Virus Corona
10 Hari sebelum Positif Covid-19, Menag Fachrul Razi Ikut Rapat di Istana: Saat Itu Swab Negatif
Menteri Agama Fachrul Razi diketahui sempat mengikuti rapat di Istana Negara pada 7 September 2020.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Setelah muncul kabar Menag positif Covid-19, jadwal swab test terhadap kepala negara dan jajarannya akan dipercepat.
Adapun Staf Khusus Menteri Agama Kevin Haikal menyampaikan perkembangan terkini Fachrul Razi setelah menjalani isolasi.
"Alhamdulillah, terhitung dari tanggal 17 September ketika kita pertama kali mengetahui beliau positif, hingga hari ini alhamdulillah beliau masih baik," ungkap Kevin Haikal, dalam tayangan Metro TV, Senin.
"Hanya ada beberapa gejala, mungkin hanya demam saja, tidak ada gejala yang bagaimana," tambah dia.
Kevin menyebutkan kondisi Fachrul Razi kini semakin membaik.
Selain itu, sejumlah jajaran di Kementerian Agama yang pernah berinteraksi dengan Fachrul telah menjalani swab test dan hasilnya negatif.
"Alhamdulillah kami beserta jajaran lainnya negatif," kata Kevin.
Simak videonya:
Vaksin Corona Merah Putih Siap DIproduksi 2021
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan perkembangan pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Covid-19 atau Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, menurut Bambang, saat ini pengembangan vaksin Merah Putih sudah mencapai 50 persen dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun ini.
Hal itu diungkapkan dalam keterangan pers seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Rabu (9/5/2020), dikutip dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden.
• Jokowi Sebut 20-30 Juta Vaksin Covid-19 Masuk Indonesia Akhir Tahun: Kita Rebutan, Berlomba-Lomba
Dalam kesempatan itu, Bambang mengatakan nantinya pada akhir tahun jika memang pengembangannya sudah selesai 100 persen akan lebih dulu diuji coba pada hewan.
Setelah itu barulah akan diserahkan kepada PT Bio Farma selaku perusahaan yang akan memproduksi vaksin tersebut.
Namun dikatakannya vaksin ini masih tetap harus melewati uji klinis untuk memastikan aman di tubuh manusia.
"Saat ini prosesnya sudah mencapai 50 persen dari tugas lembaga Eijkman mengembangkan bibit vaksin itu di laboratorium," ujar Bambang.
