Breaking News:

Terkini Nasional

Diminta Ali Ngabalin Supaya KAMI Segera Bentuk Partai, Eggi Sudjana: Statement yang Kurang Cerdas

Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin menyarankan supaya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bisa segera membentuk partai.

Youtube/Apa Kabar Indonesia tvOne
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin (kanan) dan Komisi Hukum dan HAM KAMI, Eggi Sudjana (kiri), dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Jumat (2/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menyarankan supaya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bisa segera membentuk partai.

Alasannya menurut Ali Ngabalin adalah supaya posisi ataupun keberadaan KAMI itu menjadi jelas.

Hal itu disampaikannya kepada Komisi Hukum dan HAM KAMI, Eggi Sudjana, dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Jumat (2/10/2020).

Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, hadir dan memberikan sambutan di hadapan ratusan peserta Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa Tengah di Alun-alun Kota Magelang, Jumat (18/9/2020).
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, hadir dan memberikan sambutan di hadapan ratusan peserta Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa Tengah di Alun-alun Kota Magelang, Jumat (18/9/2020). (TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri)

 Gatot Nurmantyo Bantah Tudingan Pangdam soal Ziarah di Kalibata Ada Deklarasi KAMI: Itu Bohong Besar

Acara yang Dihadiri Dapat Penolakan dan Selalu Dikaitkan dengan KAMI, Gatot: Emangnya Saya Teroris?

Dilansir TribunWow.com, dalam kesempatan itu, Ali Ngabalin juga mencontohkan nama-nama partai baru, seperti Partai Gelora bentukan dari Fahri Hamzah dan Anis Matta.

Termasuk yang terbaru adalah partai bentukan dari politikus senior Amien Rais, yakni Partai Ummat.

"Sebaiknya memang KAMI itu harus segera jadi partai aja deh, bikin aja partai enggak usah ragu-ragu, supaya lebih enak dan enggak usah malu-malu kucing," ujar Ali Ngabalin.

"Partai Gelora, Partai Ummat juga bisa, kenapa KAMI enggak bisa, supaya jelas, standing posisinya jelas," jelasnya.

Mendengar hal itu, Eggi Sudjana justru tidak membenarkan apa yang disampaikan oleh Ali Ngabalin.

Bahkan menurutnya, statemen tersebut dirasa kurang cerdas.

Dirinya menegaskan bahwa dari awal tidak ada tujuan dari KAMI untuk mengarah menjadi sebuah partai.

"Ini juga statement yang menurut saya kurang cerdas, karena tidak ada urusannya untuk bikin partai baru," tegas Eggi Sudjana.

"Kita ini di KAMI itu sudah banyak yang ikut partai. Saya sendiri punya partai, Partai Pemersatu Bangsa, ketua umum saya," ungkapnya.

Tegaskan KAMI Bukan Alat Buat Nyapres, Gatot Nurmantyo: Kalau Jadi Partai Politik, Saya Keluar

Eggi Sudjana lantas menjelaskan tujuan dari dibentuknya KAMI, yakni tidak lain untuk memberikan kontrol dan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.

Lebih tepatnya menurutnya adalah untuk menjalankan peran yang tidak dimiliki oleh partai politik.

Oleh karenanya, ia meminta supaya keberadaan KAMI tidak malah dianggap atau dijadikan sebagai penentang pemerintah.

"Ada beberapa kekosongan yang tidak bisa dimainkan oleh partai, lalu kita berperan untuk mengingatkan," katanya.

"Ini bangsa kita semua. Jangan kau merasa kau penguasa, kemudian kita rakyat, jadi berhadapan, justru rakyat harus diurus," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 10.20

Deklarator KAMI Gatot Nurmantyo: Emangnya Saya Teroris?

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mempertanyakan atas perlakukan yang ia dapat belakangan ini.

Menyandang sebagai deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot kerap sekali mendapatkan beberapa penolakan ketika menghadiri sebuah acara.

Terbaru yakni ketika Gatot menyambangi acara ziarah yang digelar oleh para purnawirawan TNI di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020).

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membantah tegas pernyataan dari Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman terkait acara ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020).
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membantah tegas pernyataan dari Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman terkait acara ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020). (Youtube/tvOneNews)

 Gatot Nurmantyo Bantah Tudingan Pangdam soal Ziarah di Kalibata Ada Deklarasi KAMI: Itu Bohong Besar

 Bukan Sekadar Ziarah, Pangdam Jaya Sebut Ada Alasan Lain Bubarkan Para Purnawirawan TNI soal KAMI

Dilansir TribunWow.com dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Kamis (1/10/2020), Gatot mulanya menanggapi soal munculnya anggapan yang menyebut bahwa dirinya bersama KAMI memiliki tujuan di Pilpres 2024 mendatang.

Menurutnya, anggapan-anggapan seperti itu muncul karena hanya dilihat dari sudut pandang seorang politikus.

Meski begitu dikatakannya tidak perlu juga sampai berlebihan, sampai melarang semua kegiatan yang diikutinya, termasuk sekadar berziarah dalam rangka menghormati jasa para pahlawan dan pendahulu.

"Bagi seorang politikus boleh saja beranggapan seperti itu," ujar Gatot.

"Tetapi kalau saya sebagai deklarator KAMI ke Taman Makam Pahlawan, kemudian ditolak, salah saya apa?" tanyanya.

Kondisi tersebut membuat Gatot bertanya-tanya dan merasa ada yang aneh.

Ia mengatakan bahwa dari segi protokol kesehatan, acara-acara yang diikuti, baik yang memang ada kaitannya dengan KAMI ataupun tidak, selalu menjaga protokol kesehatan.

Termasuk juga mengikuti aturan yang berlaku.

"Undang-undang apa yang saya langgar, walaupun saya mantan pangilma TNI kalau memang saya berkaitan dengan hukum, kenapa enggak proses hukum saja," kata Gatot.

"Apakah KAMI itu suatu barang yang terlarang, perbuatan-perbuatan yang tidak baik, atau melanggar hukum dan dilindungi oleh Undang-undang," tegasnya.

 Tegaskan KAMI Bukan Alat Buat Nyapres, Gatot Nurmantyo: Kalau Jadi Partai Politik, Saya Keluar

Lebih lanjut, Gatot lantas merasa cemas dengan perlakuan yang ia dapatkan dan seakan kehilangan haknya sebagai warga negara, khususnya hak kebebasan berpendapat.

Padahal ia mengaku bukanlah orang yang membahayakan untuk Republik ini, seperti halnya teroris.

"Lalu kalau saya berziarah, nanti saya ke perkawinan takut orang undang saya, dikiranya untuk KAMI," ungkapnya.

"Ke restoran nanti saya enggak boleh, emangnya saya teroris, kan bukan, saya warga negara biasa. Apanya yang ditakuti dari saya?" pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 12.40

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Ali NgabalinEggi SudjanaKoalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)KAMIGatot Nurmantyo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved