Breaking News:

Terkini Daerah

Belum Ada Sanksi dan Pengganti, Oknum Guru Rasis SMA 58 Masih Aktif Mengajar

TS kini masih mengajar sembari menunggu sanksi dari Dinas Pendidikan atas aksinya menyebar ajakan rasis kepada murid-muridnya.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
Kolase (Istimewa via Tribunnews.com) dan (Istimewa via WARTAKOTAlive.com)
Ilustrasi percakapan dalam grup WhatsApp ‘Rohis 58’ yang meminta agar tidak memilih Ketua OSIS non muslim. 

TRIBUNWOW.COM - Media sosial sempat digegerkan oleh viralnya sebuah ajakan rasis yang disampaikan oleh seorang Guru SMA 58 Jakarta Timur (Jaktim) bernama TS (56).

Percakapan itu dilontarkan oleh TS di dalam sebuah grup WhatsApp bernama Rohis 58 dalam rangka mengajak murid-muridnya untuk tidak memilih ketua OSIS non-muslim.

Hingga Rabu (28/10/2020), TS masih aktif mengajar karena tidak ada guru pengganti serta masih menunggu sanksi dari Dinas Pendidikan (Disdik).

Selembaran berisi percakapan berbau rasis yang dilontarkan seorang guru SMA.
Selembaran berisi percakapan berbau rasis yang dilontarkan seorang guru SMA. (Istimewa via Kompas.com)

 

Baca juga: Salah Paham Sebabkan Bahar bin Smith Hajar Sopir Taksi Online, Kuasa Hukum: Pelapor Cinta sama Habib

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/10/2020), info tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA 58 Jaktim Dwi Arsono

Ia menyebut proses pemeriksaan terhadap TS sudah dilakukan dan masih menunggu sanksi dari Dinas Pendidikan.

TS sendiri sampai saat ini masih aktif mengajar materi lewat pembelajaran daring.

Dwi mengatakan, lantaran belum ada guru pengganti maka TS akan terus mengajar supaya murid tidak dirugikan.

"Yang bersangkutan masih mengajar. Ya kalau mengajar sebelum ada penggantinya kan siswa yang lain malah telantar, malah merugikan orang lain," kata Dwi.

Dwi memastikan TS dan pihak sekolah akan menjalani sanksi apapun yang diberikan oleh Dinas Pendidikan.

Melihat viralnya kasus rasis tersebut, Dwi berharap kasus serupa tidak terulang di lembaga pendidikan yang lain.

Menanggapi viralnya hal tersebut, TS mengaku apa yang ia sampaikan awalnya diniatkan untuk mengajari tentang kepemimpinan di dalam agama Islam.

TS sendiri diketahui merupakan seorang guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di SMA 58 Jakarta.

Percakapan rasis tersebut dilontarkan oleh TS di saat TS sedang memberikan materi pelajaran.

"Dia mengaku awalnya niatnya itu adalah menerapkan pelajaran agama Islam tentang kepemimpinan, ini ada di silabus dan itu diperuntukkan untuk di-share kepada anggota (grup WhatsApp) rohis yang berjumlah 44 orang. Di-share secara khusus untuk rohis saja," kata Dwi saat dihubungi, Selasa (27/10/2020) malam.

TS mengaku tak berniat menyebarkan pernyataannya itu di dalam grup.

Seorang anggota grup kemudian mengabadikan pesan yang dikirim oleh TS, hingg akhirnya viral di media sosial.

Berikut pesan yang ditulis oleh TS di dalam grup WhatsApp Rohis 58.

"Assalamualaikum…hati2 memilih ketua OSIS Paslon 1 dan 2 Calon non Islam…jd ttp walau bagaimana kita mayoritas hrs punya ketua yg se Aqidah dgn kita.”

“Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3.”

“Awas Rohis jgn ada yg jd pengkhianat ya,” tulis TS di dalam grup WA itu.

 

Baca juga: Curiga Dengar Suara Rintihan Anak Kecil, Warga Pergoki Siswi SD Dirudapaksa Ayah Kandungnya

TS kemudian diperiksa oleh Dinas Pendidikan (Disdik) pada tanggal 23 Oktober lalu.

Saat diperiksa, TS mengaku apa yang ia lakukan adalah salah dan telah meminta maaf.

Dwi menekankan apa yang dilakukan oleh TS tidak merepresentasikan sikap sekolah.

"Jadi yang perlu diketahui, itu tindakan pribadi perorangan bukan tindakan sekolah," kata Dwi.

Dwi menyampaikan, pihak sekolah mendukung pemilihan OSIS yang bersifat demokrasi.

"Justru sekolah waktu sambutan saya menjelang pemilihan OSIS saya sampaikan ini hari dijadikan ajang demokrasi yang sehat dan bermartabat," tambah dia.

Saat ini TS masih menunggu hasil pemeriksaan Disdik terkait dengan pemberian sanksi.

Keinginan Pribadi Saja

Merespons viralnya percakapan itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur Gunas Mahdianto mengatakan telah melayangkan teguran kepada TS.

"Itu sudah diselesaikan dan diberikan pembinaan oleh kepala sekolah," kata Gunas saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Senin (26/10/2020).

Dikutip dari TribunJakarta.com, Senin (26/10/2020), Gunas mengatakan, pelanggaran yang dilakukan oleh TS telah diproses sesuai prosedur yang berlaku.

Baca juga: Saksikan Suaminya Membunuh Orang secara Sadis, sang Istri Histeris dan Menolak Diajak Kabur Bersama

Gunas menjelaskan, apa yang dilakukan oleh TS hanya merepresentasikan sikap individu yang bersangkutan, bukan sikap sekolah.

"Itu WhatsApp pribadi masalahnya. Jadi karena keinginan pribadi saja," ujarnya.

Selain berkoordinasi dengan Disdik, pihak SMA 58 Jakarta juga telah berkomunikasi dengan para orangtua murid.

Di samping itu, pemilihan Ketua OSIS di SMAN 58 sudah berakhir, yang mana pemenangnya bukan pasangan calon nomor urut 3.

"Saya dengar yang terpilih (paslon) OSIS nomor 1, tidak ada masalah sebetulnya," tutur dia. (TribunWow.com/Anung)

Artikel ini diolah dari Tribunjakarta.com dengan judul Guru SMAN di Jakarta Timur Bertindak Rasis Soal Pemilihan Ketua OSIS, Begini NasibnyaKompas.com dengan judul "Kronologi Ulah Rasial Guru SMA di Jaktim, Tiba-tiba Ajak Murid Tak Pilih Ketua OSIS Non-Muslim", dan "Oknum Guru SMA di Jaktim yang Lakukan Tindakan Rasial Masih Aktif Mengajar"

Sumber: TribunWow.com
Tags:
GuruRasisSMA 58JakartaOSIS
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved