Breaking News:

Terkini Daerah

Perkirakan 250 Warga Tasikmalaya Keracunan, Dinkes Berhasil Lacak Penyebab Lewat Aroma Tinja Korban

Ratusan warga Tasikmalaya diduga mengalami keracunan massal seusai mengonsumsi nasi kuning yang diberikan dalam rangka perayaan ultah seorang warga.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Tribun Jabar/Firman Suryaman
Seorang anak dievakuasi karena diduga keracunan di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis (8/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Diperkirakan ada 250 lebih warga Tasikmalaya menjadi korban keracunan massal.

Tercatat hingga Kamis (8/0/2020), telah ada 142 korban yang mengeluhkan gejala-gejala keracunan, mulai dari sakit perut, muntah, hingga diare.

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Suryaningsari menyebut pihaknya telah berhasil melacak sumber penyebab keracunan massal tersebut.

Puluhan warga Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, dirawat di Puskesmas Mangkubumi, Kamis (8/10), diduga karena keracunan.
Puluhan warga Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, dirawat di Puskesmas Mangkubumi, Kamis (8/10), diduga karena keracunan. (Tribun Jabar/ Firman Suryaman)

Baca juga: Diduga Keracunan Nasi Kuning Perayaan Ulang Tahun, 142 Warga Tasikmalaya Muntah-muntah hingga Diare

Dikutip dari TribunJabar.id, Jumat (9/10/2020), berdasarkan keterangan para korban, mereka mengeluhkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi nasi kuning.

Seperti yang diketahui, pada Rabu (7/10/2020), tepatnya di Kampung Cilange, ada seorang warga yang merayakan hari ulang tahun dan membagi-bagikan boks nasi kuning kepada warga sekitar.

"Sesuai keterangan pemilik hajatan, mereka menyediakan 120 boks nasi kuning. Jika satu boks dimakan oleh dua sampai empat orang, kemungkinan jumlah korban lebih dari 250 orang," kata Titie.

Titie menjelaskan, pihaknya meyakini yang menjadi sumber penyebab keracunan adalah makanan.

Hal itu berhasil terlacak lewat aroma tinja korban, dan indikator-indikator lainnya.

"Penyebabnya sudah bisa dipastikan yaitu keracunan makanan. Tapi makanan mana yang menjadi sumber penyebabnya, masih dalam proses laboratorium," kata Titie.

Titie mengatakan, Dinkes Kota Tasikmalaya telah mempersiapkan sejumlah obat dan sarana perawatan untuk mengobati para korban.

Ia juga menargetkan para korban akan sembuh dalam waktu dua hingga tiga hari.

"Semuanya mudah-mudahan bisa tertangani dengan baik. Yang sudah bisa berobat jalan, kami suruh pulang sambil terus dipantau perkembangannya," ujar Titie.

Sebelumnya diberitakan, karena membludaknya jumlah pasien, dibentuk sejumlah ruang rawat darurat yang mengambil tempat di sekolah, dan di belakang puskesmas.

"Atas inisiatif kami, digunakan sebagai ruang perawatan darurat," kata Danramil setempat, Mayor Inf Iwan Suwanto.

Anwar seorang warga yang turut menjadi korban keracunan menceritakan gejala keracunan dimulai pada Kamis (8/10/2020).

"Kami tidak tahu dari mana sumber keracunan ini. Namun tiba-tiba secara bersamaan kami terserang pusing, mual, muntah dan diare. Mulainya Kamis dini hari," kata Anwar, warga setempat.

Anwar menduga kuat sumber keracunan berasal dari nasi kuning yang ia konsumsi bersama keluarganya.

"Istri dan anak saya makan cukup banyak, sehingga terserang. Sedangkan saya sempat makan sedikit dan hanya terkena diare," kata Anwar.

Baca juga: Komentari Unggahan Ridwan Kamil soal Omnibus Law, Mantu SBY Annisa Pohan Justru Dihujat Warganet

Cerita Ibu Korban

Cucu (40) seorang ibu yang dua anaknya menjadi korban keracunan mengaku sempat mengunjungi acara ulang tahun tuan rumah pemberi nasi kuning.

Ia bercerita, acara perayaan ulang tahun berlangsung meriah seperti biasa, dan dipenuhi para tamu yang mayoritas anak-anak.

Cucu mengatakan, sebelum anaknya keracunan, keduanya memang sempat mengonsumsi nasi kuning pemberian tuan rumah.

Baca juga: Teror 15 Mahasiswi UIN Makassar lewat Video Call Cabul, Begini Pengakuan dan Motif Pelaku

"Setiba di rumah, Nadila dan Shofie langsung memakan nasi kuning tersebut dengan lahap. Di dalamnya ada sambal goreng tempe, irisan dadar telur, irisan mentimun, dan kerupuk," ujar Cucu saat ditemui, Kamis (8/10/2020) sore, di ruang kelas SD Puspasari yang dijadikan ruang perawatan darurat.

Berdasarkan pengakuan Cucu, gejala keracunan mulai dirasakan saat tengah malam.

"Kedua anak saya, Nadia (12) dan Shofie (7), mulai merasakan keracunan Kamis sekitar pukul 01.00. Dengan waktu hampir bersamaan mereka terbangun karena sakit perut," kata Cucu.

"Melihat kondisi Shofie yang ujug-ujug sakit membuat saya dan suami panik. Apalagi Shofie mengeluhkan sakit perut yang melilit."

Melihat kedua anaknya nampak begitu kesakitan, Cucu kala itu merasa panik.

"Kami benar-benar panik. Saya telepon famili mau minta bantuan. Ternyata famili pun sama anaknya seperti yang dialami anak saya," kata Cucu. (TribunWow.com/Anung)

Artikel ini diolah dari tribunjabar.id dengan judul Apa Penyebab Keracunan yang Dialami Ratusan Warga Mangkubumi Tasikmalaya? Ini Kata Dinkes, Korban Keracunan Makanan di Karikil Kota Tasikmalaya Terus Bertambah, Jumlah Terkini 142 Orang, dan Detik-detik Korban Rasakan Gejala Keracunan Usai Makan Nasi Kuning, Horor Menjelang Tengah Malam

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Tasikmalayakeracunan makananDinas KesehatanKeracunan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved