Terkini Nasional
Diundang PA 212, Rocky Gerung Sebut Sudah Taat Protokol Kesehatan: Kita Tuntut Protokol Bernegara
Akademisi Rocky Gerung kembali melontarkan kritik terhadap pemerintah saat diundang dalam acara reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Rocky mengkritik banyak kepentingan yang diselipkan dalam kebijakan negara, baik dalam bidang hukum maupun ekonomi.
Tidak hanya itu, ia menilai kebijakan negara ini sebagai hal yang serampangan.
"Seluruh keterangan hari ini menunjukkan kecemasan bahwa protokol bernegara dilanggar sendiri oleh kepala negara," kata tokoh yang dikenal karena sikap oposisinya itu.
"Berbagai kebijakan bisa diuji, diselundupkan melalui hukum, diselundupkan melalui kebijakan ekonomi yang tidak punya dasar berpikir. Jadi itu yang disebut sebagai kebijakan negara yang ugal-ugalan," tandas Rocky.
Lihat videonya mulai menit 1.20:
Rocky Gerung: Tanda Orang Inginkan Rezim Baru
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab akhirnya kembali ke Indonesia pada Selasa (10/11/2020).
Kepulangannya di Indonesia setelah tinggal di Arab Saudi selama tiga tahun lamanya disambut oleh ribuan pendukung dan simpatisannya.
Menanggapi itu, Pengamat Politik Rocky Gerung menganggap bahwa kepulangan Rizieq Shihab ini menimbulkan banyak harapan bagi para pendukungnya maupun masyarakat di Indonesia.
Baca juga: Habib Rizieq Shihab Ungkap Alasannya Balik Lagi ke Indonesia setelah 3 Tahun: Ingin Berjuang Bersama
Di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, Rocky menyebutkan bahwa Rizieq pulang saat keadaan politik di Indonesia cukup buruk.
"Benar, orang merinding karena menantikan perubahan sebetulnya," kata Rocky.
"Kalau Rizieq pulang karena habis tamasya, orang anggap dia turis. Tapi dia pergi dalam suatu peristiwa politik lalu pulang dalam keadaan Indonesia masih belum utuh secara politis," lanjutnya.
Rizieq dinilai bukan hanya sebagai tokoh yang punya banyak pendukung melainkan dianggap sebagai tokoh yang bisa memperbaiki keadaan saat ini.

"Karena itu Habib Rizieq bukan hanya sekedar fakta sosiologis yaitu kenyataan bahwa di belakang ada umat jutaan."