Pilpres Amerika Serikat 2020
Disebut Sifatnya Makin Buruk, Donald Trump Diyakini Tak akan Mau Akui Kekalahan di Pilpres AS 2020
Donald Trump diyakini tidak akan mengaku telah kalah di pemilihan presiden dan pada akhirnya mungkin harus dipaksa keluar dari Gedung Putih.
Editor: Lailatun Niqmah
"Bahwa kenyataan dan situasi yang mereka hadapi tidak sesuai dengan harapan mereka ... dan mereka mengira Trump memahami situasi ini dan membantu mereka," kata Schwartz.
Padahal yang terjadi, kata Schwartz, orang-orang yang memilih Trump adalah orang-orang yang dibenci oleh Trump.
"Bagi Trump, mereka ini (para pendukungnya) adalah pecundang, memang ia tak menyampaikannya secara terbuka. Tapi bagi Trump, orang-orang yang menghadapi kesulitan hidup ini adalah para pecundang," kata Schwartz.
Trump dan para politisi senior Partai Republik sejauh ini belum menerima kemenangan Biden.
Ada dua alasan yang mereka ajukan: pemilu belum usai dan bahwa telah terjadi "kecurangan". Namun Trump tidak mengajukan bukti atas klaim tersebut.
Trump mengatakan sekitar 2,7 juta suara untuk dirinya "dihapus".
Namun para pejabat senior AS yang bertanggung jawab menggelar pemilu menegaskan pilpres 2020 adalah yang paling bersih dalam sejarah Amerika.
Para pejabat senior ini mengatakan "Tidak ada bukti bahwa ada sistem pemilihan yang dihapus atau ada suara yang hilang, suara yang diubah".
Dikatakan pula tidak ada bukti yang mengarah pada pemilu yang "direkayasa sedemikian rupa". (*)
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul "Donald Trump 'tak akan pernah mau mengaku kalah dan mungkin harus dipaksa keluar dari Gedung Putih'"