Breaking News:

Terkini Daerah

Tak Suka Dibandingkan dengan Pria Lain, Terungkap Motif Pembunuhan di Kebun Salak 7 Tahun Lalu

Misteri kematian seorang perempuan di kebun salak di Candibinangun, Pakem, Sleman pada 2013 akhirnya terungkap.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY, Kombes Pol Burkan Rudi (kemeja putih) dan Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto saat jumpa pers terkait kasus pembunuhan perempuan di kebun salak di wilayah Candibinangun, Pakem, Sleman pada tahun 2013 lalu. Turut dihadikan pula pelaku pembunuhan berinisial EBP (39) warga Kediri, Jawa Timur. 

TRIBUNWOW.COM - Misteri kematian seorang perempuan di kebun salak di Candibinangun, Pakem, Sleman pada 2013 akhirnya terungkap.

Tujuh tahun berlalu, terungkap perempuan itu dibunuh oleh seorang laki-laki berinisial EBP (39) yang tertangkap polisi di Kediri.

Dikutip TribunWow.com dari Tribun Jogja pada Jumat (4/12/2020), Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkan Rudi Satria, mengatakan bahwa motif pembunuhan adalah karena rasa cemburu.

Warga Candibinangun, Pakem Sleman pernah dihebohkan dengan penemuan seorang mayat berjenis kelamin perempuan di sebuah kebun salak milik warga Februari 2013.  Tujuh tahun berlalu, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan tersebut.
Warga Candibinangun, Pakem Sleman pernah dihebohkan dengan penemuan seorang mayat berjenis kelamin perempuan di sebuah kebun salak milik warga Februari 2013. Tujuh tahun berlalu, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan tersebut. (Tribun Jogja)

Baca juga: Misteri Pembunuhan Mayat di Kebun Salak Baru Terungkap setelah 7 Tahun, Motor Sport Jadi Petunjuk

Pelaku tak terima terus dibanding-bandingkan dengan laki-laki lain.

Sehingga, dirinya tega membunuh korban dengan cara dianiaya.

Burkan yakin bahwa pelaku dan korban memiliki hubungan asmara.

"Modusnya korban dipukul dengan helm, kemudian dicekik, kepalanya dibenturkan ke batu, dan injak-injak hingga meninggal."

"Diduga keduanya ada hubungan, kan tidak mungkin cemburu kalau tidak ada hubungan. Pelaku dijerat pasal 338 KUHP," jelas Burkan saat jumpa pers pada Kamis (3/12/2020).

Rudi Satria melanjutkan, korban saat ditemukan kala itu masih menggunakan daster biru.

Beberapa bagian tubuh korban mengalami luka-luka, seperti leher dan kepala.

Selain itu, korban juga mengeluarkan darah di bagian mulut, telingga, dan bagian kaki.

Burkan menjelaskan bahwa mayat korban pertama kali ditemukan oleh warga yang hendak memetik salak.

"Saat itu saksi hendak memetik salak, kemudian mencium bau busuk."

"Ternyata ada mayat perempuan memakai daster biru, umur sekitar 35 tahun ke atas, dan ditutupi daun salak," ujar Burkan.

Alasan Kasus Baru Terungkap setelah 7 Tahun

Burkan mengakui bahwa polisi menemukan banyak kesulitan saat mengusut kasus ini hingga tujuh tahun baru terungkap siapa pelaku pembunuhan.

Pasalnya, identitas korban sulit dikenali oleh polisi.

Bahkan, sidik jari korban sudah rusak hingga tak bisa dilakukan proses identifikasi.

Polisi berhasil mengungkap kasus ini setelah adanya koordinasi antara Polsek Pakem, Polres Sleman, dan Polda DIY,

Dalam mengusut kasus pembunuhan ini, polisi juga menggali laporan sejumlah saksi-saksi yang lama.

"Kami gali lagi laporan polisi lama, cari saksi-saksi yang kemarin," jelas Burkan.

Lebih lanjut, Burkan mengatakan bahwa mulai terungkapnya pelaku adalah ada petunjuk motor pelaku.

"Kata kuncinya adalah pelaku memakai motor sport bukan keluaran Jepang, dan plat AG."

"Kemudian kami ke Kediri, setelah kami telusuri ternyata mengarah ke pelaku. Pelaku EBP (39), kami amankan di Sidoarjo," kata Burkan.

Ia mengakui identitas korban memang sangat misterius.

Apalagi tidak ada keluarga korban yang melaporkan kehilangan.

Polisi baru mengetahui identitas korban dari keterangan pelaku.

Baca juga: Gara-gara Tak Jadi Dinikahi Gurunya, Siswi SMP di Vietnam Nekat Coba Bunuh Diri, Begini Kronologinya

Sementara itu, mayat korban dahulu ditemukan oleh Sarjono, warga Dukuhsari, Wonokerto, Turi, Sleman.

Pada Senin (4/2/2013), Sarjono mengatakan dirinya awalnya tengah memetik buah salak di kebunnya.

Tiba-tiba saja ia mencium bau menyengat.

"Awalnya saya tidak sadar ada bau menyengat, setelah ditelusuri, ternyata ada mayat ditutup semak pohon salak," kata Sarjono.

Saat ditemukan, bagian lehernya mengeluarkan darah akibat luka jeratan. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini diolah dari Tribun Jogja dengan judul MISTERI Mayat Tertutup Semak di Kebun Salak Pakem Sleman Terungkap dan Sesosok Mayat Ditemukan di Kebun Salak

Tags:
TewasKasus PembunuhanPembunuhanSlemanYogyakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved