Kabar Tokoh
ILC Cuti Panjang, Sujiwo Tejo Berseloroh Bakal Buat yang Baru, Refly Harun: Klub Indonesia Pembohong
Budayawan Sujiwo Tejo dan pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi berakhirnya tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sujiwo Tejo dan pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi berakhirnya tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, diunggah Rabu (16/12/2020).
Refly Harun kemudian menanyakan tanggapan Sujiwo Tejo terkait keputusan manajemen stasiun televisi untuk berhenti menayangkan ILC.

Baca juga: Di ILC, Fahri Hamzah Sebut Pemerintah Sombong Tak Mau Rekonsiliasi dengan Habib Rizieq: Nantang Sih
Diketahui Sujiwo kerap diundang tampil untuk menanggapi berbagai isu yang dibahas.
"Bagaimana komentarnya, Mas Tejo?" tanya Refly Harun.
Sujiwo menanggapi santai bahwa mereka akan bertemu kembali di tayangan ILC yang baru, mengingat sudah tidak lagi ditayangkan.
"Ya, mungkin nanti kita bisa ketemu lagi," jawab Sujiwo Tejo.
"Ketemu di mana?" tanya Refly lagi.
"ILC," ungkap Sujiwo.
Refly menanyakan maksud Sujiwo, mengingat tayangan ILC telah diberhentikan.
"ILC yang mana?" kata Refly Harun.
Sujiwo melontarkan selorohan bahwa kanal YouTube Refly Harun akan menayangkan ILC pengganti.
"ILC yang di channel-nya Bang Refly Harun," canda Sujiwo.
Refly membalas ucapan itu dengan bercanda singkatan ILC yang dibuatnya berbeda.
"Itu nanti bukan ILC, Indonesia Liars Club, Klub Indonesia Pembohong," ucap Refly Harun.
Baca juga: Kata-kata Terakhir Karni Ilyas di ILC sebelum Akhirnya Cuti Panjang: Tentu Saja Kami Mohon Maaf
Sujiwo terbahak sampai menundukkan kepala saat mendengar hal itu.
Refly lalu menagih janji Sujiwo untuk tampil di kanal YouTube-nya.
"Beliau sudah janji," ungkap Refly sambil mengacungkan ibu jari.
Diketahui sebelumnya presenter ILC Karni Ilyas menyampaikan kabar acara tersebut akan cuti panjang melalui akun Twitter-nya @karniilyas, Selasa.
Ia mengumumkan episode yang ditayangkan adalah yang terakhir sebelum memasuki tahun 2021.
Menurut Karni, keputusan tersebut merupakan keputusan pihak manajemen stasiun televisi.
"Dear Pencinta ILC: Sekalian kami umumkan edisi ini adalah episode terakhir akhir tahun ini dan merupakan episode perpisahan."
"Sebab mulai tahun depan berdasarkan keputusan manajemen TV One, ILC dicutipanjangkan sementara waktu."
"Mohon maaf sebesar-besarnya kepada Pencinta ILC," tulis Karni Ilyas.
Lihat videonya mulai 0.20:
Sujiwo Tedjo di ILC: Kenapa Ada Pemimpin Tamak?
Budayawan Sujiwo Tedjo ikut memberikan pandangannya terkait banyaknya pejabat yang melakukan korupsi.
Terbaru adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menjadi tersangka dalam kasus korupsi izin ekspor benur atau benih lobster.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (2/12/2020), Sujiwo Tedjo mengatakan banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat, itu menandakan mereka memiliki sifat yang tamak.
Baca juga: Di ILC, Ali Ngabalin Ungkap Permintaan Maaf dari Edhy Prabowo: Kakak Harus Kuat Jangan Ragu
Baca juga: Di ILC, Fahri Hamzah Akui Dirinya Bodoh Jadi Eksportir Benur dari Kebijakan Edhy Prabowo
Meski begitu, Sujiwo Tedjo menilai ada sebabnya para pemimpin memiliki atau menjadi tamak.
Yaitu menurutnya, tidak terlepas dari sikap rakyatnya itu sendiri yang rakus.
Dirinya menyinggung soal proses pemilihan umum dengan banyak terjadinya money politic.
"Kita mau menyalahkan pemimpin atau menyalahkan rakyat. Kenapa ada pemimpin tamak, karena rakyatnya rakus. Itu jodoh," ujar Sujiwo Tedjo.

"Sehingga waktu proses pemilihan dan sebagainya mudah disogok dan lain-lain sehingga lahirnya pemimpin-pemimpin yang rakus," jelasnya.
Lebih lanjut, Sujiwo Tedjo menyinggung soal pernyataan dari pimpinan KPK, Nurul Ghufron yang menyatakan siap menangkap para koruptor sejak dini.
Hal itu lantas dikaitkan dengan iklan-iklan komersial yang dinilai justru mempengaruhi orang untuk bersifat tamak dan rakus.
"Kenapa rakyat rakus, nah ini pekerjaan KPK, kenapa kita bangsa ini selalu tidak esensial di dalam melihat masalah. Tadi korupsi Pak Gufron tadi bilang kalau bisa pada tingkat benur sudah ditangkap, jangan sampai sudah jadi lobster," kata Sujiwo Tedjo.
Baca juga: Di ILC, Karni Ilyas Tanyakan Apakah Diam-diam Bagasi Ngabalin Berisi Barang Mewah? Lihat Reaksinya
Oleh karenanya, budayawan asal Jember, Jawa Timur itu meminta kepada KPK bahkan kepada KPI untuk bisa menyikapi persoalan tersebut jika memang berniat memberantas ataupun mencegah korupsi sejak awal.
"Pada tingkat benur ini, iklan-iklan membentuk kita rakus, KPI cuman konsentrasi ada yang telanjang tidak boleh, SARA tidak boleh," ucapnya.
"Ada orang yang membuat kerakusan mestinya dilarang KPI. Kalau KPI tidak bisa melarang KPK turun tangan," tegas Sujiwo Tedjo. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)