Breaking News:

Terkini Nasional

Sebut Anggota FPI Tewas Dibunuh, Keluarga Korban Penembakan: Tidak Ada Polisi Menghubungi Kami

Keluarga anggota Front Pembela Islam (FPI), Suhada, menanggapi kasus penembakan yang menewaskan simpatisan organisasi masyarakat (ormas) tersebut.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
Capture YouTube Kompas TV
Keluarga anggota Front Pembela Islam (FPI), Suhada, menanggapi kasus penembakan yang menewaskan simpatisan ormas tersebut, ditayangkan Rabu (9/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Keluarga anggota Front Pembela Islam (FPI), Suhada, menanggapi kasus penembakan yang menewaskan simpatisan organisasi masyarakat (ormas) tersebut.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Kompas TV, diunggah Rabu (9/12/2020).

Diketahui sebelumnya terjadi penembakan terhadap enam pendukung Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab di Jalan Tol Jakarta Cikampek Km 50 pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Jenazah keenam dari laskar FPI meninggalkan RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12/2020).
Jenazah keenam dari laskar FPI meninggalkan RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12/2020). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Baca juga: FPI Ungkap Isi Pembicaraan dengan Komnas HAM soal Penembakan Anggotanya: Upaya Ganggu Habib Rizieq

Para petugas polisi yang menembak enam laskar FPI menyebut tindakan tegas itu sebagai pembelaan diri.

Suhada kemudian menyampaikan harapannya agar kasus itu dapat segera diusut.

Ia mengaku tidak terima keluarganya tewas dalam insiden tersebut.

"Kami dari keluarga mujahid ini berharap besar kepada negara Indonesia untuk menegakkan hukum secara benar, sesuai apa yang kita sepakati bersama," ungkap Suhada.

"Kami sangat tidak terima dengan keadaan ini," tegasnya.

Ia menyayangkan keluarganya tewas akibat insiden penembakan tersebut.

Suhada menyebut keluarganya tewas akibat dibunuh.

Menurut dia, polisi tidak langsung menghubungi keluarga setelah enam orang anggota FPI tewas ditembak.

"Yang sangat kami sesalkan adalah setelah putra-putra kami dibunuh, tidak ada pihak kepolisian yang menghubungi keluarga," kata Suhada.

Baca juga: Sebut Bukti Senjata Jadi Kunci Penembakan Simpatisan HRS, Jazilul Fawaid: Itu Semua Ditolak FPI

Tidak hanya itu, ia juga mengecam tindakan aparat keamanan yang meletuskan tembakan sebagai bentuk pembelaan diri.

"Artinya sebagai sebuah keluarga yang beradab, yang berasaskan kemanusiaan yang adil dan beradab, ini sangat biadab, tidak beretika," ucapnya.

Diketahui sebelumnya polisi menyatakan keenam anggota FPI mengancam petugas dengan senjata tajam dan senjata api.

Menanggapi pernyataan itu, Suhada mengaku tidak terima.

Ia menegaskan pihak keluarga selalu mengetahui kegiatan anggotanya, sehingga tidak mungkin jika dituduh membawa senjata.

"Kemudian saya sangat tidak terima bila putra saya yang mujahid ini dikatakan membawa senjata," singgung Suhada.

"Padahal kami tahu persis siapa putra-putra kami dan kami tahu dia aktif di mana. Artinya dia tidak akan pernah membawa senjata," tegasnya.

Lihat videonya mulai dari awal:

Komisi III DPR Sebut Kepemilikan Senjata Api Jadi Kunci

Anggota Komisi III DPR RI Jazilul Fawaid menanggapi kasus penembakan enam anggota organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (8/12/2020).

Diketahui sebelumnya terjadi penembakan oleh polisi terhadap enam pendukung Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jalan Tol Jakarta Cikampek Km 50 pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Baca juga: Kata Polisi saat FPI Bantah Laskarnya Bawa Senjata Api: Jangan Keluarkan Berita Bohong, Buktinya Ada

Jazilul kemudian mendukung upaya penyelidikan kasus tersebut dan meminta polisi segera menjelaskan bukti-bukti yang ditemukan.

"Sambil menunggu, Komisi III juga akan meminta kejelasan dari kepolisian selaku mitranya," kata Jazilul Fawaid.

"Sambil menunggu semua itu, hendaknya polisi melengkapi penjelasan dari bukti-bukti yang ada," lanjutnya.

Jazilul menekankan bukti yang harus segera diusut adalah soal senjata api yang dipegang laskar FPI.

Anggota Komisi III DPR RI Jazilul Fawaid menanggapi kasus penembakan enam anggota ormas Front Pembela Islam (FPI), dalam Sapa Indonesia Malam, Selasa (8/12/2020).
Anggota Komisi III DPR RI Jazilul Fawaid menanggapi kasus penembakan enam anggota ormas Front Pembela Islam (FPI), dalam Sapa Indonesia Malam, Selasa (8/12/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Diketahui polisi meletuskan tembakan kepada para simpatisan Habib Rizieq tersebut karena tengah diancam dengan senjata api.

Tindakan tegas itu kemudian disebut sebagai pembelaan diri.

"Katakanlah soal kepemilikan senjata. Itu 'kan senjata ada registernya, senjatanya jenis apa, kira-kira dari mana, yang pegang siapa," kata Jazilul.

"Karena salah satu kuncinya itu soal senjata. Kenapa polisi mengeluarkan tembakan, karena terancam," jelasnya.

Baca juga: FPI Sebut Ada yang Menguntit Habib Rizieq, Refly Harun: Memang Aneh, Banyak Misteri

Diketahui kemudian pihak FPI menyatakan anggotanya tidak pernah dibekali dengan senjata, termasuk senjata api.

Jazilul menilai fakta itu harus segera diselidiki untuk membuktikan pernyataan FPI.

Menurut dia, hal ini dapat diselidiki melalui register senjata api dan fakta di tempat kejadian perkara (TKP) terkait siapa yang memegang alat tersebut.

"Salah satu yang mengancam di antara alat-alat yang ada itu adalah senjata api dan itu semuanya ditolak oleh FPI," singgung Jazilul.

"Oleh sebab itu saya meminta kepada pihak kepolisian untuk mengurai senjata ini dipegang siapa," lanjutnya.

Diketahui pada saat kejadian anggota FPI juga membawa senjata tajam berupa golok, pedang, dan pedang panjang.

Menurut Jazilul, fakta kepemilikan senjata ini juga harus ditelusuri.

"Karena ada tiga yang diletuskan, itu siapa yang memegang karena ada enam orang. Lalu ada bukti lain golok, itu goloknya siapa," paparnya. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
Front Pembela Islam (FPI)PolisiHabib Rizieq ShihabYouTubeTol Jakarta-Cikampek
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved