Breaking News:

Terkini Nasional

Sebut Peran Ahok Dibutuhkan di BUMN, Refly Harun: Paling Tidak sebagai Pengerem Laju Erick Thohir

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menilai Kementerian Badan Usaha Milik Negara membutuhkan sosok seperti Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

Youtube/Refly Harun
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun buka suara memberikan pandangannya terkait sikap dari Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok terhadap Kementerian BUMN, dalam tayangan Youtube pribadinya, Refly Harun, Rabu (16/9/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menilai Kementerian Badan Usaha Milik Negara membutuhkan sosok seperti Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

Refly Harun menilai keberadaan Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina dinilai akan menjadi pengontrol, tidak hanya di Pertamina melainkan juga BUMN secara umum.

Hal itu diungkapkan dalam tayangan Youtube pribadinya, Refly Harun, Sabtu (19/9/2020).

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan fakta tentang BUMN, diunggah Senin (14/9/2020).
Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan fakta tentang BUMN, diunggah Senin (14/9/2020). (Capture YouTube POIN)

Minta Ahok Tidak One Man Show soal Pertamina, Deddy Sitorus: Salah Besar Teriak-teriak ke Publik

Deddy Sitorus Ungkap 3 Dampak Buruk di Pertamina setelah Kegaduhan Ahok: Blocking-blocking Baru

Bahkan tidak hanya itu, Refly Harun juga mengatakan bahwa keberadaan Ahok akan menjadi penghalang atau setidaknya penghambat bagi Menteri BUMN, Erick Thohir jika yang bersangkutan memang memiliki tujuan lain.

Menurutnya, hanya Ahok lah yang berani untuk menentang atau mengkritik BUMN, apalagi sampai membongkarnya ke publik.

"Saya juga tidak yakin berlanjut, tapi paling tidak Ahok diperlukan sebagai pengerem laju Erick Thohir," ujar Refly Harun.

"Jangan-jangan memang sengaja dipasang karena terkesan kan tidak ada seorangpun di BUMN yang berani membantah menterinya," imbuhnya.

"Karena kalau berani membantah menteri, maka reshuflle."

Refly Harun lantas menyinggung soal statement dari Erick Thohir di awal kepemimpinannya sebagai menteri BUMN, yakni dikatakan tidak segan untuk memecat siapapun yang banyak berkomentar dan tidak sejalan dengan dirinya.

Meski begitu, ia meyakini bahwa Erick Thohir tidak akan berani melakukan keputusan tersebut kepada Ahok.

Karena menurut Refly Harun bahwa Ahok tidak kalah kuatnya dengan Erick Thohir yang sama-sama memiliki hubungan dekat dengan orang penting nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Refly Harun Sebut Ahok Terlalu Umbar Rumah Tangga Pertamina, Singgung Kondisi Khusus: Tidak Etis

"Karena Erick Thohir sendiri pernah mengatakan dia tidak mau orang yang banyak komentar, kalau mau berkomentar ya di dalam, jangan keluar," kata Refly Harun.

"Sekarang masalahnya ada Ahok yang berani komentar keluar, berani enggak Erick Thohir menggeser dia?" tanyanya.

"Pasti enggak akan berani."

Oleh karenanya, mantan Komisaris Utama PT Pelindo itu menilai kenyataan tersebutlah yang terjadi di dalam kepemimpinan di BUMN.

Dampaknya menjadi jauh dari sifat profesional.

"Itulah susahnya kalau kita menggantungkan diri pada kekuasaan, sehingga bekerja tidak bisa profesional," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 4.45

Refly Harun Yakini Ada Penunggang Gelap di Pertamina: 'Mafia Migas'

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok kembali menjadi sorotan setelah membongkar kebobrokan perusahaan yang dipimpin.

Banyak pihak yang justru mempersoalkan sikap dari Ahok tersebut, selain karena tidak dinilai etis juga seharusnya bisa langsung menyelesaikannya di internal.

Satu di antaranya disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun melalui kanal Youtube miliknya, Refly Harun, Jumat (18/9/2020).

 Dahlan Iskan Angkat Bicara soal Geger Ahok Minta BUMN Dibubarkan: Itu Bukan Pemikiran Baru

Dalam kesempatan itu, Refly Harun sedikit menyayangkan apa yang dilakukan oleh Ahok, meski niat sebenarnya adalah baik.

Meski begitu, lantaran sudah dibuka, Refly Harun meminta kepada Ahok untuk bisa segera menyelesaikan persoalan tersebut, termasuk juga persoalan lainnya di Pertamina.

Refly Harun kemudian menyakini bahwa terdapat para penunggang gelap di perusahaan-perusahaan pelat merah, tidak terkecuali perusahaan besar seperti Pertamina.

Disebutnya bahwa para penunggang gelap itulah yang menjadi parasit di perusahaan BUMN, lantaran hanya untuk mencari keuntungan besar.

"Yang kedua, jangan mengandaikan bahwa perusahaan seperti Pertamina tidak ada free riders-nya, penumpang gelapnya," ujar Refly Harun.

"Ini juga perlu dicatat. Penumpang gelap itu bisa siapa saja, bisa pengusaha yang sangat powerfull, yang namanya pernah beredar dalam pilpres, misalnya," jelasnya.

"Di mana kerjanya itu mencari keuntungan yang besar dari impor minyak. Dari Singapura misalnya, untuk kebutuhan dalam negeri," lanjutnya.

 Titip Masalah Ahok ke Arya Sinulingga, Said Didu: Kalau Enggak Kuat Keluar dari Pertamina

Meski tidak menyebutkan nama-nama penunggang gelap, Refly Harun menyebut ada kemungkinan adalah mereka yang memiliki hubungan dekat dengan penguasa atau pemerintah.

"Atau mungkin dari orang-orang yang berkuasa di inner circle kekuasaan," kata Refly Harun.

"Yang seperti ini juga untouchable, makanya orang mengatakan 'mafia migas'," ungkapnya.

"Orang yang tidak tersentuh ini harus diteriaki," tegasnya.

Lebih lanjut, mantan Komisaris Utama PT Pelindo ini juga menyadari bahwa tidak akan mudah tentunya untuk menghilangkan para penunggang gelap yang justru akan merugikan BUMN itu sendiri.

"Masalahnya, belum tentu efektif. Kalau kita diam-diam kepada presiden, diam-diam kepada menteri BUMN, karena ya, jangan-jangan mereka yang kita katakan sebagai mafia migas itu adalah para cukong pemilu," kata Refly.

"Mereka yang membiayai kegiatan pemilu di seluruh Indonesia ini," jelasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 8.40

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
AhokRefly HarunBUMNBasuki Tjahaja PurnamaPertaminaErick Thohir
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved