Breaking News:

Virus Corona

Kasus Positif Covid-19 Tembus 5 Ribu, Libur Akhir Tahun Berkemungkinan Ditiadakan

Satgas bakal merekomendasikan kepada pemerintah agar memperpendek atau meniadakan libur akhir tahun, jika angka positif terus meroket.

Editor: Ananda Putri Octaviani
Tribunnews/Jeprima
Sejumlah petugas medis saat bersiap untuk merawat pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/9/2020). Rencananya pemerintah akan membuka Tower 5 atau menara tambahan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran untuk tempat isolasi dan pengobatan pasien Covid-19 tanpa gejala atau OTG. 

TRIBUNWOW.COM - Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia diprediksi bakal melonjak tinggi seiring longgarnya penerapan protokol kesehatan serta lemahnya pengawasan terhadap lokasi-lokasi tertentu yang menimbulkan kerumunan, kata pakar epidemologi.

Data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, terjadi kenaikan kasus positif hingga di atas 5.000 pada akhir pekan lalu.

Tingginya angka itu, kata Satgas, dampak dari libur panjang akhir Oktober.

Satgas pun bakal merekomendasikan kepada pemerintah agar memperpendek atau meniadakan libur akhir tahun, jika angka positif terus meroket.

Baca juga: Deretan Pelanggaran Rizieq Shihab terkait Protokol Kesehatan Covid-19, Pemerintah Dinilai Lemah

Baca juga: Anies Baswedan Beri Denda Tertinggi Acara Rizieq Shihab di Petamburan, Satgas Covid-19 Apresiasi

Perawatan pasien Covid-19 di ruang isolasi RSUD Klungkung, Rabu (19/8/2020).
Perawatan pasien Covid-19 di ruang isolasi RSUD Klungkung, Rabu (19/8/2020). (Istimewa/TribunBali)

Adapun Pemprov DKI Jakarta mengklaim 'tidak tebang pilih' dalam menegakkan protokol kesehatan termasuk kepada pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.

Hal itu ditunjukkan dengan mendenda Rizieq sebesar Rp50 juta karena menggelar acara Maulid Nabi pada Sabtu (14/11).

Perilaku masyarakat yang tak lagi patuh menjalankan protokol kesehatan di tempat-tempat umum, disebut Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mulai terjadi sejak informasi tentang vaksin Covid-19 kencang disuarakan pemerintah.

Dalam pengamatannya, penjelasan terkait vaksin Covid-19 itu justru membuat komunikasi pemerintah ke masyarakat terpecah sehingga tak lagi fokus menyerukan pentingnya protokol kesehatan seperti dahulu.

Di sisi lain, kabar mengenai vaksin Covid-19 disalahartikan masyarakat sebagai 'senjata pamungkas' yang akhirnya berdampak pada ketidakpedulian memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.

"Jadi ada pemahaman yang salah di masyarakat karena tidak dikerasin lagi. Tidak diimbau terus menerus, tidak diedukasi. Padahal (informasi protokol kesehatan) penting dan tidak boleh bosan," ujar Pakar Epidemologi, Pandu Riono, kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Minggu (15/11).

"Komunikasi publik supaya tetap 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker) dilakukan, harus lebih besar daripada vaksin. Vaksin itu bagian kecil. Jangan mimpi pandemi hilang karena vaksin," sambungnya.

Baca juga: Minggu Ini Ada 27 Kabupaten/Kota yang Masuk Zona Merah Covid-19, Prof Wiku Singgung Pemda

Kasus Positif Diperkirakan Terus Meninggi

Dalam dua hari terakhir yakni pada Jumat (13/11) dan Sabtu (14/11), jumlah kasus positif Covid-19 menembus angka di atas 5.000.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penambahan kasus positif tertinggi ditemukan di DKI Jakarta dengan 1.255 dan Jawa Tengah sebanyak 1.222 kasus baru.

Pandu Riono menyebut, lonjakan itu disumbang oleh cuti bersama yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad yakni pada 28 Oktober-1 November 2020.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
LiburCovid-19Corona
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved