Terkini Nasional
Mahfud MD Sengaja Pemberian Bintang Mahaputera Dibagi Dua, Refly Harun: Tidak Ada Makan Siang Gratis
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapan terkait pernyataan dari Menko Polhukam, Mahfud MD terkait penganugerahan Bintang Mahaputera.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Jadi godaan bersikap oposisi itu adalah yaitu tawaran hal-hal yang barangkali sulit ditolak, termasuk tawaran mendapatkan Bintang Mahaputera, dan tawaran lain jabatan atau mungkin uang," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 12.24
Refly Harun: Ada Tugas dari Jokowi yang Belum Terselesaikan
Pakar Hukum Tata Negara sekaligus Deklarator KAMI, Refly Harun buka suara menanggapi tidak hadirnya Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dalam acara penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputera.
Seperti yang diketahui, rencananya, penyerahan Bintang Mahaputera kepada Gatot akan diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana, Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2020).
Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam 'KompasTV', Rabu (11/11/2020), Refly Harun mengaku kebetulan sempat menerima panggilan telepon dari Gatot Nurmantyo.

Baca juga: Habib Rizieq Diyakini akan Jadi seperti Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung: Itu Baik bagi Demokrasi
Oleh karenanya dirinya kemudian menanyakan langsung kepada yang bersangkutan terkait alasannya tidak menghadiri acara tersebut.
Selain alasan pandemi Covid-19 dan merasa ada ketidaklaziman karena diberikan tidak seperti biasanya yakni saat menjelang hari kemerdekaan RI, menurut Refly Harun ada alasan yang lebih substantif.
Dikatakannya bahwa ada tugas dari Presiden Jokowi yang belum terselesaikan oleh Gatot Nurmantyo.
Tugas tersebut sebelumnya diberikan ketika Gatot Nurmantyo masih aktif menjadi Panglima TNI.
Atas dasar itulah ada perasaan tidak enak kepada Jokowi untuk bisa menerima pengargaan tersebut.
Meski begitu, Refly Harun mengaku tidak bisa mengungkapkan tugas apa yang belum diselesaikan oleh Gatot Nurmantyo, lantaran yang bersangkutan meminta untuk tidak menceritakan ke publik dalam waktu sekarang ini.
"Yang lebih substantif adalah dia mengatakan ada tugas negara yang diperintahkan presiden (Jokowi) kepadanya yang belum dia selesaikan," ujar Refly Harun.
"Dia merasa bahwa tidak enak untuk datang, hanya masalahnya untuk alasan ketiga ini dia wanti-wanti untuk rahasia katanya," jelasnya.