Terkini Internasional
Angkat Bicara soal Presiden Prancis, PM Kanada 'Sentil' Macron: Kebebasan Berpendapat Ada Batasnya
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau buka suara tentang pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Pemenggalan itu terjadi tidak lama setelah ia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas yang membahas materi kebebasan berpendapat.
Selain itu, ada pula penyerangan di sebuah gereja di Nice, Prancis yang menimbulkan tiga korban jiwa.
Diketahui pernyataan kontroversial Macron disampaikan untuk menanggapi dua insiden yang diduga terkait isu sensitif rasisme dan agama tersebut.
Jokowi Turut Kecam Pernyataan Macron
Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menanggapi pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan dalam pernyataan resmi di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (31/10/2020).
Diketahui sebelumnya Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato yang dianggap bermuatan sensitif terhadap umat Islam terkait kartun Nabi Muhammad.
Baca juga: Sayangkan Sikap Presiden Prancis, Babe Haikal: Kemunduran Intelektual, Kebodohan dari Macron
Menanggapi hal itu, Jokowi menyebutkan pernyataan itu turut menarik perhatian para tokoh Muslim Indonesia dan para pejabat tinggi.
Mulanya ia menyinggung kerusuhan yang terjadi di Nice, Prancis yang menyebabkan tiga orang meninggal dan penyerangan di Paris, Prancis yang mengakibatkan korban luka.
"Pertama, Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa," kata Jokowi.
Berikutnya Jokowi memberikan kritik keras terhadap pernyataan Macron yang menyebutkan menjunjung tinggi sikap "sekularisme".
Kepala Negara RI menilai sikap tersebut tidak tepat di tengah pandemi Virus Corona yang berdampak secara global.

"Kedua, Indonesia juga mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia yang bisa memecah-belah persatuan antarumat beragama di dunia di saat dunia memerlukan persatuan menghadapi pandemi Covid-19," tegas Jokowi.
Diketahui Macron menyatakan sikap sekularisme tersebut terkait perlindungan terhadap kebebasan berpendapat, baik untuk warga yang beragama maupun tidak beragama.
Menanggapi hal itu, Jokowi beranggapan "nilai kebebasan berpendapat" yang dijunjung Macron justru menyakiti perasaan umat Islam dalam hal ini.
Baca juga: Sosok Pelaku Penusukan yang Bunuh 3 Orang di Gereja Prancis, Tidak Termasuk dalam Daftar Teroris