asal Jember, Jawa Timur itu meminta kepada KPK bahkan kepada KPI untuk bisa menyikapi persoalan tersebut jika memang berniat memberantas ataupun mencegah korupsi sejak awal.
"Pada tingkat benur ini, iklan-iklan membentuk kita rakus, KPI cuman konsentrasi ada yang telanjang tidak boleh, SARA tidak boleh," ucapnya.
"Ada orang yang membuat kerakusan mestinya dilarang KPI. Kalau KPI tidak bisa melarang KPK turun tangan," tegas Sujiwo Tedjo. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)