Pilpres Amerika Serikat 2020
Disebut Sifatnya Makin Buruk, Donald Trump Diyakini Tak akan Mau Akui Kekalahan di Pilpres AS 2020
Donald Trump diyakini tidak akan mengaku telah kalah di pemilihan presiden dan pada akhirnya mungkin harus dipaksa keluar dari Gedung Putih.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Donald Trump diyakini tidak akan mengaku telah kalah di pemilihan presiden dan pada akhirnya mungkin harus dipaksa keluar dari Gedung Putih.
Keyakinan ini disampaikan oleh penulis buku Trump, The Art of the Deal, Tony Schwartz, dalam wawancara dengan BBC World News.
"Dia tak akan mengaku kalah karena baginya menerima kekalahan adalah kegagalan dan ini adalah sesuatu yang tak bisa ia terima," ujar Schwartz pada BBC World News.
Baca juga: Heboh Warna Rambut Donald Trump Berubah Jadi Abu-abu, Lihat Penampakannya
Oleh karena itu, kata Schwartz, Trump "tidak akan menghadiri pelantikan Joe Biden" sebagai presiden pada 20 Januari mendatang.
Dalam konteks ini pula, Trump berulang kali mengeklaim bahwa pemilihan presiden kali ini "diwarnai kecurangan", kata Schwartz.
"Bahwa pemilu tahun ini berjalan buruk, bahwa ia dicurangi ... khayalan ini terus ia lontarkan untuk menutupi kenyataan [bahwa pemilu dimenangkan oleh Biden]," kata Schwartz.
Schwartz adalah ghost-writer (seseorang yang disewa untuk menulis buku dan namanya tidak dicantumkan) buku Trump, The Art of the Deal, yang terbit pada 1987.
Ketika itu Trump dikenal sebagai pengusaha real estat. "Tentunya ketika itu saya tak membayangkan sama sekali bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai presiden dan terpilih," kata Schwartz.
Yang juga ia pahami dari interaksi dengan Trump adalah baginya Trump "bukan tipe orang yang berempati, bukan tipe orang yang punya kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan yang universal".
'Sifatnya Makin Buruk'
Schwartz mengatakan Trump tak berubah dari sosok yang ia kenal puluhan tahun lalu.
Yang sedikit berbeda, dalam kehidupan pribadinya, Trump "lebih pemarah, karena mengira tak ada orang yang tahu".
"Ia pernah mengatakan ia seperti bocah berusia tujuh tahun, [seperti itulah Trump], dan perangainya makin buruk seiring dengan bertambahnya usia," kata Schwartz.
Jika demikian sifat Trump, mengapa ia bisa sampai terpilih sebagai presiden Amerika pada 2016 dan meraih setidaknya 72 juta suara dalam pilpres kali ini?
Baca juga: Menangi Pilpres AS dengan 306 Electoral Votes, Ini Wilayah Kunci Joe Biden Kalahkan Donald Trump
Schwartz menganalisis ini mungkin cermin keputusasaan yang dialami oleh jutaan rakyat Amerika dewasa ini.