Breaking News:

Terkini Nasional

Soroti Manuver Vanuatu soal Papua, Tantowi Yahya Duga Ada Agenda yang Tak Disebut: Mereka Khawatir

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya memetakan sikap negara Pasifik Vanuatu yang baru-baru ini mengecam pelanggaran HAM di Papua.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
Capture YouTube Akbar Faizal Uncensored
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dan Akbar Faizal membahas Vanuatu yang menyoroti isu pelanggaran HAM di Papua Barat, diunggah Senin (26/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya memetakan sikap negara Pasifik Vanuatu yang baru-baru ini mengecam pelanggaran HAM di Papua Barat.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Akbar Faizal, diunggah Senin (26/10/2020).

Diketahui sebelumnya Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman menyoroti isu pelanggaran HAM di Papua Barat dalam sidang Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengungkapkan alasan negara Vanuatu mengusik atau ikut campur terhadap Indonesia soal Papua, dalam tayangan Youtube Akbar Faizal Uncensored, Senin (26/10/2020).
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengungkapkan alasan negara Vanuatu mengusik atau ikut campur terhadap Indonesia soal Papua, dalam tayangan Youtube Akbar Faizal Uncensored, Senin (26/10/2020). (Youtube/Akbar Faizal Uncensored)

Baca juga: Tantowi Yahya Beberkan Manuver Vanuatu Sasar Papua, Ubah Strategi saat Gagal: Pakai Berita Settingan

Meskipun begitu, pihak perwakilan Indonesia menilai Vanuatu terlalu ikut campur dalam urusan internal di Papua.

Hal itu kemudian menarik perhatian Akbar Faizal, mengingat Vanuatu sudah kerap menyoroti berbagai isu di Papua.

"Kelihatannya mereka cukup canggih dalam membaca isu karena mereka tahu tampaknya bahwa Papua akan selalu menjadi isu yang bagus untuk mereka mainkan," komentar Akbar Faizal.

"Pertanyaan kita adalah apakah mereka tidak punya problem begitu mudah 'mengganggu' kita? Dan ternyata ini sesuatu yang mereka ulang terus-menerus," singgungnya.

Menurut Tantowi, sejak lama negara-negara Pasifik seperti Vanuatu memiliki perhatian lebih terhadap Papua.

Ia menilai hal ini terjadi karena solidaritas atas kesamaan ras Melanesia dengan masyarakat Papua.

Tantowi membenarkan sudah banyak manuver dengan agenda tertentu yang dilakukan Vanuatu terkait Papua.

Ia menilai ada pula agenda lain yang tidak secara terang-terangan dapat diungkap ke publik internasional.

"Tentu setiap manuver yang dilakukan satu negara dengan negara lain itu ada agenda."

"Agendanya itu ada yang begitu mudah kita baca, ada pula agenda yang kita perlu digest (cerna) betul motif dari negara ini melakukan manuver politik terhadap satu negara," papar Tantowi Yahya.

Baca juga: Sosok Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Muda yang Jawab Tegas Vanuatu soal Papua di Sidang Umum PBB

Menurut Tantowi, agenda tersebut berkaitan dengan dampak perubahan iklim dunia.

"Vanuatu itu adalah satu dari negara-negara kepulauan yang ada di Samudera Pasifik selatan yang mempunyai banyak sekali tantangan. Tantangannya itu adalah soal perubahan iklim," jelas mantan anggota DPR RI ini.

Ia memaparkan kekhawatiran itu mulai muncul di negara-negara kawasan Pasifik, termasuk Vanuatu.

Perubahan iklim di dunia dikhawatirkan akan memicu kenaikan air laut.

Tantowi menjelaskan hal ini menjadi perhatian utama negara-negara di kawasan Pasifik.

Ia menerangkan agenda internal semacam ini dapat menjadi sebab sebuah negara mulai mengusik negara lain, meskipun alasannya tidak diungkapkan secara terang-terangan.

"Jadi ada suatu kekhawatiran negara Pasifik ini bahwa mereka akan tenggelam. Ketika tenggelam ini, pertanyaannya akan ke mana mereka itu?" ungkap Tantowi.

"Alasan-alasan seperti ini memang tidak lazim untuk dikemukakan secara gamblang di media," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit 9.00:

Alasan Vanuatu 'Mengusik' Indonesia soal Papua, Menyangkut Ras dan Deklarasi

Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengungkapkan alasan negara Vanuatu mengusik atau ikut campur terhadap Indonesia soal Papua.

Seperti yang diketahui, Vanuatu sempat menjadi perbincangan publik di Tanah Air lantaran ikut mempersoalkan tentang adanya pelanggaran HAM di Papua.

Momen tersebut terjadi dalam Sidang Majelis Umum Perserikatakan Bangsa Bangsa (PBB) di markas PBB, Jenewa, Swiss, Jumat (25/9/2020)

Baca juga: Sebut Tuduhan Vanuatu soal Pelanggaran HAM di Papua Mengada-ada, Mahfud MD: Lebih Banyak yang Bangga

Dilansir TribunWow.com dari tayangan Youtube Akbar Faizal Uncensor, Senin (26/10/2020), Tantowi menilai sikap Vanuatu tersebut didasari karena adanya persamaan ras dengan Provinsi paling timur di Indonesia.

Menurutnya, berdasarkan sejarah yang panjang, negara kepulauan di Samudra Pasifik itu dan Papua sama-sama memiliki ras Melanisia.

"Jadi orang Vanuatu itu rasnya sama betul dengan orang Papua, jadi orang Melanisia," ujar Tantowi Yahya.

Diplomat Republik Indonesia Silvany Austin Pasaribu (kiri) menjawab tudingan Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman (kanan) saat membahas isu HAM di Papua Barat, ditayangkan Minggu (27/9/2020).
Diplomat Republik Indonesia Silvany Austin Pasaribu (kiri) menjawab tudingan Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman (kanan) saat membahas isu HAM di Papua Barat, ditayangkan Minggu (27/9/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

"Jadi menurut sejarah, ras Papua itu sekitar 6 ribu tahun lalu itu mereka melakukan eksplorasi ke banyak tempat di wilayah pasifik."

"Mereka ini kemudian berhenti dan bermukim di beberapa wilayah yang pertama Solomon Island dan Vanuatu," jelasnya.

Oleh karenanya, tidak bisa dipungkiri bahwa antara Vanuatu dan Papua memiliki kedekatannya tersendiri, sama halnya Indonesia dengan Papua.

"Jadi penduduk dari tiga negara di pasifik ini sama persis dengan orang Papua," kata Tantowi Yahya.

"Jadi saya bisa sebut bahwa mereka adalah orang Papua yang merantau. Jadi itulah yang membedakan ketiga negara ini dengan negara-negara pasifik lainnya," terangnya.

"Jadi mereka ada ikatan batin yang sangat kuat, lama, satu ras."

 Baca juga: Vanuatu Soroti Isu HAM di Sidang PBB, Diplomat RI Balas Debat: Kalian Bukan Perwakilan Orang Papua

Selain itu menurut Tantowi Yahya, hal lain yang mendasari Vanuatu begitu kekeh ingin membantu Papua adalah karena berkaitan dengan bunyi deklarasi dari presiden pertamanya, yakni George Kalkoa.

Prinsipnya adalah satu merdeka semua bangsa Melanisia harus merdeka.

Bukan hanya merdeka dari penjajah, melainkan juga dari adanya konflik.

"Yang kedua pada waktu Vanuatu ingin merdeka pada tahun 1980 Presiden pertama dari Vanuatu itu membuat semacam deklarasi," jelasnya.

"Jadi dia berkata bahwa bangsa Melanisia belum benar-benar merdeka jika masih ada bagian dari kita yang masih terjajah. Itu mengapa Vanuatu paling kenceng kalau teriak soal Papua," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)

Tags:
VanuatuTantowi YahyaPapuaSelandia BaruPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved