Pilpres Amerika Serikat 2020
Donald Trump Terancam Tak Jadi Presiden Lagi, Anaknya Ingatkan soal Biden Bisa Lemahkan Ekonomi
Petahana dari Partai Republik di Amerika Serikat, Donald Trump kini terancam harus meninggalkan gedung putih. Ini komentar anaknya.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Pada kesempatan itu, SBY mengungkapkan pengaruhnya Pilpres AS dengan Indonesia.
Selain itu, SBY juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat mendengar ada rekan dari Trump menyebut petahana tersebut lebih baik bagi Indonesia.
Pasalnya, jika Trump terpilih maka dia tidak akan ikut campur banyak dengan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia, misalnya masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
"Tiba-tiba ada yang bercerita bahwa sejumlah temannya yang dulu sama-sama berkuliah di sebuah universitas."
"Mengatakan bahwa bagi Indonesia Trump-lah yang terbaik alasannya Trump dari Partai Republik sehingga tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia."
"Tak juga ribut soal HAM, demokrasi, dan juga perubahan iklim," cerita SBY.
Sebaliknya, jika Biden yang terpilih sebagai presiden maka dia akan ikut campur dalam banyak permasalahan di negara lain termasuk Indonesia, khususnya masalah demokrasi, hukum dan sebagainya.
"Kalau yang menjadi presiden Amerika dari Partai Demokrat pasti kita dikejar-kejar soal HAM, demokrasi, the rule of law dan lain-lain," ujar SBY.
Baca juga: Debat Kedua Capres AS Trump dan Biden Bahas 9 Topik, Mic Dimatikan jika Ada yang Potong Pembicaraan
SBY merasa pendapat itu tidak seratus persen benar.
Pendapat SBY itu berdasarkan pengalamannya bertemu dengan dua presiden Amerika Serikat, George Bush dan Barack Obama.
Bush yang dari Partai Republik pernah berhubungan dengan Indonesia terkait masalah HAM yang ada di tanah air.
Sedangkan, Obama dari Partai Demokrat pernah melakukan kerja sama investasi dengan Indonesia.
SBY menilai siapapun presiden Amerika Serikat tetap berpengaruh bagi Indonesia.
Pasalnya, Indonesia memiliki hubungan bilateral yang besar dengan Amerika Serikat.
"Saya harus mengatakan siapapun presidennya, agenda kerja sama bilateral Indonesia-Amerika Serikat itu tetap luas."