Breaking News:

UU Cipta Kerja

Hari Ini Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja akan Digelar di Istana Negara, Ini Penjelasan Slamet Maarif

Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) akan membuat aksi penolakan terhadap disahkannya Undang-undang Cipta Kerja.

Editor: Mohamad Yoenus
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Sejumlah mahasiswa dan pelajar melakukan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jalan Basuki Rahmat, Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020). Buruh dan mahasiswa berkumpul untuk melakukan aksi menuju Gedung Grahadi. Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) akan membuat aksi penolakan terhadap disahkannya Undang-undang Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) akan membuat aksi penolakan terhadap disahkannya Undang-undang Cipta Kerja.

Ormas berbasis agama itu rencananya akan mengadakan demo tolak UU Cipta Kerja pada Selasa (13/10/2020).

Aksi unjuk rasa dimotori oleh Ormas Front Pembela Islam, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, PA212 dan puluhan ormas lainnya.

Baca juga: IRT di Palembang Kaget Suami Datang Langsung Menampar dan Menendangnya: Saya Tak Tahu Masalahnya

 

Kelompok mahasiswa dan buruh menggelar unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law, di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Kamis (8/10/2020). Unjuk rasa ini berakhir rusuh.
Kelompok mahasiswa dan buruh menggelar unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law, di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Kamis (8/10/2020). Unjuk rasa ini berakhir rusuh. (TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD ABDIWAN)

Dalam poster resmi yang dibagikan di akun HRS Center, aksi akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia pada 13 Oktober.

Gabungan aliansi menamakan diri sebagai Aliansi Nasional Anti Komunis (Anak NKRI).

Sementara, di Jakarta, aksi akan dipusatkan di Istana Negara mulai pukul 13.00 WIB.

Sebelumnya, FPI, GNPF Ulama, PA 212 dan HRS Center menggelar jumpa pers bersama tentang penolakan terhadao UU Cipta Kerja.

"Mengamati perkembangan politik, hukum, yang semakin menjauh dari cita-cita nasional sebagaimana yang tercantum dalam mukadimah UUD 1945," ujar Slamet Maarif mewakili aliansi, dalam video yang dilihat Wartakotalive.com, Minggu (11/10/2020).

"Kebijakan penyelengaraan negara telah mendegradasi prinsip kedaulatan rakyat dan paham negara kesejahteraan dengan mengutamakan kepentingan oligarki kapitalis," imbuhnya

"Rezim lebih mengutamakan kepentingan geo-politik RRC dengan tetap mendatangkan tenaga asing yang berpaham komunis, tetap menggelar pilkada di tengah ancaman Covid-19 demi politik dinasti.

Di sisi lain, tindakan penyalagunakan kekuasaan, pesekusi, intimidasi dan kriminalisasi masih terus berlangsung," imbuhnya.

Baca juga: Niat COD, Pegawai Konter Jadi Korban Salah Tangkap Oknum Polisi: Pas Keluar Saya Langsung Dipukul

 

Seiring dengan itu, sebutnya, pemerintah mengajukan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang kini disahkan menjadi undang-undang.

"Kesemuanya itu menunjukkan penyelenggaraan negara di bawah kepemimpinan yang dzalim, yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan yang berdasarkan Pancasila.

Rakyat telah dikorbankan, masa depan keutuhan dan kedaulatan negara terancam dengan kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang," jelasnya.

Sementara itu, dalam siaran persnya, aliansi menyatakan mendukung aksi buruh, mahasiswa dan pelajar dalam memperjuangkan penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) maupun aksi-aksi dalam segala bentuknya baik berupa mogok maupun hak untuk menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul menyuarakan kepentingan rakyat.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Tags:
UU Cipta KerjaIstana NegarademoJakartaFPI
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved