Nikita Mirzani Ungkap Sering Konsultasi ke Psikolog, Atta Halilintar: Jadi Kak Niki Pernah Bipolar?

TRIBUNWOW.COM - Selebriti Nikita Mirzani mengaku sering konsultasi ke psikolog untuk sekadar bertukar pikiran tentang hidupnya.

Hal itu diungkapkan janda tiga anak tersebut melalui tayangan di kanal YouTube Atta Halilintar, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Nikita Mirzani Komentari Ancaman Dilaporkan Pendukung Puan Maharani: Kalau Ada yang Janggal Ya Sudah

Atta Halilintar semula menyinggung sepak terjang Nikita Mirzani yang dikenal sensasional.

Menjadi seleberiti yang sering dicap huru hara sekaligus sebagai single parent yang mengurus tiga anak, Nikita Mirzani tentu merasakan tekanan hidup tersendiri.

Oleh karena itu, Nikita menyebut konsultasi ke psikolog adalah sebuah keharusan.

Bukan hanya untuk orang yang sakit, tetapi bagi yang sehat mental sekali pun.

"Ke psikolog itu sebenarnya harus, mau sehat mau enggak itu harus," tutur Nikita Mirzani.

"Karena kita harus bertukar pikiran dengan orang yang lebih paham," imbuhnya.

Nikita Mirzani menegaskan dirinya ke psikolog hanyalah sebatas mencari teman bertukar pikiran.

Selain kompetensinya, psikolog diposisikan Nikita Mirzani sebagai teman yang jauh lebih bisa dipercaya.

"Niki tuh memang suka ke psikolog untuk kita tukar pikiran, bukan untuk masalah-masalah Niki 'Eh kenapa ya aku kok gini', enggak," kata selebrini yang akrab disapa Nyai itu.

"Yang jelas itu adalah ketika Niki bisa berbicara dengan orang dan orang itu tidak lagi berbicara dengan orang lain itu menjadi enteng."

"Karena kan misalkan kita ceritah nih sama orang A terus tiba-tiba orangnya benci sama kita, marahan, terus akhirnya disebar itu kan tidak baik," sambungnya.

Baca juga: Romantis, Atta Halilintar Ulangi Adegan Lamaran dengan Aurel Hermansyah, Nikita Mirzani: Peluk Dong

Baca juga: Makin Memanas, Nikita Mirzani Posting Video Elza Syarief Mengamuk: Ibu Pengacara Hebat Mau Ngomong

Kebutuhan untuk datang ke psikolog bukan hanya dianjurkan bagi yang sakit atau berkepribadian ganda saja.

Bila dilihat dari pribadinya, manusia pada umumnya memang memiliki dua sisi yang berlainan.

Karena itu, sekadar sharing kepada psikolog juga begitu diperlukan.