Terkini Daerah
Kisah Ibu dan Anak Tinggal di Kamar Penuh Kotoran, Begini Kondisinya, Menangis saat Diajak Keluar
Ibu dan anak di Pedukuhan Dlaban, Desa Sentolo, Sentolo, Kulon Progo, DIY tinggal di kamar penuh sampah dan kotoran. Begini kondisi keduanya.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kondisi memprihatinkan dialami oleh ibu dan anak di Pedukuhan Dlaban, Desa Sentolo, Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ibu dan anak tersebut dikenal dengan nama Bu Kadi (60) dan Fitri (19).
Keduanya tinggal di sebuah kamar penuh sampah hingga kotoran mereka sendiri, sepeninggal sang ayah.
Ironisnya, mereka tidak pernah mau keluar dari kamar tersebut.
Baca juga: Sosok Samsul Tersangka Pemerkosa Ibu Muda sekaligus Pembunuh Bocah: Dikenal Lajang Pengangguran
Baca juga: Suami Penggal Kepala Istri lalu Tenteng ke Kantor Polisi, Cemburu karena Ngobrol dengan Tetangga

Disabilitas, Ditinggal Sosok Kepala Keluarga
Pekerja Sosial Fungsional Dinas Sosial Kulon Progo Noviana Rahmawati mengemukakan, Bu Kadi mengalami gangguan penglihatan.
Sedangkan anak gadisnya yang bernama Fitri mengalami kesulitan berkomunikasi.
Sepanjang hari, Fitri hanya diam saja.
Hal itu membuat keduanya sulit mengurus diri mereka.
Kondisi tersebut semakin parah saat Bu Kadi dan Fitri ditinggal sang kepala keluarga, Sukadi.
Dahulu, keduanya dirawat oleh Sukadi.
Namun Sukadi kemudian sakit dan meninggal karena gangguan paru-paru.
Baca juga: Cerita Ibu Muda yang Jadi Korban Pemerkosaan di Aceh, sang Anak Dibacok saat Membela Dirinya
Baca juga: Singgung Kanal YouTube Nikita Mirzani, Rocky Gerung Blak-blakan: Lekuk Pikirannya Lebih Seksi
Makan, Tidur dan Buang Air di Kamar yang Sama
Lantaran tak lagi ada yang mengurus, keadaan keduanya sangat memprihatinkan.
Bu Kadi dan Fitri selalu tinggal di suatu ruangan dalam rumah mereka.
Di kamar itu, Bu Kadi dan Fitri makan, tidur hingga buang air besar dan kecil.
Tak heran, kondisi kamar berbau sangat menyengat.
Selain kotoran manusia, kamar mereka juga dipenuhi sampah-sampah.
Di kamar tersebut, Bu Kadi dan Fitri juga memiliki dua ekor ayam.
Mereka tidur bersama ternak mereka.
Ironisnya, ibu dan anak tersebut tak pernah mau keluar dari kamarnya.
"Tadi saya coba ajak keluar ke kamar mandi, tidak mau, malah menangis. Perlu asesmen lebih lanjut untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik dan mental keduanya," ujar Novi.
Baca juga: Singgung UU Cipta Kerja, Hotman Paris Bahas Pesangon Buruh: Dia Tidak Mampu Bayar Pengacara
Baca juga: VIDEO Bocah 9 Tahun Mengambang di Sungai, Tewas Dibacok karena Bantu Ibu Melawan Pelaku Pemerkosaan
Makanan Dibantu Warga
Tetangga Bu Kadi, Heri menjelaskan keadaan keduanya membuat warga iba.
Warga pun bergantian memberi mereka makan saat pagi hari.
Namun belum ada warga yang berani membantu membersihkan rumah hingga tubuh mereka.
"Bukan mengurus dalam artian sampai memandikan. Kalau itu (sampai memandikan) tidak ada yang sanggup," ujar Heri.
Pihak Puskesmas, kata Heri, telah mendatangi dan memeriksa keduanya.
Dinas Sosial pun tengah menyusun langkah untuk menangani kondisi Bu Kadi dan Fitri.
