Terkini Nasional
Akui Jokowi Berubah, Mardani Ali Bandingkan saat Jadi Walkot Solo dan Sesalkan Ucapannya soal Demo
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), khususnya dalam satu tahun di periode keduanya
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), khususnya dalam satu tahun di periode keduanya.
Dilansir TribunWow.com, Mardani Ali mengakui ada yang berubah dari sikap Jokowi saat ini dibandingkan dengan saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Hal itu diungkapannya dalam acara Mata Najwa 'Trans7', Rabu (21/10/2020).
Baca juga: Rocky Gerung Ibaratkan Pemerintah Jokowi Itu Pernikahan: Malam Pertama Pasangannya Udah Gak Percaya
Menurutnya, perubahan pada sikap Jokowi saat ini yaitu adalah seperti sudah tidak mau lagi banyak berurusan dengan rakyatnya secara langsung.
"Saya mulai dari perubahan Pak Jokowi dulu, izin, dulu waktu di Solo ketika beliau ingin mereformasi atau memperbaiki kualitas pasar, dialognya bagus sekali," ujar Mardani Ali.
"Sehingga akhirnya masyarakat bisa menerima," imbuhnya.
Dirinya mencontohkan dalam kasus penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja hingga mengakibatkan demo besar di seluruh daerah di Tanah Air.
Mardani Ali mengaku sangat menyayangkan sikap dan pernyataan dari Jokowi dalam menanggapi aksi para pendemo.
"Sekarang ini saya sedih ketika Pak Jokowi bilang 'Kalau sampean enggak setuju ya sampean ke MK," kata Mardani menyayangkan.
"Belum lagi tanggal 8 (Oktober) demo enggak ditemui, tanggal 20 (Oktober) demo. Sebelumnya di Solo enggak perlu demo tapi mendatangi," jelasnya.
"Jadi memang ada perubahan di sosok Pak Jokowinya, tidak ingin kebisingan, ingin efisiensi, ingin efektivitas," tegasnya.
Baca juga: Ditanya Najwa Shihab Apakah Ada Reshuffle Kabinet, Maruf Amin: Hanya Allah dan Pak Jokowi yang Tahu
Mardani Ali mengakui bahwa Jokowi pastinya tidak berperan sendirian dalam menghadapi setiap persoalan di negeri ini.
Namun ia menyadari bahwa keputusan tertinggi berada di tangan seorang presiden, yakni Jokowi itu sendiri.
"Ada hubungan karena negeri ini bagaimanapun tetap bergantung kepada yang namanya satu orang," ungkapnya.
"Pak Jokowi satu presiden, dia memilih sekitar 50 orang terbaik menjadi kabinet, baik itu menteri maupun kepala lembaga, tapi keseluruhannya bergantung kepada satu orang. Apa kata satu orang ini akan menentukan," terang Mardani Ali.
Oleh karenanya, di satu sisi mengeluhkan kondisi demokrasi yang tidak seimbang antara oposisi dengan koalisi, Mardani berharap Jokowi bisa menjadi penengah atau penyeimbang keduanya.
"Dan sekarang ketika kita menghadapi demokrasi yang tidak seimbang, oposisi yang sangat luar biasa kecil dengan koalisi," harapnya.