Terkini Daerah
Kisah Haru Mahasiswa Ikuti Wisuda Virtual di Makam Ayah: Teman-teman dengan Keluarga, Saya Sendiri
Kisah haru prosesi wisuda virtual tampak pada seorang mahasiswa IAIN Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Kenyataannya berbanding terbalik dengan takdir Tuhan, ayah saya dipanggil. Tapi itu jadi motivasi saya, ketiadaan ayah pun harus bisa membanggakan, saya yakin ayah saya bangga," ucap Nadif.
Sebelum menjalani prosesi itu, Nadif sempat mengajak ibunya, Sarkinah (67) untuk mendampingi.
"Saya bilang ke Ibu ayo ke makam Bapak untuk melaksanakan wisuda bareng, tapi Ibu enggak kuat, saya tanya kenapa? (karena) sedang di posisi antara sedih dan bahagia."
"Sedih melihat wisuda tanpa ayah, bahagia anaknya wisuda tepat waktu. Ibu memutuskan tidak ikut," kata Nadif.
Lebih lanjut Nadif mengatakan, prosesi wisuda di makam sang ayah sekaligus untuk menebus rasa bersalahnya.
Pasalnya ketika sang ayah meninggal dunia, Nadif sedang mengikuti acara organisasi di luar kota.
"Sebelum meninggal, via telepon ayah menginginkan saya pulang, tapi saya lagi ngurus kegiatan 10 hari full, jadi memutuskan tidak pulang."
"Kegiatan hari terakhir saya ke Semarang, pagi harinya ayah enggak ada," ujar Nadif.
"Itu salah satu penyesalan saya yang mendalam bagi seorang aktivis yang terlalu memperjuangkan kepentingan umum. Ini pelajaran buat teman-teman semua, bagaimanapun keluarga adalah prioritas utama, keluarga adalah tempat kita pulang," pesan Nadif.
Baca juga: Hoaks Foto Habib Rizieq Shihab Terbaring Lemah di Rumah Sakit Dijenguk Anies Baswedan, Ini Faktanya
Menurut Nadif, orangtua akan sangat bangga ketika melihat anaknya menyelesaikan studi tepat waktu dan memperolah hasil yang memuaskan.
"Orangtua mungkin tidak bangga ketika saya pernah jadi Presiden BEM, karena tidak tahu. Orangtua lebih bangga ketika lulus tepat waktu dan hasilnya bagus, alhamdulillah IPK saya 3,4," kata Nadif.
Setelah merampungkan studi S1, Nadif rencananya akan melanjutkan jenjang S2.
Hal itu tak terlepas dari amanat almarhum ayah.
"Seminggu sebelum ayah meninggal, pesan intinya bisa lanjut kuliah lagi. 'Ayahmu ini udah bodoh, minim pendidikan', ayah enggak mau anak-anaknya mengalami hal yang sama, harus lanjut S2.
Saya rencana mau ambil hukum ekonomi sama magister manajemen, kepeginnya ngambil dua-duanya," ujar Nadif. (Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa IAIN Purwokerto Ikuti Wisuda Virtual Seorang Diri di Makam Ayah, Nadif: Benar-benar Trenyuh"