TONTON JUGA:
Hidup di Kamar Penuh Kotoran dan Sampah
Diberitakan sebelumnya, seorang ibu dan anak hidup berkubang dengan sampah dan kotorannya sendiri di Pedukuhan Dlaban, Kalurahan (desa) Sentolo, Kapanewon (kecamatan) Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keduanya diyakini penyandang disabilitas.
Warga mengenal mereka sebagai Bu Kadi (60 tahun) dan anak bernama Fitri (19). Keduanya hidup dalam sebuah rumah dinding bata di tengah pedukuhan, tidak jauh dari para tetangga.
"Kemungkinan besar keduanya difabel, tapi kami masih memastikan dengan pemeriksaan berikutnya bersama Puskesmas," kata Pekerja Sosial Fungsional dari Dina Sosial Kulon Progo, Noviana Rahmawati via telepon, Jumat (9/10/2020).
Bu Kadi, kata Novi, dalam pemeriksaan awal tampak menderita gangguan pengelihatan.
Fitri mengalami kesulitan komunikasi dengan orang lain. Ia hanya diam saja.
Ibu dan anaknya dalam kehidupan yang serba sulit untuk mengurus diri sendiri.
Kondisi rumah secara umum sangat kotor dan berdebu, ruang tamu hingga dapur.
Terutama di kamar yang ditempati Bu Kadi dan Fitri.
Kamar itu sangat kotor, penuh sampah dan menguar bau menyengat hingga pintu depan.
Baca juga: Jadi Tersangka karena Usung Keranda Puan Maharani, Apa Pasal yang Disangkakan ke Sari Labuna?
Baca juga: Alasan Ferdinand Hutahaean Mundur dari Demokrat, Sebut Bakal Pindah Partai: Tunggu Tanggal Mainnya
Pasalnya, mereka makan, tidur, buang air besar (BAB), dan buang air kecil (BAK), di kamar itu.
Selain itu, mereka juga memelihara 2 ekor ayam di kamar itu dan melarang siapa pun membawa keluar.
“Tadi saya coba ajak keluar ke kamar mandi, tidak mau, malah terus menangis. Perlu asesmen lebih lanjut untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik dan mental keduanya,” kata Novi.
Kondisi ibu dan anak ini menjadi tak terurus sejak ditinggal mati sang suami beberapa hari lalu, kata Novi.
Sukadi (suaminya) seorang pensiunan di jawatan perkeretaapian.
Sukadi diyakini merawat mereka dengan baik.
Namun, sakit berkepanjangan itu membuat Sukadi kewalahan.
Novi menceritakan, ibu dan anak ini tidak keluar kamar sejak ayahnya sakit dan kemudian meninggal.
“Mereka tidak pernah keluar dari kamar itu,” kata Novi.
Tetangga mengungkap kalau Sukadi menderita sakit cukup lama.
Ia sempat menjalani perawatan rumah sakit selama dua hari sebelum meninggal.
“Katanya karena sakit paru-paru,” kata Heri (63), warga sekitar.
Heri tinggal tak jauh dari rumah Bu Kadi.
Ia menceritakan, warga peduli dan ikut membantu asupan bagi keduanya.
Warga bergantian memberi makan saat pagi hari.
"Bukan mengurus dalam artian sampai memandikan. Kalau itu (sampai memandikan) tidak ada yang sanggup," kata Heri.
Sampai saat ini, kata Heri, warga masih terus membantu memberi makan keluarga ini.
Mereka menyodorkan makanan dalam kardus, bungkusan hingga besek dan meletakkan di depan rumah.
"Baru saja pihak Puskesmas datang untuk memeriksa. Sudah dalam penanganan pemerintah," kata Heri.
Novi mengungkapkan, Dinsos masih membangun koordinasi dengan semua pihak untuk menangani ibu dan anak ini.
Mereka masih harus melalui pemeriksaan Puskesmas, memastikan jenis disabilitas masing-masing, perlu atau tidak merujuk ke rumah sakit sesuai dengan disabilitasnya, ataukah kembali ke masyarakat.
“(Masih )ada penanganan lanjutan,” kata Novi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Bu Kadi dan Fitri, Tinggal di Kamar Penuh Kotoran, Tak Keluar Sejak Sang Ayah Meninggal" dan judul "Kisah Ibu dan Anak Difabel, Tak Terurus Sejak Ayah Meninggal, Tubuh Penuh Sampah dan Kotoran"