Breaking News:

Terkini Nasional

Akibat Pertamina Merugi dan Viral Kritik di Medsos, Ahok Bakal Dicopot? Ini Jawaban Erick Thohir

Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan reaksi Kementerian BUMN atas kritik Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Instagram @basukibtp
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan reaksi Kementerian BUMN atas kritik Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan reaksi Kementerian BUMN atas kritik Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Indonesia Business Forum di TvOne, Rabu (16/9/2020).

Diketahui viral di media sosial kritik Ahok terkait kinerja internal dalam BUMN, terutama Pertamina.

Ilustrasi SPBU Pertamina.
Ilustrasi SPBU Pertamina. (KOMPAS/HERU SRI KUMORO)

Ditanya soal Izin dari Erick Thohir terkait Kritik Ahok, Arya Sinulingga Tertawa: Mancingnya Jago

Namun Ahok justru mendapat kritik balik, mengingat Pertamina baru saja merugi sebesar Rp11 triliun dalam masa pandemi Virus Corona.

Awalnya Arya Sinulingga menjelaskan penyebab kerugian tersebut adalah hal yang wajar.

"Kita ini masalah Corona mau enggak mau ada penurunan konsumsi. Penurunan konsumsi jadi persoalan utama kita," papar Arya Sinulingga.

"Sementara sisi lain, ketika kemarin dibeli minyak-minyak kita yang impor itu dibelinya dengan harga yang lama, masih tinggi," lanjut dia.

Sementara pasokan terus bertambah, stok minyak tidak kunjung berkurang.

"Kemudian gudang sudah penuh. Jadi ketika konsumsi masih turun, gudang masih terisi terus," terang Arya.

Selain itu diketahu harga minyak dunia juga anjlok.

Sebut Ahok Head to head dengan Erick Thohir soal BUMN, Refly Harun: Cantolannya Sama-sama Presiden

Ia menuturkan hal yang sama terjadi di Pertamina dan memengaruhi keuntungannya.

"Susahnya kita mau beli enggak ada gudang, enggak ada tempat penyimpanan minyaknya. Ini yang memengaruhi pendapatan Pertamina," jelas Arya.

Arya menuturkan Menteri BUMN Erick Thohir memahami hal tersebut dan tidak menyalahkan Ahok selaku Komisaris Utama (Komut).

"Pak Menteri mengatakan bahwa beliau memaklumi, bahwa ini Pertamina mengalami kerugian Rp11 triliun, memaklumi banget," papar Arya.

Ketika sempat santer beredar wacana Ahok akan diganti, Arya segera membantah hal tersebut.

Ia menyebutkan justru Erick Thohir tengah mendukung Pertamina agar dapat untung kembali.

"Makanya ketika ditanya, 'Apakah Komut akan dicopot atau Dirut akan dicopot?'," singgung Staf Khusus tersebut.

"Pak Menteri bilang, 'Enggak, enggak ada copot-copot'. Pak Erick tahu ini problem utama mereka, maka harus di-support betul," tegasnya.

Lihat videonya mulai menit 4:40

Refly Harun Sebut Ahok Head to head dengan Erick Thohir soal BUMN

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun buka suara memberikan pandangannya terkait sikap dari Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok terhadap Kementerian BUMN.

Tidak hanya menyoroti internal Pertamina, Ahok juga meminta atau mengusulkan supaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara itu lebih baik dibubarkan.

Dilansir TribunWow.com dalam tayangan YouTube pribadinya Refly Harun, Rabu (16/9/2020), dirinya menilai sikap dari Ahok cukup berani.

 Respons Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga soal Kritikan Ahok: Itu Urusan Internalnya Pertamina

Dalam kesempatan itu, Refly Harun pun menyinggung Menteri BUMN, Erick Thohir.

Dikatakannya bahwa Ahok seakan menghadapi seorang Erick Thohir.

Menurut Refly Harun, keduanya memiliki kedudukan yang sama kuat lantaran sama-sama memiliki cantolan di pemerintah, lebih tepatnya langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Bahkan Ahok mengusulkan agar Kementerian BUMN dibubarkan," ujar Refly Harun.

"Wah ini mau head to head sama Erick Thohir."

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun buka suara memberikan pandangannya terkait sikap dari Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok terhadap Kementerian BUMN, dalam tayangan Youtube pribadinya, Refly Harun, Rabu (16/9/2020).
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun buka suara memberikan pandangannya terkait sikap dari Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok terhadap Kementerian BUMN, dalam tayangan Youtube pribadinya, Refly Harun, Rabu (16/9/2020). (Youtube/Refly Harun)

"Head to head sama Erick Thohir pun Ahok masih percaya diri karena cantolannya sama-sama presiden,"  katanya.

Meski status Ahok di BUMN berada di bawah Erick Thohir, Refly Harun menilai bahwa suami dari Puput Nastiti Devi itu tetap lebih dekat dengan Jokowi.

Hal itu terbukti setelah Ahok sempat bekerja sama memimpin DKI Jakarta pada tahun 2012.

"Hanya Ahok kan punya sejarah yang lebih panjang ketika sama-sama menjabat di Kantor Gubernur DKI sebagai wakil gubernur dan kemudian gubernur," ungkap Refly Harun.

"Lumayan kerja sama dari 2012 sampai 2014 menjelang pilpres, jadi paling tidak ada chemistry di sana," jelasnya.

 Ahok Kesal Pertamina Ingin Akuisisi Blok Migas di Luar Negeri padahal Masih Punya Banyak Utang

Refly Harun menilai kedekatan antara Ahok dengan Jokowi tidak perlu diragukan lagi.

Menurutnya, menjabatnya Ahok sebagai Komut Pertamina tidak terlepas dari peran Jokowi.

Terlepas Ahok merupakan seorang narapidana.

"Terbukti ketika Ahok keluar dari masa penahananya, lembaga pemasyarakatan, langsung diangkat sebagai komisaris utama Pertamina," katanya.

Oleh karenanya, mantan Komisaris Utama PT Pelindo itu mempertanyakan keprofesionalan dari para pejabat BUMN.

"Jadi saya pribadi demen juga dengan pernyataan-pernyataan Ahok ini, ya itulah masalah di BUMN kita, profesionalisme."

"Jadi kalau kita bicara tentang tiga level kepengurusan BUMN, level pemegang saham melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) lalu level dewan komisaris dan dewan direksi," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
BUMNPertaminaErick ThohirAhokArya Sinulingga
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved