Terkini Nasional
Balas Tudingan Immanuel Sebut Gatot Bermanuver, Deklarator KAMI: Yang Bermanuver Kan Berati Istana
Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Adhie M. Massardi membalas tudingan dari Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Adhie M. Massardi membalas tudingan dari Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer.
Immanuel Ebenezer sebelumnya menuding mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sedang bermanuver setelah tidak menghadiri acara penganugerahan tanda jasa Bintang Mahaputera di Istana, Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2020).
Momen tersebut terjadi dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Ketum Jokowi Mania: Pak Gatot Seperti Melecehkan Penghargaan yang Diberikan oleh Negara
Baca juga: Ungkap Isi Surat Gatot untuk Jokowi setelah Tak Bisa Hadir, Mahfud MD: Berisi Enam Alinea
Dilansir TribunWow.com, Immanuel bahkan menyebut pergerakan dari Gatot sudah seperti seorang politikus.
"Tapi saya lihat ini pesannya jelas, dari perspektif saya sendiri bahwa Pak Gatot ini kan sudah jadi politisi, ya beliau bermanuver saja hari ini," ujar Immanuel.
"Ini manuver Pak Gatot," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Deklarator KAMI Adhie M. Massardi dengan tegas membantahnya.
Ia kembali menegaskan bahwa KAMI merupakan gerakan moral, sehingga tidak ada kaitannya dengan politik atau apapun.
"Saya kira kita ini kan tidak pandai juga bermanuver, KAMI ini kan betul-betul organisasi gerakan moral," kata Adhie Massardi.
Sementara itu terkait tidak hadirnya Gatot dalam acara tersebut, menurut Adhie Massardi bukan menjadi persoalan besar.
Menurutnya, yang terpenting dari Gatot sendiri sudah menerima penghargaannya.
"Kemudian masalah ketidakhadiran menurut saya hal yang biasa-biasa saja," pungkasnya.
Baca juga: Bintang Mahaputera Terkesan Ingin Tundukkan Gatot, Refly Harun Singgung Fadli Zon dan Fahri Hamzah
Lebih lanjut, Adhie Massardi justru membalas tudingan dari Immanuel.
Dikatakannya bahwa yang sedang bermanuver adalah bisa saja dari pemerintah.
Dengan memberi penghargaan tersebut maka memiliki tujuan lain adalah untuk bisa menundukkan Gatot Nurmantyo dan KAMI.
"Kecuali kalau ketika memberikan penghargan itu bagian dari manuver Presiden Joko Widodo kemudian enggak datang, manuvernya berati gagal," katanya.
"Kalau itu yang terjadi yang bermanuver kan berati istana yang mengasih penghargaan itu, bukan yang menerima," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa tidak perlu mempersoalkan terkait sikap Gatot Nurmantyo yang tidak menghadiri acara penyerahannya tersebut.
"Kalau yang menerima kan karena kalau itu haknya dan sungguh-sungguh memang haknya ya diantar lah," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit awal:
Refly Harun Sebut Bintang Mahaputera Terkesan Ingin Tundukkan Gatot
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan pandangannya terkait sikap dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Diketahui, Gatot Nurmantyo tidak menghadiri acara penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputera yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana, Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2020).
Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube pribadinya, Kamis (12/11/2020), Refly Harun mengatakan bahwa publik menilai pemerintah terkesan memiliki maksud dan tujuan lain atas niatannya tersebut.
Baca juga: Ungkap Isi Surat Gatot untuk Jokowi setelah Tak Bisa Hadir, Mahfud MD: Berisi Enam Alinea
Baca juga: Soal Ketidakhadiran Gatot ke Istana, Refly Harun: Ada Tugas dari Jokowi yang Belum Terselesaikan
Meski diakui bahwa sebenarnya penghargaan tersebut merupakan hak dari Gatot Nurmantyo selaku mantan Panglima TNI, Refly Harun menilai tetap ada nuansa lain.
Apalagi timing pemberian Bintang Mahaputera dilakukan pada November 2020, tidak seperti biasanya yang dilakukan menjelang hari kemerdekaan RI 17 Agustus.
Refly Harun lantas menyinggung pemberian penghargaan serupa kepada dua mantan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Pemberian Bintang Mahaputera kepada keduanya sempat menjadi perdebatan.
Isu yang banyak berkembang adalah untuk membungkam Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Karena seperti yang diketahui, keduanya merupakan dua tokoh yang terdepan dalam memberikan kritik kepada pemerintah.
Meski begitu, Refly Harun memberikan apresiasi lantaran keduanya tetap menjadi dirinya sendiri, dengan bukti masih kerap melayangkan kritiknya.
"Tidak lazim Bintang Jasa diberikan pada bulan November, karena biasanya akan diberikan pada bulan sebelum 17 Agustus setiap tahun," ujar Refly Harun.
"Pada waktu itu banyak kritik kedua ini yang mengatakan upaya penjinakan keduanya, tapi post factum bahwa Fadli Zon paling tidak masih gencar mengkritik pemerintah Jokowi," jelasnya.
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Alasan Gatot Nurmantyo Tak Hadiri Penganugerahan Bintang Mahaputera dari Jokowi
Lebih lanjut, deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu semakin nyata bahwa pemerintah semakin terkesan ingin menundukkan Gatot.
Karena seperti yang diketahui, Gatot saat ini sudah menjadi bagian dari oposisi setelah membentuk KAMI pada 18 Agustus 2020 lalu.
Momen tersebut berselang beberapa hari setelah pemberian penghargaan Bintang Mahaputera kepada Fadli Zon dan Fahri Hamzah, serta tokoh-tokoh lainnya.
"Jangan lupa deklarasi KAMI baru dibacakan tanggal 18 Agustus, artinya setelah momen pemberian tanda jasa bagi Fadli Zon dan Fahri Hamzah serta yang lainnya," terangnya.
"Artinya fenomena Gatot Nurmantyo sebagai the leader of oposition itu baru muncul pasca pemberian tanda jasa di bulan Agustus tahun ini."
"Tapi nuansa menundukkan itu tidak hilang, kesan menundukkan itu terbaca dengan jelas," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 7.17
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)