Breaking News:

Terkini Nasional

Najwa Shihab: Treatment Kursi Kosong Lazim di Negara yang Punya Sejarah Kemerdekaan Pers

Jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab menanggapi upaya pelaporan dirinya dari Tim Relawan Jokowi Bersatu.

Youtube/Najwa Shihab
Najwa Shihab bersikap 'halu' seakan-akan sedang berdialog langsung dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di panggung Mata Najwa. Jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab menanggapi upaya pelaporan dirinya dari Tim Relawan Jokowi Bersatu. 

"Sependek ingatan saya, treatment “kursi kosong” ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang. Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word. Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC. Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya."

Azas Tigor Sebut Najwa Shihab Tak Perlu Dipolisikan, Sudah Dapat Sanksi Sosial

Pengamat kebijakan publik Azas Tigor Nainggolan menilai jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab tidak perlu sampai dilaporkan.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan terkait viralnya tayangan Mata Najwa yang mewawancarai kursi kosong sebagai tanda absennya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Menurut Azas Tigor, terlalu berlebihan jika melaporkan Najwa Shihab karena membuat tayangan tersebut.

Baca juga: Dinilai Menohok Jokowi, Najwa Shihab yang Wawancara Kursi Kosong Pengganti Terawan akan Dilaporkan

Selain itu, menurut Tigor, Najwa sudah cukup mendapat sanksi sosial dari publik.

Diketahui Ketua Tim Relawan Jokowi Bersatu berencana melaporkan presenter yang akrab disapa Nana itu ke Polda Metro Jaya.

"Saya rasa enggak perlu dipolisikan. Toh Najwa sudah mendapatkan hukuman sosial dari publik atas acara wawancara kursi kosong," komentar Azas Tigor, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020).

Diketahui tayangan wawancara kursi kosong itu telah ditoton 2,7 juta kali di kanal YouTube Najwa Shihab.

Pengamat dari Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan saat memaparkan catatan akhir tahun 2018 terkait kinerja Anies Baswedan, Kamis (10/1/2019).
Pengamat dari Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan saat memaparkan catatan akhir tahun 2018 terkait kinerja Anies Baswedan, Kamis (10/1/2019). (TribunJakarta/Pebby Ade Liana)

Menurut Tigor, Najwa sudah banyak mendapat kritikan karena memilik aksi mewawancarai kursi kosong.

"Najwa sudah dikritik ulang oleh publik dan memang begitulah sanksi sosial yang sesuai diterimanya," jelas advokat tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, Najwa Shihab mengungkapkan alasannya ingin mengundang Menkes Terawan terkait penanganan pandemi Covid-19.

Baca juga: Terawan Kembali Absen, Ini 5 Pertanyaan Najwa Shihab untuk Kursi Kosong: Anda Mengakui Kecolongan?

Ia menilai Menkes Terawan adalah pejabat publik yang paling tepat berbicara tentang pandemi yang turut melanda Indonesia.

"Tak ada yang lebih otoritatif selain menteri untuk membahasakan kebijakan-kebijakan itu kepada publik, termasuk soal penanganan pandemi," kata Najwa Shihab, Selasa (29/9/2020).

"Selama ini, penanganan pandemi terkesan terfragmentasi, tersebar ke berbagai institusi yang bersifat ad-hoc, sehingga informasinya terasa centang perenang," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Najwa Shihabkursi kosongTerawan Agus PutrantoJokowiInstagramDewan Pers
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved